Tampan, mapan dan populer rupanya tidak cukup bagi sebagian perempuan. Vijendra sendiri yang menjadi objek dari ketidak syukuran pacarnya, atau mungkin bisa disebut mantan pacar. Ia memilih mengakhiri semuanya saat mendapati perempuan yang ia kasihi selama 3 tahun lamanya sedang beradu kasih dengan laki-laki lain.
Cantik, berprestasi dan setia juga sepertinya bukan hal besar bagi sebagian laki-laki. Alegria harus merasakan sakitnya diputuskan sepihak tanpa tahu salahnya dimana.
Semesta rupanya punya cara sendiri untuk menyatukan dua makhluk yang menjadi korban ketidak syukuran hingga mereka sepakat untuk menjadi TEMAN BAHAGIA.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon firefly99, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
29. Nobar
"Sayang, ini gelang dari papa Jeje. Mama juga pakai, kita jadinya couple." beo Alegria sambil memakaikan gelang pada lengan Aileen. Ia baru saja selesai memandikan dan juga memakaikan baju anaknya. Anaknya sekarang sudah bisa mengenakan baju-baju lucu, bukan lagi baju-baju hangat seperti kemarin-kemarin. Ia lalu memotret lengan mereka yang sudah sama-sama memakai gelang.
"Yok ah, kita ke bawah. Sepertinya orang-orang sudah pada bangun." ajak Alegria pada anaknya. Ia menggendongnya dengan sangat hati-hati.
"Wuihh bau minyak telon. Harum sekali." Aldric segera menyambut cucunya dan mengambilnya dari gendongan Alegria.
Jadilah Alegria memilih ke taman saja, dimana beberapa orang lainnya sedang makan rujak.
"Eh sudah bangun? Tadi mau ibu bangunkan, tapi takutnya masih tidur." sambut Ale pada anaknya.
"Sudah bangun ibuku yang cantik." jawabnya lalu mengambil posisi di sebelah Gina.
"Gelangnya cantik bener." puji Gina saat Alegria mengambil potongan buah lalu mencocolnya ke dalam sambel rujak.
"Dari siapa hayoo?" goda Salwa.
Alegria pura-pura tidak dengar, malah melanjutkan kunyahan nya.
"Dari pemain bola itu lah. Benar gak dek Yaya?" rupanya Silvia tidak mau ketinggalan menggoda Alegria.
"Kalian ini, anaknya lagi makan itu, nanti keselek." Ale melerai.
"Tapi beneran Yaya sama pemain bola itu?" tanya istrinya Aisar.
"Iyaaa, Ainun. Dia tampan, tinggi, mapan juga. Asset negara pula." jawab Gina.
"Gak jadi ibu per*sit lagi dong, nak?"
Alegria menggelengkan kepalanya. "Kami putus sebelum Yaya KKN, Tante Ai. Mungkin masanya memang sampai disana saja, tidak untuk menjadi teman hidup." jawabnya.
"Ya nggak apa-apa, asalkan Yaya bahagia. Dengan siapapun tidak masalah, selagi dia lelaki yang bertanggung jawab. Tante siap mengawal mama Yaya dan pemain bola itu." seru Ainun.
Hal itu mengundang tawa yang lainnya.
"Tante mah berpikir nya kejauhan. Aku mah apa atuh, cuma remahan rengginang." beo Alegria.
Tak!
Kening Alegria menjadi sasaran kegemasan Salwa. "Kamu ngomong apa tadi? Gak ada yah remahan rengginang. Nyaris tiap pekan mami bawa kamu perawatan biar gak jadi remahan rengginang. Kamu itu kalau lebih percaya diri, bisa mengalahkan artis itu." cerocos nya.
"Ibuu, mami nih." adu Alegria pada ibunya.
Ale menggelengkan kepalanya heran. "Doakan yang terbaik untuk Yaya kita. Semoga kedepannya selalu didatangi hal-hal baik." pintanya.
"Pasti itu " ujar yang lain.
Sementara di teras, para laki-laki sedang menonton permainan catur. Alden melawan Aisar. Aileen masih dalam pangkuan opanya, Airlangga. Ia begitu anteng sambil mengemut jempolnya.
"Cucunya papi Aldric." sesekali Aldric menoel pipi cucunya.
"Kak, kalau di Cakrawala nanti, Aileen aku bawa tinggal di rumah saja yah." pinta Alaric.
"Enak saja, ke Trinzall lah." Aisar tidak mau kalah, padahal ia kini tengah bermain catur.
✨✨✨
"Jam 11 nanti Abang jemput." ucap Alden, lalu mengelus rambut adiknya.
"Ingat, jangan terlalu banyak minum. Atau akan ku adukan ke ibu." ancam Alegria pada abangnya dan Kevin.
"Siapa juga yang mau minum? Kakak masih cukup waras untuk tidak menyentuh minuman beralkohol itu." ucap Kevin. Ia baru diam saat Alegria mencium punggung tangannya, tanda adiknya sudah harus turun dari mobil.
"Bye-bye!" Alegria melambaikan tangannya dan menunggu mobil yang dikendarai oleh Kevin sudah tidak terlihat lagi. Ditangan kanannya ada 4 paper bag yang berisi makanan seperti burger dan roti bakar dengan berbagai isi dan toping.
"Woii, De!" teriak Arinda.
Alegria menoleh dan tersenyum. "Ayoo ke atas." ajaknya.
Mereka berdua berjalan menuju lift yang akan membawa mereka ke lantai atas, dimana unit apartemen Naku berada. Lift di depan mereka terbuka, lalu keluarlah dua orang yang tadi mengisinya.
"Alegria!" sapa seorang lelaki.
Alegria menoleh. Kedua sudut bibirnya refleks tertarik sebagai bentuk balasan sapaan lelaki tadi. "Eh kak Dio! Ada pekerjaan di sini?"
"Gak usah kepedean karena sekarang bersama Jendra. Dia bekas gue." bisik wanita yang bersama Dio.
"Iya, tapi ini sudah mau balik ke Atlantis lagi. Duluan Alegria." pamit Dio.
Alegria tertegun mendengar bisikan tadi. Hingga butuh waktu lama untuk merespon saat Dio pamit. "Take care, kak!" teriaknya.
"Udah Bu Ade?" tanya Arinda.
Alegria nyengir, kemudian menyusul Arindi memasuki lift.
"Tadi kayak gak asing sama ceweknya. Kayak sering lihat, tapi di mana yah?" Arinda rupanya sedang berpikir keras saat ini. "Ck, mana tadi yang kelihatan cuma matanya." imbuhnya dengan sedikit decakan kesal. "Lo kenal yang cowok?"
"Iya. Dia teman sekolahnya abangku waktu masih SMA." jawab Alegria seadanya.
"Gue malah kayak tahu yang cewek. Tapi siapa? Padahal sering lihat." ujar Arinda lagi.
"Gak tahu" Alegria mengangkat kedua bahunya acuh.
Tiba di unit apartemen Naku, ternyata yang lain sudah tiba. Alma bahkan sedang sibuk menata minuman manis yang ia bawa.
"Gue kira Lo bawa miras." cibir Arinda.
Alma menggelengkan kepalanya. "Gue masih bercita-cita menjadi istri solehah."
"Solehot dulu aja, kan belum jadi istri." saran Keanu.
"Heh, anak orang gak usah di ajak sesat." Yoga menendang betis Keanu.
Alegria sendiri sedang membantu Alma menata makanan di atas meja. Suara pembawa acara pertandingan mulai terdengar, sepertinya pertandingan akan dimulai.
"EH IYAA, YANG TADI ITU MANTANNYA VAJENDRA! ASTAGAAA!" heboh Arinda saat mendengar nama Vajen di sebut. "OMG, OMG!"
"Dia kenapa De? Datang-datang kayak orang kesurupan?" tanya Fathan.
"FATHAN, TADI GUE KETEMU ELSA PITALOKA, PENYANYI TERKENAL ITU." beritahu Arinda dengan semangat yang begitu membara.
"DIMANA?" kompak Keanu, Naku dan Yoga. Ketiganya memang fans berat Elsa Pitaloka.
"Di lantai dasar weh. Dia keluar dari lift, gue yang masuk. Pantesan pake topi dan masker, ternyata publik figur, ck." jawab Arinda.
"Beruntung banget tuh Elsa, digalauin Jendra." ucap Alma.
" Tapi kasihan Jendra nya jadi kena hujat karena goal bunuh diri itu." ujar Ali.
"Kekerasan itu nendangnya. Kodenya juga gak dipahami sama kiper." Fathan menambahkan.
"But so far, dia hebat sih." puji Yoga.
"Kalian kan sempat ketemu waktu KKN?" tanya Arinda.
"Iya, weh. Nginap di posko malahan, karena doi temannya abangnya Ade." akhirnya rahasia yang mereka simpan selama ini, bocor ditangan Keanu.
"SUMPAH DEMI APA???" heboh Alma dan Arinda.
"Gue tuh penumpang kapal Jendra dan Elsa tahuuu. Ihh, jadi iri. Kenapa sih gue gak bareng kalian aja KKN nya?" tanya Arinda.
"Udah takdirnya." jawab Ali apa adanya.
"De, jadi Lo punya hubungan kerabat dengan Jendra? Kok tega sih baru bilang sekarang?" cecar Arindi.
"Bukan aku, Arinda. Abang yang temanan sama dia." jawab Alegria.
"Yaaah, gue masih menyesali nasib gak bisa ketemu idola gue." rengek Alma.
"EHH!"
"LAGIII!"
"GILA INI PEMAIN NATURALISASI NYA, KEREN COI."
"YAAA OPER!"
"HIYAAAAK"
"GOAAAAAL!"
Teriakan-teriakan itu terdengar sampai pukul setengah 11 malam. Inilah bagian terseru dari nobar, mereka sekalian bisa melampiaskan emosi lewat teriakan.
Mau pantengin terus sampai tamat ahh 😁
Semangat kak bikin ceritanya 🤗 ditunggu sampai happy ending yahh 😘