Buta sejak lahir dan diasingkan dari keluarga, Nola Neilson kehilangan sosok ibu yang mencintainya. Ayahnya menikah dengan selingkuhan dan membawa anak-anak haram ke dalam rumah. Meski mengalami kekerasan, dia tidak pernah marah sedikit pun.
Ketika Nola dibawa pergi dari lubang neraka keluarga Neilson oleh pelindung mendiang ibunya, dia dijodohkan dengan Halbert Jefford—bos mafia yang mencuci tangannya dengan darah sepanjang hidupnya.
Jangan pernah membuat gadis itu marah karena akibatnya akan fatal. Meski Nola buta, dia mampu melihat mereka dengan kemampuan Supernatural nya. Bisakah Nola hidup berdampingan dengan Halbert yang dingin dan kejam?
Halbert tidak percaya adanya keberuntungan di dunia ini tapi dia mulai mempercayai keberuntungan yang diberikan istrinya .....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Risa Jey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Satu-satunya Obat Penenang
Nola yang baru saja membunuh semuanya langsung menoleh ke arah di mana Halbert berada. Mata putihnya hampir membius tubuh Halbert saat ini dan dia menyeringai.
Perlahan, dia berjalan ke arah pria yang berdiri tegak di dekat pintu vila. Halbert tidak bergerak dan terlihat tenang saat ini. Apakah gadis itu mengindetifikasi dirinya sebagai musuh juga?
Dalam beberapa menit lagi, anak buahnya akan sampai ke sini.
"Istriku ...," panggilnya.
Halbert sedang memikirkan cara bagaimana menenangkan gadis ini sekarang. Iris mata abu-abu Nola yang berubah putih tampak tidak nyata di matanya. Di dunia ini, adakah hal-hal misterius yang terjadi?
Saat ini, Nola sudah berada di depannya. Jarak keduanya cukup dekat. Gadis itu mengulurkan tangan kanannya yang berlumuran darah menyentuh dada kiri Halbert. Kelima kuku runcingnya seperti menggelitik tubuhnya.
Halbert mengerutkan kening. Berpikir jika sebelumnya gadis itu menusuk dada lawan dan menghancurkan jantungnya, dia sedikit berkeringat dingin.
Apakah gadis sini juga akan melakukannya juga?
"Nola," gumamnya.
Nola tidak menjawab. Dia akhirnya menatap wajah tampan pria itu dengan mata supernaturalnya. Lalu jari-jari tangan kanannya menyentuh wajah Halbert.
Kali ini, Nola menggores kulit pipi Halbert hingga mengeluarkan sedikit darah. Lalu tangan kanannya sedikit gemetar. Ekspresi dingin di wajah gadis itu sedikit goyah dan sepertinya ada sesuatu yang mempengaruhi pikirannya.
Aroma parfum bercampur maskulinitas yang familiar menusuk indera penciuman Nola. Dan sebuah bayangan melintas di benaknya.
"Halbert," ujarnya. "Aroma ini ... milik Halbert," imbuhnya.
Setelah itu, dia menjatuhkan dirinya ke dada pria itu dan membenamkan wajahnya tanpa ragu. Menghirup aroma sebanyak yang dia bisa sebelum akhirnya pingsan.
Halbert segera memeluknya agar tidak jatuh dan memastikan jika Nola tidak sadarkan diri. Dia menghela napas lega. Pelukannya sedikit mengencang.
"Kamu mengingat aromaku, itu bagus," bisiknya.
Tak lama, anak buah Halbert datang. Dipimpin oleh Frangky. Tapi keadaan vila sangat sunyi saat ini. Sehingga Frangky sedikit bingung.
Ketika memasuki vila, mereka mencium bau darah yang kental. Mau tidak mau waspada.
"Bos!" Frangky berteriak.
Akhirnya melihat Halbert membopong Nola yang berlumuran darah saat ini, jantungnya berdegup kencang. Apakah sesuatu terjadi pada nyonya mereka?
Namun Frangky hampir saja tersandung kakinya sendiri saat melihat pemandangan lain di depannya. Meski dia sudah akrab dengan mayat dan pembantaian, tapi melihat orang yang berlumuran darah dengan dada berlubang seperti itu, masih belum terbiasa.
"Ini ... Ini apa yang terjadi?!" Frangky yang kebingungan berhati-hati agar tidak menginjak orang-orang mati di bawah. Tapi sepatunya masih ternoda darah.
Halbert tidak mau menjelaskan lebih banyak. "Periksa pria itu," katanya seraya melihat ke arah Wickson yang tak sadarkan diri.
Frangky menahan rasa keingintahuannya dan segera memeriksa pria yang dimaksud. "Dia masih hidup tapi kehilangan banyak darah dan mungkin harus segera mendapatkan pertolongan," lapornya.
"Bawa ke rumah sakit diam-diam dan lindungi identitasnya. Lalu minta Arnold untuk datang ke rumah ku."
"Ya, Bos!"
"Sisanya tangani semua mayat ini dan hilangkan jejaknya."
Setelah berkata demikian, Halbert keluar vila sambil membopong Nola. Dia berencana untuk kembali ke rumah lebih dulu. Dia tidak memedulikan pipinya yang sedikit perih akibat goresan kuku tajam gadis itu sebelumnya.
Kini kuku runcing pada tangan kanan Nola sudah kembali seperti kuku biasa. Dan Halbert masih kebingungan.
Sesampainya di rumah, pelayan melihat tuan dan nyonya muda kembali, sedikit ketakutan. Terutama Nola yang berlumuran darah saat ini.
Halbert tidak berkata apapun pada mereka dan membawa ke atas untuk membersihkan diri. Dia khawatir gadis itu terbangun dengan penampilan seperti itu, mungkin akan kebingungan.
Tanpa diduga, Kakek Jefford juga ada di rumah saat ini. Dia berada di halaman belakang untuk memberi ikan-ikan makan. Mendengar pelayan berkata jika Halbert membawa Nola yang berlumuran darah, dia segera masuk rumah.
"Halbert! Keluarlah untukku dan jelaskan apa yang terjadi pada Nola!" Suara menggelegar Kakek Jefford membuat Halbert yang berada di kamar segera keluar.
"Kakek ..." Halbert menyapa.
"Apakah gadis itu terluka?"
"Tidak. Tapi dia baru saja kehilangan kendali dan ..." Halbert menjelaskan secara singkat apa yang terjadi sebelumnya.
Kakek Jefford mau tidak mau terkejut. Dia bingung dan curiga. "Dia marah dan kehilangan kendali lalu tenang setelah mengenali aroma tubuhmu?"
"Ya. Apakah ini masalah?"
"Sebenarnya tidak masalah, hanya saja ini penemuan langka."
Kakek Jefford menebak jika mungkin cucunya ini bisa menjadi satu-satunya penenang alami gadis itu.
"Bersihkan dirimu dulu dan bicarakan nanti."
Mendengar itu, Halbert kembali ke kamar dan membersihkan tubuh Nola tanpa ragu. Semua bekas cambukan di tubuhnya sudah memudar saat ini meski masih terlihat agak jelek ketika diperhatikan lebih lama. Tapi Halbert tidak merasa jijik sama sekali.
Meski Nola tidak memakai sehelai pakaian saat ini, Halbert masih memasang ekspresi dingin dan acuh tak acuh seperti biasa.
"Gadis ini harus makan lebih banyak untuk mengisi pinggangnya sedikit," gumamnya.
mampir yuk ke novel ku juga☺❤