Perjalanan kisah dari anak Patriak Klan Ning yang bernama Ning Wie dalam menempuh kultivasi menjadi kultivator terhebat di Kerajaan Jing di benua Biru.
Di bantu dengan dua Spirit yang telah menjadi patnernya yaitu Spirit Pheonix Api dan Spirit Pheonix Es yang tinggal di lautan Spiritualnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon wiwiek, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chap 18
Setelah tiga putaran, cahaya yang menyelimuti keduanya kemudian perlahan-lahan mulai sekaras dan seimbang sampai akhirnya berkelip. Pada saat itulah kedua mata saling beradu pandang baik itu Ning Wie mau pun Burung Es.
Selanjut nya Bocah cilik anak Patriak Klan Ning itu tersenyum gembira sambil memperlihatkan deretan gigi putihnya. Dan di saat itulah burung Pheonix Es itu langsung melesat cepat masuk menuju aliran Spiritual dari Ning Wie yang terbuka.
WHUUUUS
AUUHHH AAUHHH
Bersamaan dengan itu Ning Wie mulai berteriak - teriak menjerit kesakitan. Tubuh bocah kecil itu bergetar hebat. Darahnya mendidih, tulangnya terasa tembeku. Organ dalamnya seperti di sayat- sayat. Keringat dingin keluar bersamaan dengan darah dari pori -pori tubuhnya. Ototnya menegang dan mengeras kaku.
Rasa sakit yang sedang di alami Ning Wie ini begitu teramat sangat menyiksa. Rasa sakitnya melebihi rasa sakit yang di alami saat penyatuan dengan Pheonix Api Merah.
Tapi Ning Wie berusaha untuk tetap sadar. Ia harus bisa dan sanggup bertahan agar bisa menjadi kuat. Karena Ning Wie tahu, rasa sakit ini sangat sebanding dengan hasil yang bakal dia dapatkan.
Aliran spiritual Ning Wie seolah- olah terbelah saat Pheonix Es itu mulai menembusnya. Begitu Pheonix Es sudah pada jalurnya. Secara otomatis rasa sakit yang di rasa dan alami Ning Wie sedikit mulai berkurang.
Tidak sampai dari satu jam, Spirit burung Pheonix es itu akhirnya berada di lautan spiritual Ning Wie. Keduanya kini telah berhasil menyatu. Sebuah segel bundar kecil dengan tulisan hexagram telah terbentuk di dalam Inti jiwa Ning Wie dan juga Burung Es. Sebuah kontrak telah terjalin dan mengikat keduanya, menjadi tuan dan budak.
Saat itu juga energi Qi mulai mengalir deras membanjir dengan cepat pada seluruh meridian menuju dantian hingga...
BOOOM
BOOOM
Terjadi ledakan terendam dua kali dalam tubuh kecil Ning Wie. Bocah cilik generasi muda Klan Ning itu telah menembus tahap atau ranah ke dua dalam jalan kultivasi. Sekarang kultivasi putri tunggal Patriak Ning Bing itu adalah Body Tingkat Bumi.
Elemen api dan elemen es dalam tubuh Ning Wie mulai saling menjalin dengan cara membelit dan mengikat menjadi padu yang seimbang dan selaras. Ukuran dantian Ning Wie kini telah bertambah menjadi lebih besar. Dan lautan spiritual bocah cilik itu juga meningkat menjadi lebih luas dua kalinya.
"Haha... Selamat datang saudari!" Ucap Pheonix Api Merah pada Pheonix Es ketika tiba di lautan spiritual Chan Shio Yi. " Aku tidak sendirian dan kesepian di sini ada teman yang bakal menemani."
"Emm..." Itulah jawaban yang di berikan Pheonix Es pada penghuni pertama dan yang menjadi seniornya di lautan spiritual Ning Wie.
Sedangkan Pheonix Api tidak puas dengan jawaban yang di berikan juniornya itu. Masa sambutannya yang hangatnya hanya mendapat tanggapan begitu saja. Ia melotot pada Pheonix Es. " Ck, kamu bisu hingga tidak bicara.... Dasar Pheonix Es memang angkuh. Huh.. Sangat menyebalkan!"
"Berani ya kamu ngatain aku bisu. Ck, terserah aku mau bicara apa tidak? Ihh... Dasar Pheonix api memang sangat cerewet."
Ning Wie yang mendengar perdebatan ke dua Spirit Pheonix miliknya di dalam pikirannya hanya bisa menghela nafas. Dia tidak tahu apakah kedua jenis macam Pheonix itu bakal bisa cocok dan akur.
Tetapi Ning Wie juga tahu dan faham, tidak bisa membiarkan mereka berdua terus- terusan bertengkar. Kalau di biarkan bisa bisa dirinya sakit kepala karena nya.
"Api dan Es bisa tidak kalian diam. Suara kalian membuat kepalaku pusing. Berisik tahu!" Tegur Ning Wie kepada Pheonix Api dan Pheonix Es.
Kedua Spirit itu mendengar teguran dari tuannya walau pun Ning Wie berbicara menggunakan mulutnya tidak menggunakan pikirannya untuk berkomunikasi dengan mereka.
"Dia itu yang duluan." Ucap Pheonix Api bersamaan dengan Pheonix Es saling melempar tuduhan tidak ada yang mau mengalah.
"Haiii bukan aku tapi kamu!" Pheonix Api tidak terima di salahkan oleh Pheonix Es.
"Enak saja aku! Kamu itu yang duluan! Ngaku..." Ucap Pheonix Es tidak mau di kambing hitamkan sebagai biang kerok oleh Pheonix api
"DIAM! " Bentak Ning Wie pada kedua Spirit Pheonix nya. " Ihh... Kalian berdua bukannya membuatku senang, tenang dan nyaman tapi justru membuat aku resah saja. Ehh...Aku tidak mau tahu ya, mulai detik ini kamu Es dan kamu Api tidak boleh bertengkar, harus akur dan rukun karena kalian berdua sekarang ini bersaudara.'
" Baik!" Ucap Pheonix Api dan Es bersamaan. Kedua Spirit tidak berani membantah tuannya.
Ning Wie yang dalam posisi lotus itu mulai membuka mata dan merenggangkan badannya. Bocah cilik itu memeriksa tubuhnya. Ia pun tersenyum lebar saat menyadari peningkatan yang telah di raihnya.
"Haha.. Ini benar -benar di luar dugaan. Aku kini sudah berada di tahap ke dua Body Tingat Bumi. Ahh... Ning Wieee, kau memang luar biasa , menakjubkan. Aih...membuat orang jadi iri saja."
Setelah berpuas diri membanggakan dirinya sendiri. Bocah itu baru menyadari kalau dirinya tidak di transportasi juga dari Alam Spirilam setelah selesai penyatuan nya untuk yang ke dua kalinya.
Ning Wie benar- benar tidak tahu dan mengerti bagaimana hal itu bisa terjadi pada dirinya. Dan apakah kejadian seperti ini juga terjadi kepada peserta yang lainnya. Tapi satu hal yang dia tahu pasti, tidak ada manusia yang bisa tinggal atau bertahan lama ada di alam Spirilam. Manusia memiliki batasan untuk tinggal selebihnya akan tertransportasi dengan paksa.
Ning Wie langsung berdiri, melangkahkan kakinya mulai menyusuri area gua es. Ia ingin menikmati sejenak keindahan gua itu sekaligus juga mencari jalan keluar. Karena Ning Wie yakin kalau Badai Salju telah berhenti. Apa lagi dia sadar sudah cukup lama berada di dalam gua es.
*********
Pelataran Paviliun Spirit
Suasana kelompok Klan Ning agak suram. Sejak Ning Wie tidak ada di dalam tampilan layar Formasi Virsus dan tidak muncul - muncul juga di aula Paviliun Spirit. Apa lagi jawaban dari petugas Paviliun membuat mereka semua semakin kuatir dan ketakutan karena petugas mengatakan bahwa tidak terjadi kerusakan dengan formasi transportasi.
Walau sudah ada beberapa kandidat generasi muda telah berhasil menjadi kultivator tapi wajah - wajah para pemimpin utama Klan Ning masih saja menunjukkan raut kegelisahan. Seolah kabar gembira itu tertelan oleh kabut kecemasan.
Meskipun hati dilanda gundah gulana tetapi pandangan masihlah fokus ke layar melihat aksi dari generasi Klan yang saat ini sedang berjuang. Apa lagi pandangan dari Ketua Agung Ning Long yang melotot. Sedangkan istrinya meremas- remas kedua tangannya karena gemes.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...