Mayang terpaksa harus menikah dengan Randi. Ia di jodohkan oleh ibu tiri nya pada pria arogan dan tempramen itu, demi bisa melunasi hutang kakak tiri nya bernama Sonya pada Randi.
Mayang menempati rumah orang tua Randi dan satu rumah dengan mertua juga kakak ipar nya yang sudah menikah.
Selama ini Mayang selalu di perlakukan semena-mena oleh suami dan keluarga suaminya. Kecuali Rion yang merupakan suami Lia, kakak ipar Randi.
"Mayang, kenapa kamu tidur di teras? Ayo masuk, disini dingin. Apa Randi yang melakukan ini?" ajak Rion, yang baru pulang dari bekerja. Ia terkejut melihat Mayang yang tidur meringkuk diatas lantai teras.
Mayang yang kaget mendengar suara bariton milik kakak iparnya langsung duduk dan menunduk malu. "Nggak papa mas! Aku takut mas Randi akan memarahiku, jika aku memaksa masuk dan tidur di dalam."
"Keterlaluan sekali Randi, bisa-bisa nya menyuruh istrinya tidur di luar, padahal di luar hujan deras." Rion menggertakkan rahangnya hingga menegas.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy kirana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16
Diluar gedung.
Anak buah Randi yang memata-matai Rion sedang menghubungi Randi. Mereka akan memberitahukan pada Randi, jika mereka melihat Mayang mendatangi firma hukum Rion.
Randi yang mendengar pengaduan dari anak buahnya menyeringai, lalu gegas meninggalkan ruangannya. Ia akan menangkap basah sendiri pasangan selingkuh itu.
Dengan begitu, ia bisa mengambil keuntungan dari kasus perceraiannya. Ia akan menggugat Mayang dengan tuduhan perselingkuhan. Sehingga ia bisa menguasai semua saham perusahaan Panorama Corporation yang Mayang miliki. Sebagai kompensasi setelah menjadi suami yang di selingkuhi.
Ia juga meminta kakaknya melakukan hal yang sama, untuk menggugat Rion atas tuduhan perselingkuhan, dan bisa mendapatkan harta gono gini yang melimpah. Atau bisa memeras Rion agar tuduhan perselingkuhan itu tidak menyebar.
Sesampainya di depan kantor Rion, Randi langsung bertemu dengan sang kakak.
"Kakak siap?" tanya Randi.
"Sangat siap!" jawab Ranti penuh keyakinan.
"Kalau begitu kita langsung masuk saja." kata Randi. Ranti mengangguk paham, mereka berjalan beriringan menuju lobby kantor dan langsung mendekati meja resepsionis.
"Mbak, ruangan pak Rion di lantai berapa ya?" tanya Randi dengan wajah ramah.
Resepsionis itu menatap mereka berdua dengan kening berkerut. "Apa sudah membuat janji sebelumnya dengan tuan Rion?"
"Tidak perlu mbak, saya istrinya. Mau kasih kejutan buat suami saya. Hari ini ulang tahun." Bohong Ranti, dengan menunjukan kue tart yang ia bawa di tangannya.
Resepsionis tersebut tersenyum ramah. "Oh! Ruangannya ada di lantai 6 nyonya."
"Baiklah! Ayo Ran!" ucap Ranti. Tanpa mengucapkan kata terimakasih, Randi dan Ranti langsung meninggalkan meja resepsionis menuju lift.
Hati Ranti bergemuruh mengetahui Rion mendirikan firma hukum dengan interior gedung yang mewah. Meskipun gedung itu hanya 6 lantai, namun kesan mewah sangat kentara. Ranti sangat mengetahui selera Rion tidak semewah ini. Ia yakin, jika gedung ini dibuat karena desain dari Mayang.
Tangan Ranti mengepal kuat menyalurkan rasa kesalnya. Jika Rion masih suaminya, tentu saja ia yang akan menikmati kemewahan ini, bukan Mayang.
Mereka masuk kedalam lift setelah pintu lift terbuka, menekan tombol angka 6 dimana ruangan Rion berada.
Tak butuh waktu lama, akhirnya mereka sampai di gedung lantai 6. Keluar dari lift dan bertanya pada karyawan lain dimana ruangan Rion. Setelah mengetahuinya, mereka langsung menuju ke ruangan milik Rion.
Tanpa permisi, Ranti dan Randy membuka pintu ruangan Rion berharap melihat Mayang dan Rion sedang berbuat mesum.
Brak!
Rion dan Lutfi yang sedang membahas pekerjaan perusahaan sang papa langsung berjingkat kaget mendengar pintu di buka paksa.
Mereka menatap Randi dan Ranti dengan wajah kesal.
"Apa-apaan kalian ini?" ucap Rion kesal. Lantas bangkit dan mendekati mantan istri dan iparnya.
Sementara Randy dan Ranti susah payah meneguk ludah karena mendapat tatapan tajam dari Rion dan Lutfi.
"Kak,,,"
"Ada apa? Kalian ini memang tidak punya sopan santun. Aku sedang membahas pekerjaan dengan abangku." Rion memutus ucapan Randy yang akan membuat alasan.
"Mas! Aku mau antar kue ini." kata Ranti dengan gugup. Ia mengangkat tangannya yang menenteng boks kue.
"Kue? Kue apa? Aku tidak suka kue. Katakan yang sebenarnya, ada apa kalian datang ke kantorku dan membuat kerusuhan."
Mata Rion menatap mereka berdua dengan tajam. Sementara Lutfi duduk di sofa dengan diam dan memperhatikan mereka bertiga. Lufti sudah mengetahui perceraian antara Rion dan Ranti, orang tuanya sudah bercerita jika saat ini Rion sedang menjalin hubungan dengan mantan istri adik iparnya.
Lutfi sama sekali tidak ingin ikut campur, ia hanya diam melihat Rion dan mantan istrinya berdebat.
"Aku tau kau berselingkuh dengan Mayang kan! Makanya kamu menceraikan aku." ucap Ranti dengan ekspresi di buat menyedihkan. Berharap Lutfi iba.
Sejak masuk ke dalam ruangan, tensinya langsung tertuju pada mantan kakak iparnya yang terlihat lebih tampan dan berwibawa dari Rion. Ia berusaha membangun empati di hati Lutfi, dengan memasang wajah memelas.
Ia berharap Lutfi berminat padanya. Karena mengetahui Lutfi memegang perusahaan milik ayahnya. Pasti memiliki harta yang lebih melimpah dari Rion.
"Kita sudah bercerai, apapun yang aku lakukan itu bukan urusanmu." jawab Rion kesal.
"Tapi kakak berselingkuh dengan Mayang, lalu membawa kabur Mayang, kakak juga yang membantu Mayang menggugatku bukan." kali ini Randy berbicara. Meluapkan kekesalan dihatinya.
"Kalau iya memang kenapa? Mayang sudah tidak ingin bersamamu lagi."
"Itu pasti kakak yang sudah mencuci otaknya kan."
"Aku tidak mencuci otaknya, aku hanya mengatakan jika dirinya berhak bahagia. Dan aku berjanji akan membahagiakannya jika dia bersedia bercerai darimu." ungkap Rion.
"Brengsek!" Randi menarik kerah kemeja Rion dengan penuh emosi dan akan melayangkan tinjuan ke wajah Rion.
Namun Lutfi dengan sigap menahan kepalan tangan Randi.
Randi yang merasakan tangannya di cengkram, menoleh kesamping. Dan langsung mendapatkan tatapan tajam dari Lutfi.
"Jangan pernah berani bermain tangan dengan keluargaku." ucap Lutfi dengan suara dingin. Ia menarik dengan kuat tangan Randi dan mendorong tubuh Randi dengan kuat, hingga hampir tersungkur di atas lantai.
Ranti yang melihat sang adik hampir terjatuh, langsung membantunya. "Kamu nggak papa?" tanyanya.
Dengan wajah penuh emosi, dan rahang mengeras, Randi menggelengkan kepalanya.
"Aku akan merebut kembali Mayang dari mu." ucap Randi dengan mata membulat tajam.
Rion menyeringai dengan percaya diri. "Silahkan!" ucap Rion dengan menggedikan bahunya.
"Bahkan bayanganmu saja tidak akan aku biarkan menyentuhnya lagi." Lanjut Rion.
"Keluar sekarang! Dan jangan pernah berharap bisa mendekati Mayang. Jika aku mendapatkan laporan kalian mengusik kembali wanita itu, kalian akan berhadapan denganku." bentak Lutfi dengan suara menggelegar.
Mendengar Lutfi juga ikut melindungi Mayang, membuat dada Ranti memanas, rasanya otaknya mendidih dan ingin sekali menghajar wanita itu.
"Dasar wanita b*nal, kau menggoda Rion juga Lutfi." Ucap Ranti dalam hati. Kedua tangannya mengepal kuat.
"Aku tidak perduli, memangnya siapa kau?" jawab Randi pongah.
Lutfi menyeringai dan mendorong bahu Randi dengan telunjuknya.
"Jangankan menghancurkanmu. Menghancurkan keluargamu sangat mudah bagiku. Aku akan tunjukan padamu siapa diriku, tunggu 24 jam dari sekarang. Kalian akan mendapatkan kabar bagus dari ayah kalian."
"Apa maksudmu?" Tanya Randi penuh tanya. Ia masih tidak mengerti dengan maksud Lutfi.
Namun Lutfi hanya menggedikan bahunya dan berbalik badan. "Pergi sekarang dari sini, atau aku panggilkan security." ucapnya lagi.
Rion juga kembali duduk di sofa, tidak ingin lagi menatap mantan istri dan adik iparnya. Untung saja ia mengajak Mayang ke ruang istirahatnya. Sehingga mereka tidak menemukan Mayang disini.