“Tenanglah! Aku ada di sini untukmu.”
Ana seorang gadis yatim piatu yang asal mulanya tinggal bersama pamannya, Ana masih duduk di bangku SMA usianya baru 18 tahun,
dia terpaksa sekolah sambil bekerja di rumah seorang pria tampan yang tak lain adalah bos di tempat pamannya bekerja. Ana terpaksa melakukannya karena keinginan bibiknya yang tak menyukainya dan hanya akan menambah beban bagi keluarga mereka. Namun siapa sangka kehadirannya di rumah majikannya itu bisa membuat seorang pria tampan sedingin es semacam Haris Mahendra (28 tahun) tanpa sadar sudah jatuh cinta kepadanya. Akankah perjalanan cinta mereka akan berjalan mulus? sementara Aris sendiri sudah memiliki seorang wanita yang sangat di cintainya yaitu Bellena, istri nikah sirinya. Mereka terpaksa menikah siri karena alasan kedua belah pihak keluarga mereka yang tidak menyetujui hubungan mereka.
Penasaran?
Yuk cus langsung.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rova Afriza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode enam
Setelah selesai bapak-bapak itu mencarikan semua yang Aris pinta, bapak-bapak itu pun langsung menyerahkan semua barang-barang yang dia cari barusan kepada Aris.
"Udah selesai Den sayur mayur yang Aden mau tadi!" Ujar bapak-bapak itu memberitahu. Karena Aris tengah sibuk mengotak-atik Ponselnya.
"Oh ya, Berapa pak semuanya?" Sahut Aris seraya langsung memasukan ponselnya kembali ke saku celana.
"150.000 Ribu Den!" Ujar bapak-bapak itu setelah menotal semua belanjaannya.
Aris pun langsung mengambil Uang dari dalam dompetnya lalu menyerahkan uangnya kepada bapak-bapak itu.
"Terimakasih Den." Ujar bapak-bapak itu lagi.
"Sama-sama." Sahut Aris lalu mengambil belanjaannya.
*****
Sesampainya di rumah.
Setelah Aris memarkirkan Mobilnya di halaman rumahnya, di lihatnya Ana masih saja tertidur dengan pulasnya.
"Kau tidur, atau apa? sudah beberapa jam ini tak ada memicingkan matamu barang sedetikpun," Gumam Aris dalam hatinya.
Setelah puas menatap pembantunya itu, Aris pun langsung berinisiatif untuk mengangkat tubuh gadis itu, demi membawanya masuk ke dalam rumah.
Ana sempat menggeliatkan tubuhnya saat merasakan tubuhnya seperti tengah di pegang oleh seseorang, lalu dia pun langsung mencoba memicingkan matanya untuk melihat apa yang tengah terjadi padanya saat ini.
"Apa aku sedang bermimpi tengah
di angkat oleh seorang pangeran
tampan dari negeri dongeng seperti
yang ada di dalam novel-novel?"
Gumam Ana dalam hatinya.
Saat melihat wajah tampan majikannya itu,
namun saat dia merasakan kalau tubuhnya saat ini memang benar-benar di gendong secara nyata oleh seseorang, dia pun segera tersadar akan siapa pria itu.
"Bapak! kenapa bapak menggendong tubuh saya dengan tangan bapak yang begitu mesum ini? bapak mau apain saya, jangan mentang-mentang karena saya pembantunya bapak, jadi bapak lalu seenak jidatnya perlakuian saya, sekarang saya mau bapak lepasin saya!" Perintah Ana Geram. Karena laki-laki itu berani menyentuhkan tangannya ke tubuhnya.
"Hah begitukah caramu mengucapkan
terima kasih kepada seseorang yang jelas-jelas sudah menolongmu."
Gumam Aris dalam hati.
Tanpa berkata sepatah katapun, dia langsung melepaskan tubuh perempuan itu dari gendongannya.
Brukk...
"Auwwww," rintih Ana kesakitan saat merasakan tubuhnya yang tepat jatuh ke atas lantai, karena ulah majikannya itu.
"Bapak! gak ada cara lain lagi ya, bapak tahu karena ulah bapak, tubuh Ana jadi sakit."
Ana semakin emosi di buatnya.
Namun seperti biasa Aris lagi-lagi tak menggubris ucapan gadis itu, dia justru langsung berlalu begitu saja untuk menuju ke Kamarnya. Sementara Ana, benar-benar semakin jengkel dan geram di buatnya, karena tingkahnya yang seakan-akan tak tahu menahu itu.
"Heh dasar pria mesum tak bertanggung jawab, aku rasa kau pantas menerima semua ini, setelah apa yang sudah kau lakukan padaku." Gumam Ana seraya melepas sepatunya lalu melemparkannya ke arah Aris.
Bughh...
Sepatunya tepat mengenai tubuh Aris.
"Kau! berani sekali kau kurang ajar padaku, apa kau lupa siapa statusmu!? kali ini aku akan membiarkanmu lolos, tapi kalau sampai lain kali kau berulah kurang ajar lagi padaku, aku tak akan segan-segan untuk memecatmu dan juga Erik dari perusahaanku!" Ancam Aris garang.
Aris benar-benar geram dengan perbuatan gadis itu, di karena kan selama ini tak ada seorangpun yang berani memaki-makinya, apa lagi sampai berbuat kurang ajar seperti yang Ana lakukan.
Ana pun langsung terdiam dan tak berkutik lagi, saat mendengar ucapan pria itu, dia terlalu takut untuk melihat Mata Aris yang memandangnya dengan tatapan menusuk seperti itu, dan kalau pun sampai Pamannya di keluarkan oleh Aris dari perusahaannya, pastilah bibiknya akan semakin merajalela membencinya.
"Lebih baik kau langsung pergi ke dapur sekarang, masakan sayur untukku makan siang ini!" Perintah Aris seraya menatap tajam ke arah Ana, sambil menahan geramnya.
"Ba...baik pak." Ujar Ana terbata-bata karena ketakutan, baru kali ini dia melihat Aris menampakan wajah aslinya yang begitu mengerikan, dan juga bertindak kejam seperti itu.
"Anaa kau terlalu bodoh! mengapa bisa kau berbuat kurang ajar seperti itu!" Ujar Ana merutuki dirinya sendiri. Dia benar-benar tak menyangka kalau di balik sifat liar pria itu pada istrinya, Aris memiliki sisi segelap itu ketika ketenangannya di usik oleh orang lain.