Tak di sangka tak di duga,mereka yang dulu awalnya bermain bersama,bersekolah di sekolah yang sama kini menjadi sepasang suami istri.
Namun bukan restu yang menghalang mereka melainkan perasaan,kedua nya bahkan tidak sadar saling mencintai hingga sama sama merasa kehilangan.
Ria Maheswari,Dendy Prasetya akan kah lamaran Dendy berujung ke pelaminan atau hanya cinta yang beda perasaan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ♍Virgo girL 🥀🌸, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB. 4 Sembunyi sembunyi
"Sudah ramai Ri,Lo yakin mau turun bawa beginian?" ucap Nana,Ria pun mengangguk.
"Eh,apa gue balik ke Bali lagi aja ya.Udah telat Na,mending gue liburan aja kali ya!"
Plag!!
"Aww!... Becanda sih Na!"
"Becanda Lo gak lucu!" jawab Nana.
Akhirnya Nana turun,begitu juga Ria.Mengambil koper di bagasi dan menenteng kantong kresek putih ia pun mulai masuk ke dalam.
Baru mengucapkan salam,Bu Aela sudah menoleh dan segera berdiri,wanita itu pun langsung menghampiri Ria.Ia tidak peduli sang juru bicara mempelai lelaki sedang memberikan sepatah dua patah kata.
"Astaghfirullah nak,kenapa baru nyampe, katanya berangkat subuh,ditelfon gak bisa,di chat gak bisa,kamu di jemput siapa, bagaimana tadi di jalan,berangkat jam berapa sebenarnya tadi, Ibu sempat putus asa kamu gak jadi pulang,pikiran ibu sudah tidak karu karuan kamu kenapa napa.Masya Allah anak Ibu yang pinter,cantik kenapa susah..."
Ssssstttt!!
Pak Wara mendekati istrinya,bukan Nia dan calon suami melainkan Ria dan Ibu Aela yang menjadi sorotan disana,mereka melihat itu semua.
"Bu,sudah nanti saja di lanjut lagi.Tidak enak dengan calon besan,ini sedang berlangsung acara Bu" ucap Pak Wara,dan Ibu Aela pun tersadar ia memegang dada nya menormalkan situasi,begitu pula Ria ia juga hanya bisa menyengir kuda.Lain dengan Nana mengulum bibir bak melihat adegan drama film India.
Menarik perlahan Ria untuk ikut bergabung dengan yang lain sementara Nana yang membawa barang barang ke dalam rumah.
"Mohon maaf sedikit kendala.Kebetulan anak saya baru pulang,ini adik Nania,adik satu satu nya dan paling super penurut .."
"Ayah!!" ucap Ria,ia mencubit kecil siku tangan Ayah nya.
"Tuh kan siku saya di cubit." ucap nya lagi,semua pun tergelak tertawa.
Acara berlangsung kembali tanpa kendala,keluarga Wara menerima hantaran yang dibawa oleh keluarga calon besan.Sungguh sangat banyak dan bahkan tidak cukup jika harus diletakan di kamar Nia semua.Sebagian berada di kamar Ria.
Ramah tamah dan menikmati suguhan yang sudah disiapkan keluarga.Mereka bahkan mengobrol dengan sangat santai hingga rombongan mulai berpamitan.Acara akad akan di langsungkan besok setelah ibadah sholat Jumat.
.
.
.
Krekk!!
"Astaga anak Ibu!!.." ucap Ibu Aela ,ia menutup bibir tidak percaya mendengar sendiri Ria merenggangkan otot nya yang kaku.
"Apasih Bu,Ria kaget.."
"Apa sering seperti itu?"
"Tiap hari!" jawab singkat Ria.
Aela pun meraih lengan Ria untuk duduk di dekat nya.
"Berhenti bekerja ya nak,nanti ayah Carikan kerja disini.Kamu itu suka suka nya sendiri bekerja seperti itu,ibu bahkan kadang ngelus dada melihat kamu pakai pakaian seperti itu,celana kurang bahan,baju juga.Ahhh ibu gak suka..!"
Ria berdecak,pekerjaan nya mulai di ungkit kembali.Menjadi public figur bukan keinginan Ria,namun apalah daya.Ia bahkan bisa mengumpulkan pundi pundi rupiah yang sangat cepat dari sana.Bukan yang sangat terkenal namun kepiawaian Ria dalam berbicara di depan kamera membuat dia banyak disukai orang.
Bekerja hanya di Restoran berbintang dan pandai berbicara asing membuat dirinya sering menerima tamu manca negara.
Ria menggeleng "Ria nyaman di sana Bu,lagipula mereka tidak kenal Ria!" ucap nya.
"Ta..."
"Ri,mereka nyariin Lo!"
Nana datang dengan beberapa orang di belakang nya.
"Woi!!!..." ucap Ria melambaikan tangan.
Dewa, Tejo,dan tidak kalah juga ada Dendy di sana.Mereka masuk dan ikut bergabung duduk di sofa.
"Bu..." ucap Dendy menyapa,ia pun menunduk memberi salam.
"Wah Dendy pulang ternyata,bos kapal pesiar ini yaa?" ucap Ibu Aela,semua pun tersenyum.
"Iya Bu, kebetulan Dendy cuti dan insya Allah lama disini" mata nya melirik pada Ria,namun wanita itu hanya memulas senyum.
Bukan hanya Dendy yang lain pun terkesima melihat Ria,memakai baju adat Bali dengan bahu yang terekspos walau memakai kebaya.Rambut nya ia buat semi sanggul modern.Ada beberapa anak rambut yang jatuh di kiri dan kanan nya.
"Sehat Ri?" tanya Tejo.
"Sehat Jo,liat sendiri kan gue gak se kerempeng dulu?!"
Whahhaaa... Semua nya tertawa.
"Ya sudah Ibu kedalam dulu,lanjut ngobrol nya.Ibu mau lihat mba mu dulu,siapa tahu butuh pertolongan!"
Lagi lagi semua nya mengangguk seolah berkata 'Iya Bu silahkan'.
"Bali apa kabar Ri?" tanya Dewa mulai membuka obrolan.
"Ya gitu,memang bagaimana mau nya Wa?" tanya balik Ria,namun Dewa hanya mengedikan bahu.
"Iya Ri,Lo bener dari Bali pagi kenapa malem baru sampe sini.Bukan turun di Bandara malah di stasiun aneh Lo ini!" tanya Nana,ia juga sempat terheran heran dengan teman nya satu ini.
Ria terkekeh "Gue di Surabaya sehari,libur gue udah dari dua hari yang lalu!" jawab Ria dan Nana membola.
"Apa?!"
"Hussstttt! jangan keras keras.Gue mesti ijin dulu sama cowok gue kalau gue mau pulang kampung!".
"Hahh!!.. Empft!"
"Udah gue bilang jangan keras keras Nana!"
Tangan Ria bahkan membekap mulut Nana untuk tidak bicara frontal yang membuat Ibu atau Ayah nya dengar.
"Den..." bisik Tejo,ia pun menyenggol bahu Dendy.
"Biarkan,kita lihat saja!"
Jawab Dendy santai,ia tahu semua tentang Ria di luar sana.Bahkan uang yang sering Dendy kirim kadang terpakai dan lebih sering di abaikan oleh Ria.
Ria tidak merasa jika dirinya sudah di lamar oleh Dendy, menjalani hubungan dengan seorang laki laki di luar sana,bahkan selama bekerja di sana hingga sampai saat ini.
.
.
.
To be continue