NovelToon NovelToon
Sang Penguasa

Sang Penguasa

Status: tamat
Genre:Tamat / Kultivasi / Petualangan Fantasi-Fantasi Timur
Popularitas:22.2M
Nilai: 4.9
Nama Author: Yudhistira

Seri Kelanjutan dari Novel PENGUASA BENUA TERATAI BIRU. Bagi yang ingin menyimak cerita ini dari awal, silakan mampir di penguasa Benua Teratai Biru 1, dan Benua Teratai 2.

Dunia Kultivator adalah jalan menuju keabadian yang merupakan jalan para dewa. Penuh dengan persaingan, pertentangan dan penindasan.

Kisah ini menceritakan sosok Qing Ruo, pemuda yang memiliki takdir langit sebagai seorang penguasa. Sosok yang awalnya di anggap lemah, di hina dan hidup dalam penindasan.

Bagaimana kisahnya. Simak perjalanannya menjadi seorang penguasa.


Penulis serampangan.
Yudhistira.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yudhistira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

8. Persiapan Bai Xin.

" Terima kasih Dewa," ucap Bai Xin, menangkupkan tangannya dengan hormat. Lalu menjelaskan rencana yang telah mereka siapkan pada Qing Ruo dengan rinci.

" Saudara Qing Ruo, bagaimana pendapat saudara mengenai strategi ini?" tanya Dalu Rong mengubah panggilannya pada Qing Ruo.

" Hm, menurutku rencana ini sudah bagus, hanya saja kita perlu memikirkan, bagaimana jika penyeragan ini gagal, lalu apa tindakan dan rencana kita..." Qing Ruo berpendapat.

Bai Xin, Dalu Rong dan Heian Bai saling berpandangan.

" Tuan Qing Ruo benar. Lalu apa pendapat tuan?"  tanya Bai Xin.

" Dalam pertempuran, kita tidak harus menyerang dengan kekuatan penuh. Hal pertama yang perlu kita lakukan adalah memecah kekuatan utama mereka. Serang mereka dengan  setengah kekuatan yang ada, lalu bergerak mundur. Adapun sisa kekuatan lainnya, tempatkan mereka  di daerah tersembunyi, sebagai kelompok penyergap..." Qing Ruo menjelaskan.

Sekali lagi Bai Xin, Dalu Rong dan Heian Bai saling berpandangan, secara perlahan mulai mengagumi sosok Qing Ruo.

" Dewa Ruo, apakah itu berarti kita akan mengubah strategi yang ada..?"

" Penguasa Agung, itu adalah hak anda.  Walaupun jumlah  kekuatan pasukan pertahanan mampu mengimbangi kekuatan mereka, namun kita tidak harus mengorbankan banyak pasukan, justru yang harus kita lakukan adalah mengurangi kerugian di pihak kita..."

Sementara itu.

" Saudara Dalu Rong, apakah saudara yakin Qing Ruo ini berasal dari klan dewa kuno itu?" tanya Heian Bai berbicara melalui telepati.

" Maksud saudara Heian Bai...?"

" Gaya bicara,  dan pemikirannya sangat matang, bahkan dengan sifatnya yang sangat ramah, aku bahkan melihat sifapnya seperti Jenderal besar Luo Xing..."

"  Saudara Heian Bai Benar,  aku kira aku sendiri yang merasakannya. Saudara, sedapat mungkin jangan sampai kita membuat masalah dengan orang seperti ini.." ucap Dalu Rong.

" Dewa Ruo, berdasarkan pendapat anda, sepertinya kami akan membicarakan ulang strategi ini. Sambil menunggu kesiapan  pasukan, silakahkan dewa Ruo danbyang lainnya beristirahat," ucap Bai Xin pada ketiga sosok yang dianggapnya sebagai dewa tersebut.

" Baik," jawab Qing Ruo.

Tidak lama kemudian, beberapa pelayan memasuki ruangan, bersiap mengarahkan Qing Ruo, Dalu Rong dan Heian Bai menuju kamar peristirahatan.

" Penguasa Agung Bai Xin, jika sudah siap, kabari kami," ucap Qing Ruo ramah.

" Baik...," jawab Bai Xin menantap kepergian Qing Ruo, Dalu Rong dan Heian Bai dengan hormat.

" Pemikiran para dewa selalu selangkah lebih maju dari pemikiran manusia," ucap Bai Xin membatin, lalu bergerak meninggalkan tempat itu.

*****

Di tempat lain.

Qing Ruo dan rombongannya  tiba di kawasan Villa sederhana yang merupakan tempat beristirahatny para jenderal utama pasukan pelindung Benua Teratai.

" Mari tuan," ucap para pelayan membawa  mereka bertiga menuju vila yang akan di tempatinya.

" Saudara Qing Ruo," ucap Heian Bai menganggukkan kepala, yang di ikuti oleh Dalu Rong, sebagai bentuk keramahan, lalu menuju vilanya masing-masing.

Di dalam kamar Vila.

Qing Ruo langsung menggunakan waktu itu untuk beritirahat dan memulihkan kekuatannya dengan berkultivasi.

***

Di tempat lain.

Bai Xin mengumpulkan para jenderal pasukan, dan membicarakan ulang strategi yang mereka lakukan.

" Para Jenderal, sepertinya kita akan mengubah Strategi awal. Sebelumnya aku kembali melakukan pertemuan dengan tiga dewa yang datang. Menurutku pendapat dewa Ruo, patut menjadi pertimbangan..." sambil menjelaskan strategi yang telah Qing Ruo sampaikan sebelumnya dengan rinci.

" Ini adalah ide yang luar biasa, karena seharusnya kita tidak mengorbankan pasukan kita begitu saja..." seorang jenderal menanggapi.

" Benar, yang memang harus kita pahami dalam perang adalah selain meraih kemenangan, kita juga harus bisa saling melindungi....." ucap jenderal lainnya dengan penuh semangat.

" Baik, bagaimana dengan tanggapan jenderal yang lain?" tanya  Bai Xin.

" Kami setuju, karena selain lebih efektif, Tingkat keberhasilan dari strategi ini juga lebih tinggi," jawab jenderal lainnya yang di ikuti anggukan semua orang.

" Jika demikian, berarti kita sepakat menggunakan strategi ini. Baik, Mari kita bergerak.." ucap Bai Xin dengan  penuh semangat, lalu membubarkan pertemuan tersebut.

****

Daratan Kehampaam Abadi.

Liong Hei dan Jinse yang menjadi prajurit cadangan pasukan pelindung Benua Teratai Hitam, diarahkan oleh jenderal pengatur, untuk bergabung dalam pasukan penyerang. 

" Saudara, sambil menunggu perintah penyerangan, silakan kalian beristirahat dan mempersiapkan diri," ucap seorang Komandan pasukan, sambil menyerahkan perlengkapan perang kepada mereka berdua, berupa  senjata, baju perang dan obat-obatan yang di perlukan.

" Terima kasih komandan," ucao Liong Hei sambil membawa Jinse menuju barak pasukan.

" Benar-benar petualangan yang luar biasa," ucap Jinse berbicara pada Liong Hei melalui telepati.

" Saudara benar,  semangat pertempuran dalam jiwaku benar-benar bergejolak," jawab Liong Hei sambil melangkahkan kakinya.

" Hais, andai saja saudara Hu Shan dan yang lain tidak terluka, mungkin ini akan semakin menarik.."

" Saudara benar, jika saja saat itu kita dilibatkan dalam pertempuaran, mungkin kita juga bisa merasakan pertempuran ini..." ucap Liong Hei merasa bersalah atas kedongkolan hatinya yang saat itu tidak dilibatkan Qing Ruo dalam melawan Dalu Wang Heng.

" Saudara benar," ucap Jinse.

****

Di tempat lain. Di dalam Vila.

Tiga jam kemudian, Qing Ruo selesai memulihkan diri.

" Sepertinya masih ada waktu," batinnya sambil menyegel kamar,  lalu memasuki dunia jiwa.

" Swhus..." dirinya muncul di istana emas.

" Gege," ucap Qing Ling menyambut kedatangannya, dengan tatapan penuh kasih.

" Ling er," mengecup keningnya dengan lembut, lalu mengecup kening Qing Lian An yang terlelap berada dalam gendongan Qing Ling. 

" Bagaimana kabar An er?"

" Dia baik-baik saja, bahkan dia juga sudah jarang menangis.." Qing Ling menjelaskan.

" Putri Ayah, kalau tidur seperti ini cantik sekali..." ucap Qing Ruo sambil meraih tubuh mungil itu,  dan memeluknya dengan hangat.

" Gege, bagaimana keadaan di luar?" tanya Qing Ling sambil duduk di sisi Qing Ruo.

" Ling er, saat ini Bai Xin sedang menyiapkan pasukan untuk menyerang Mogui Wangzi di perbatasan daratan kehampaan abadi, dan dia bahkan telah meminta bantuanku..."

" Hais, Bai Xin ini selalu gegabah.." ucap Qing Ling menggelengkan kepalanya.

" Apakah Ling er tahu bagaimana orangnya?"

" Gege, dalam beberapa kesempatan, kami pernah bertemu. Yang aku ketahui, Bai Xin adalah penguasa Agung kedelapan Benua Teratai Hitam, menggantikan ayahnya Bai Kun, yang meninggalkan jabatannya sebagai penguasa setelah pergi ke daratan ilahi. Bai Xin adalah orang yang bertanggung jawab, baik dan jujur, hanya saja dia adalah orang yang suka bertindak sembarangan."  Qing Ling menjelaskan.

Qing Ruo menganggukan kepalanya.

"  Lalu apa pendapat Ling er mengenai hal ini?"

" Aku tahu gege akan mengambil resiko untuk membantu mereka. Aku hanya minta gege dapat menjaga diri..." dengan senyum lembut.

" Istriku, terima kasih..."

" Ling er, Aku baru ingat, ada sesuatu yang  ingin aku tanyakan..."

" Oh apa itu?"

" Sebelumnya saat berada di dalam lorong gerbang timur, dirimu meminta diriku memilih lorong kiri, maksud Ling er saat itu?"

" Lorong kanan adalah lorong khusus. Jika gege memasukinya, maka gege akan bertemu langsung dengan  para petinggi pasukan Pelindung Benua Teratai Hitam. Dan jika bertemu dengan mereka, maka urusannya akan panjang. Adapun lorong kiri adalah jalan acak, yang akan memunculkan kita di sembarang tempat."

" Aku mengerti," jawab Qing Ruo.

" Gege..." ucap Qing Ling ragu.

" Bicaralah..."

" Apakah gege akan bertualang di Benua Teratai Hitam?"

Qing Ruo menggelengkan kepalanya. 

" Mungkin di kesempatan yang lain. Tetapi aku juga  tidak bisa memastikannya,  apakah langsung bisa melewati gerbang pilar langit atau tidak, karena situasi perang ini akan berimbas dengan penjagaan tempat itu.."

" Gege benar," ucap Qing Ling.

Pada saat mereka sedang berbincang-bincang, tiba-tiba Qing Ruo merasakan aura  mendekati kediamannya.

" Istriku,  sepertinya ada seseorang yang datang," ucapnya sambil menyerahkan Qing Lian An.

" Baik, berhati-hatilah.."

Qing Ruo menganggukkan kepala. Setelah mengecup kening  Qing Ling dan Lian An, Qing Ruo lalu keluar dari dunia jiwa. 

1
Khun Thull
guoblok mc nya telalu polos padahal udah punya anak. kan kuontollll jadinya
supaino 20
Luar biasa
Salman Kepri
lanjut thor
om jun
ok
om jun
waduh
om jun
2
om jun
cleaning service
om jun
thanks
om jun
ok
om jun
oke deh
om jun
ok
om jun
ok siap
om jun
sinyalnya dibawa jg donk ...
om jun
ok
om jun
Ok ok
om jun
ok
om jun
Ok
om jun
ok deh
om jun
ok
Emi Hartati
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!