" Semua ini karena kamu merebut perhatian semua orang dariku, Kakak tersayangku"~
Ucapan sang adik kesayangan mengantar Kesadaran Claire yang perlahan tertelan kegelapan.. tetapi, karena suatu hal tiba - tiba ia kembali membuka mata ..!!!
.....
' Apa ini? Bukankah aku sudah mati karena minuman sialan itu? Kenapa basah begini...?'
Mataku terbuka dan di sekelilingku adalah ...Air?
Berat, berat sekali tubuhku!!
...
Jadi setelah Kematiannya yang memalukan, ia berpindah tempat ke tubuh gadis gemuk ini!!
what the ... !!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bubun ntib, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
15
“ Hebat juga,” ucap Damian pelan saat ia menghampiri Clara yang sedang tenggelam dalam lamunannya.
Clara sedang memikirkan tentang kehidupannya sebagai Claren yang seringkali melakukan olahraga voli ini dengan beberapa rekan di kastil Alfonso. Ternyata ia masih memiliki kekuatan yang sama meski sedikit melemah karena kondisi berat tubuhnya.
‘ Aku harus segera menurunkan beberapa belas kilo lagi agar bisa seperti dulu lagi,’ batinnya sambil mengepalkan kedua tangannya.
Clara tersentak ketika mendengar suara pelan yang berada di dekat telinganya. Pendengarannya tentu saja lebih tajam dari orang lain berkat pelatihannya kembali. Ia melirik dari sudut matanya dan melihat Damian yang tersenyum kecil saat menyadari jika Clara mendengar bisikannya.
“ Cih,” Clara hanya berdecih pelan dan segera melangkah menuju pinggir lapangan karena giliran tim mereka sudah selesai dan berganti dengan tim yang lain.
Remon yang sedari awal memang mengawasi ehem memperhatikan gerak gerik Clara, tentu saja menyaksikan betapa hebatnya gerakan Clara yang selama ini sedikit ia remehkan. Bukan meremehkan, nyatanya memang penampilan Clara selama ini terkesan pemurung dan juga mudah ditindas, Remon sedikit tidak menyukai sifat introvert dari Clara asli dan sedikitnya menjadi acuh ketika Clara di bully.
“ Waah, aku nggak nyangka kamu bisa melompat setinggi itu,” ucap Remon tanpa basi – basi terkesan blak – blakan. Remon langsung dibungkam oleh Franklin karena dirasa tidak sopan.
Clara hanya mengangkat sebelah alisnya. Ia suka dengan karakter Remon ini yang selalu berucap apa yang terpikir di otaknya tanpa ditutupi apapun.
“ Hanya sebuah kebetulan saja,” jawab Clara dengan santai. Ia mendudukkan pantatnya di lantai pinggir lapangan tanpa takut kotor. Sama sekali tidak menunjukkan kepura – puraan layaknya gadis – gadis yang selama ini mendekati tiga serangkai yang sangat diidolakan ini.
Sikap Clara yang berubah drastis ini membuat seorang Franklin yang biasanya menjadi yang terkalem di antara tiga serangkai terkejut. Meskipun biasanya damian menjadi sosok yang dingin dan tidak tersentuh, Franklin lebih bisa diajak bicara. Tetapi, hari ini Franklin dibuat membuka mata lebar – lebar ketika mendapati Clara yang selama ini pemalu dan penyendiri malah terlihat acuh terhadap sekitar. Seperti tidak menganggap penting hal lain selain urusannya sendiri.
Sikap ini, sama dengan bos Damian,kan?
Damian terlihat mendudukkan dirinya tak jauh dari Clara. Hanya terhalang oleh jarak dua telapak tangan. Remaja datar dan dingin itu nampak sesekali melirik ke arah Clara yang tengah asyik memperhatikan jalannya pertandingan tim yang lain.
Damian juga terkejut dan juga heran secara bersamaan. Apakah gadis ini masih sama seperti gadis yang di masa lalu ditenggelamkan oleh tiga penyihir sebelum liburan musim panas?
‘ Jennifer, ya? Sungguh menarik,” gumamnya dalam hati sambil sedikit smirk di wajah tampannya.
Clara tidak tahu jika dirinya menjadi pusat perhatian dari seorang damian. Ia hanya menikmati pelajaran olahraga ini dengan tenang tanpa ada kendala.
Sesaat, semua orang tampak melupakan jika ada orang beberapa orang yang tidak mengikuti pelajaran olahraga dan belum kembali serta tidak ada kabar hingga pelajaran selesai.
Sementara itu, pihak Kimberly dan antek – anteknya.
“ BUKAAAAAA,,,, “ teriakan Kimberly dengan suara seraknya menggema di kamar mandi perempuan lantai 1. Sementara Moana dan Jane tampak sudah lesu dan juga kecapekan karena berteriak.
“ SIA*LAAAN berani – berani nya... “ lirih Kimberly. Pakaian modisnya sudah acak – acakan karena memberontak dan menendang – nendang pintu kamar mandi.
Sungguh sangat kuat penghalang pintu yang Clara sematkan!
...****************...
Tak terasa pelajaran terakhir sudah akan dimulai. Seperti biasa clara memasang pose tertidur dengan sebelah lengan yang menutupi wajahnya. Beberapa siswa juga belum memasuki kelas, begitu juga dengan damian CS.
BRAAKKKKK
Clara sedikit melompat terkejut karena kaget. Matanya dingin dan aura di sekitarnya menjadi menurun, ia melirik kepada tersangka yang sudah menggebrak mejanya.
Seakan mendapat Mood Bosster, bibir Clara tersungging dan aura dingin yang ada di dalam dirinya memudar. Perlahan suasana hatinya membaik.
“ LO KAN!” sengak Kimberly begitu ia mendapatkan kembali amarahnya ketika melihat senyuman mengejek dari Clara.
“ apa maksud nona muda Kim?” tanya Clara dengan santai dan tenang. Seketika siswa yang berada di dalam kelas mengarahkan matanya menuju tempat Clara yang dikelilingi oleh Kimberly dan dua anteknya.
Penampilan acak – acakan dari Kimberly dan dua anteknya langsung saja menarik perhatian teman – teman sekelas mereka. Pasalnya Kimberly selalu menonjolkan penampilannya setiap hari.
Tepat saat Clara di intimidasi, Damian, Remon dan juga Franklin sampai di depan pintu kelas. Mereka mengamati situasi kelas yang nampak terasa tegang dan memutuskan untuk melihat.
“ NGGAK USAH SOK DEH! PASTI LO KAN YANG UDAH KUNCIIN KAMI DI KAMAR MANDI?” Teriak Kimberly sambil meraih kerah baju seragam Clara.
Remon ingin maju dan memberikan pembelaan untuk clara tetapi dihentikan oleh Damian. Remon sedikit terkejut dengan pencegahan dari Damian. Bukankah bos tadi dekat dengan gadis gempal itu?
“ apa sebenarnya yang sedari tadi di kicaukan oleh nona muda? mengunci kalian? Di kamar mandi?” ucap Clara tenang. Nada tenang inilah yang terkesan menantang di telinga Kimberly.
“ nona muda bisa bertanya kepada seluruh kelas, bahkan kepada guru olahraga jika saya berada dikelas sepanjang masa sedari pelajaran olahraga berlangsung,” lanjut Clara sambil mengangkat sebelah alisnya, menegaskan setiap kata – katanya.
“ Benar itu, nenek lampir! Bahkan Clara berada di dalam tim kami,” sahut Remon dari depan pintu kelas. Damian melangkah maju diikuti oleh Franklin dan Remon.
“ Re .. Remon, sebaiknya jangan membela bocah ini. Jelas – jelas dia yang mengunci kami di kamar mandi selama pelajaran olahraga,” sanggah Kimberly dengan nada sedikit lembut karena ada Damian di sana.
“ kamu bisa tanyakan kepada yang lainnya,” ucap Franklin dengan senyum di bibirnya. Kimberly saling bertatapan dengan dua anteknya dan mengedarkan pandangan mereka ke seluruh kelas. Serentak mereka semua mengangguk setuju dengan ucapan Remon dan Franklin.
“ ta.. tapi dia jelas – jelas... “
“ nona muda bisa mengecek rekaman CCTV jika begitu, bukankah ada lorong di sana yang masih terjangkau oleh CCTV?” sela Clara ketika Kimberly begitu ngotot untuk menyalahkannya. Yaa, meskipun itu benar.
Clara tentu saja sudah membereskan masalah CCTV. Dia sama sekali tidak memberikan celah untuk Kimberly dan menyalahkannya.
Pandangan Kimberly menuju ke arah damian yang menatapnya dengan tajam. Kimberly yang dipermalukan hanya bisa menggertakkan giginya dan meninggalkan kelas dengan marah diikuti oleh dua antek setianya. Sementara Clara hanya terkikik lucu melihat tingkah Kimberly yang menurutnya lucu karena tidak bisa melampiaskan amarahnya.
Clara kemudian keluar dari kelas karena pelajaran terakhir kosong. Ia menuju ke sebuah taman yang penuh dengan rumput hijau dan juga bunga – bunga. Clara mendudukkan dirinya begitu saja. Jelas sangat menikmati aksinya tadi.
“ Hei, kamu yang melakukannya, kan?”