NovelToon NovelToon
Isekai Summoner

Isekai Summoner

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Reinkarnasi / Sistem / Penyeberangan Dunia Lain / Fantasi Isekai / Game
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: king in yellow

seorang gadis penyendiri sedang nongkrong di game MMORPG, namun ia tertidur di dalam game itu, dan terbangun di dunia yang berbeda.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon king in yellow, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

pembantaian

Di dalam hutan para black serpent sedang bersantai. Pada akhirnya mereka telah bekerja keras untuk mengumpulkan jiwa-jiwa manusia. Tenda tenda berdiri kokoh. Api unggun besar membara dengan membara. Namun di antara mereka terdapat banyak mahkluk undead. Beberapa dari mereka adalah skeleton, ghoul dan dua corpse golem. Walau bau menyengat dari mereka kelihatanya tidak ada yang keberatan dengannya, hidung mereka sudah biasa dengan bau busuk mayat.

Namun tiba tiba saja suara teriakan kering terdengar mengema di hutan itu. Semua orang bingung, yang awalnya keadaan santai di gantikan kebingungan dan penasaran yang sunyi. Namun tiba tiba suara teriakan peringatan terdengar. "serangan !"

Mereka langsung mengangkat senjata mereka, pedang, belati, perisai, tongkat sihir. Dan mereka bersiap ke arah suara peringatan. mereka mengharapkan seorang penyihir putih atau ksatria Angran, mereka siap dan tahu cara menghadapi mereka.

Namun mereka di tunjukan pemandangan yang mengerikan. Salah satu member mereka berlari ketakutan. Ia menjatuhkan senjatanya. Di belakangnya pasukan hell skeleton mengejarnya. Mereka mengangkat pedang berkarat terbakar mereka. Tulang belulang itu hitam dan menyala layaknya arang terbakar. Api membara dari tulang rusuknya. Mulut merek menganga seakan meneriakan seruan perang.

Dengan cepat pria itu terkejar, padahal tidak ada kontak apapun tetapi tubuhnya terbakar, sebelum di tebas oleh pedang berkarat itu. Lalu tubuhnya terbakar sebelum berubah menjadi abu. Pemandangan ini langsung menghancurkan moral para Black serpent. Namun mereka tetap kokoh dalam formasi.

Para penyihir menembakkan mantra mereka, dan peluru sihir. Gelombang tembakan itu membuat garis depan para hell skeleton hancur, tulang mereka meledak dan berhamburan ke mana mana. Namun mereka yang ada di belakannya masih maju dengan kecepatan tinggi.

Tiga corpse golem di posisikan di depan formasi Black serpent, dan para undead kecil di kerahkan untuk memperlambat para pasukan hell skeleton itu. Para ghoul berlari dengan layaknya hewan dengan dua kaki depan san belakangnya. Sementara para skeleton berlari menggenggam senjata seadanya.

Para ghoul terbakar ketika mereka dekat dengan hell skeleton. Namun mereka sempat menerjang dan menjatuhkan beberapa hell skeleton sebelum terbakar menjadi abu. Namun para skeleton tidak sempat melakukan apapun sebelum berubah menjadi abu karena jalan mereka yang lamban.

"sial ! Undead macam apa itu ? Majukan para corpse undead !"

"panas... Bagaimana bisa begitu panas... Padahal mereka masih jauh"

"d-di mana tuan Henrich ?! D-dia akan menolong kita kan ?"

"tahan posisi kalian ! Atau akan aku tembak kalian dengan mantraku !"

Para penyihir masih menembaki mereka. Namun mana mereka mulai habis. Wajah khawatir dan cemas terlihat jelas di antara para penyihir.

Para corpse golem di kirim. Jalan mereka lamban namun ukuran mereka cukup mengintimidasi. Mereka bertemu di pertengahan. Dan para corpse golem langsung saja mengayunkan senjata mereka. Satu ayunan langsung menghancurkan banyak hell skeleton yang terlempar dan hancur. Namun para corpse golem juga menerima kerusakan parah, tubuh mereka terbakar dan berubah menjadi abu. Perlahan tubuh mereka mulai memendek seakan mereka mencair.

Melihat tiga corpse golem rubuh begitu saja meyebabkan rasa takut di antara para black serpent. "masa bodo dengan ini !" awalnya satu orang yang berlari. Yang lain mengikuti, formasi mereka hancur dan mereka berlari tanpa arah.

"hey ! Tahan posisi ! Apa yang kalian lakukan bodoh !"

pembantaian terjadi. Para hell skeleton yang tersisa dengan mudah mengejar dan membantai para Black serpent. Orang orang berteriak, berusaha melarikan diri. Mereka yang menahan posisi terbakar karena aura mematikan Hell skeleton. Hutan hijau itu perlahan terbakar, suara teriakan orang orang tertelan oleh suara gemericik api.

Namun di tengah pembantaian itu tiba tiba saja sebuah bayangan hitam melesat dan memotong para hell skeleton. Seorang pria terbakar oleh api hell skeleton berguling guling di tanah sebelum di siram air oleh rekannya. "kau baik baik saja ?!"

Namun lukanya sangat parah. Ia kemudian melihat bayangan hitam dengan kecepat tinggi merambat dan menghancurkan para Hell skeleton, 150 dari mereka hancur oleh bayangan hitam itu. Para black serpent yang berlari dan bersembunyi mulai kembali dengan waspada.

Lalu seorang pria dengan tongkat hitam dengan ujung bola hitam muncul entah dari mana. Dia menggunakan jubah hitam wajahnya pucat dan kering, matanya merah dan begitu juga tubuhnya. tapi keburukannya tertutupi oleh jubahnya yang cantik dan bagus yang dia kenakan. Di tangan kanan dan kirinya terdapat banyak cincin emas.

Ia melihat ke sekitar post operasi mereka hancur dan hutan terbakar, para black serpent yang selamat menghampirinya. Yang awalnya ada 300 sekarang hanya 15. "tuan Henrich ! Terimakasih telah datang.

Henrich berbicara, suaranya sangat kering dan berat. "apa yang terjadi di sini... Apa salah satu dari kalian melakukan ritual secara asal asalan ?!"

"tidak tuan ! Mereka datang entah dari mana... Kami mohon selamatkan kami"

Henrich terdiam sebentar, memikirkan pilihan selanjutnya. Sebelum sebuah bayangan muncul di belakangnya, bayangan itu serba hitam seakan hanya siluet manusia tinggi kurus, bersenjatakan sabit.

Para black serpent yang memohon itu terlihat terkagum kagum melihat entitas itu. Itu entitas yang sama yang menghancurkan semua.

"itu grim reaper..."

"itu kan undead kelas tinggi"

"aku dengar sentuhan halus dari sabitnya dapat membunuh"

"kalian diam ! Tuan Henrich sedang memikirkan sesuatu, maaf tuan..."

Henrich menghela nafas berat. "kita-"

"tuan ! Ada satu lagi skeleton aneh itu ! Yang ini berbeda... A-apa apaan itu !"

Henrich melihat ke arah hell general. Dia berbeda dari yang lain armornya hitam obsidian dengan garis emas dan api membara yang keluar dari setiap cela armornya. Halbert yang ia pegang terbuat dari emas.

"skeleton hell macam apa itu... Portal" sebuah portal muncul di belakang Henrich. "kalian pergi dari sini... Aku masih penasaran dengan skeleton hell ini"

Para bawahannya langsung saja lari dan masuk ke dalam portal. Henrich memiringkan kepalanya penasaran dengan undead yang ada di hadapannya. "grim... Serang dia"

Grim reaper yang ada di sebelahnya tiba-tiba melesat dengan kecepatan tinggi ke arah hell general itu. Namun tiba tiba saja menodongkan halbertnya. Dari ujungnya muncul rantai yang berusaha menangkap grim reaper itu. Namun grim reaper dengan cepat melakukan manuver melingkar dan mengayunkan sabitnya ke arah leher hell general itu.

Saat terhantam semprotan api muncul dari cela armor yang grim reaper itu serang. Dia terbakar dan meronta ronta sebelum mundur. Henrich merasa tidak nyaman dengan bagaimana Grim reaper kewalahan.

"eldritch blast !" sebuah petir hitam dengan garis putih muncul dari unung jarinya menyambar hell general. Suara teriakan keras terdengar. Dari hell general, namun teriakannya terasa seperti ribuan jiwa yang berteriak bersamaa. Lalu di ikuti sebuah gelombang panas hebat.

Henrich terkejut dan ia hendak merampal namun sayangnya dia kurang cepat. Di sisi lain grim reaper terbakar sebelum tersapu menjadi abu. Namun Henrich hanya terhempas sebelum menghantam phon yang terbakar mematahkannya layaknya tusuk gigi.

Hell general melaju dengan kudanya lalu lompat dengan kudanya ke arah Henrich sebelum membelitnya dengan rantai panas. Rantai itu berdesis dan pakaian cantiknya terbakar. Namun ia tidak terlihat kesakitan. Walau begitu wajahnya jelas panik.

Di sisi lain Sasha merasakan gelombang panas itu. "hm ? Seseorang baru saja menjatuhkan HP hell general ke bawah 80% ? Menarik... Aku harap itu pemimpin mereka. Luga ayo lindungi aku" Sasha kemudian berjalan dengan santai.

Di sisi lain Henrich masih meronta ronta. Tingkatnya terikat dengan erat pada dirinya. Namun di saat yang sama Henrich menyadari mahkluk yang menangkapnya tidak melakukan apa pun kepadanya. Wajah Henrich terlihat bingung sambil menatap hell general itu.

Suara langkah kaki terdengar Sasha memasuki pemandangan yang kacau itu di mana semuanya terbakar. Sasha menatap ke arah Henrich dan juga sebaliknya.

Henrich dengan suara dingin. "vampir... Apa kau yang melakukan ini ?"

di sisi lain Sasha terlalu fokus kepada penampilan Henrich. Dengan kecewa. "yaah... Pemimpinnya ternyata seorang elder lich... Tidak bisa aku charm dong..."

Henrich tertawa kecil. "heh... Apa yang ingin kau tahu huh ? Sampai kau menghancurkan seluruh operasi kami..."

Sasha terdiam sebentar. "apa yang kalian lakukan dengan jiwa yang kalian kumpulkan ?"

Henrich tersenyum lebar. "ooh... Kau sama saja seperti mahkluk rendahan itu... Padahal kau ini vampir.. Tidak kau ini true vampire huh ? Sayang sekali"

"oh... Kau tahu rasku ?"

"ras legendaris langka... Walau kau tidak murni kah masih seorang true vampire..."

Sasha menganguk angguk namun wajahnya terlihat tidak begitu peduli. "soal pertanyaanku tadi jadi..."

"kau pikir aku akan memberi tahumu ?"

Sasha menghela nafasnya. "yaah... Percuma sih... Berusaha mengorek informasi dari seorang elder lich... Kalian tidak merasakan sakit... Juga kebal dengan mantra pengendali pikiran... Ku akhiri saja yah ?"

Henrich tertawa kecil sekali lagi sebelum bersandar ke belakang. "silakan saja... Aku punya banyak tubuh... Tapi perlu kau ingat aku akan kembali untukmu jika kita bertemu lagi..."

"tentu... Aku akan menunggu hari itu..." Sasha menunjukkan jarinya ke arah dahi Henrich. "ada pesan terakhir untukku"

"siapa namamu ? Dan apa tujuanmu ?"

"i-itu... Dua pertanyaan..." Sasha menghela nafas. "namaku Sasha... Tujuanku ? Tidak ada... Kebetulan saja operasi kalian mengganggu hidupku"

Henrich menunduk lalu tersenyum sambil memejamkan mata. "begitu yah...kau tahu ? Kau lebih sopan dari pada para ksatria yang keras dan kasar... Heh... Lupakan saja akhiri aku"

Sebuah kilatan cahaya di tembakkan ke dahi Henrich. Tubuhnya mulai terurai dan membusuk. Sasha menghela nafas, melihat sekitarnya yang terbakar.

(sial... Sial... Aku tidak menduga pemimpin mereka seorang elder lich... Walau begitu aku merasa dia lebih ke seorang jendral yang melaksanakan perintah atau sesuatu... Sudahlah saatnya pulang, aku harap sebentar lagi kota akan kembali normal setelah black serpent mundur)

1
Xaviere
gass up lagi thor 😁😁👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!