Tak sekedar menambatkan hati pada seseorang, kisah cinta yang bahkan mampu menitahnya menuju jannah.
Juna, harus menerima sebuah tulah karena rasa bencinya terhadap adik angkat.
Kisah benci menjadi cinta?
Suatu keadaanlah yang berhasil memutarbalikkan perasaannya.
Bissmillah cinta, tak sekedar melabuhkan hati pada seseorang, kisah benci jadi cinta yang mampu memapahnya hingga ke surga
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Andreane, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
14
Juna bergeming dengan tangan memegang buku bersampul bunga berlatar pink.
Rasanya ia ingin sekali membukanya, kemudian membaca isi dalam buku itu, tapi ada keraguan dalam hatinya, sebab ini sudah melebihi batas kelancangan.
Sangat tidak pantas jika seseorang dengan sengaja membaca sesuatu yang bersifat privat tanpa seizin pemiliknya. Tapi apalah daya, rasa ingin tahu seakan terus meronta-ronta.
Bahkan jantungnya berpacu di luar batas normal.
Juna sangat yakin kalau namanya pasti tertulis di sana, mengingat ada banyak luka yang dia torehkan di hati Yura.
Entah itu dalam bentuk ucapan, maupun sikap yang selama ini sudah Juna lakukan terhadap adiknya.
Menelan ludah, pertahanan Juna akhirnya runtuh. Ia tak bisa lagi melawan rasa penasaran yang terus bergelayut dengan begitu manjanya.
Satu detik, dua detik. Tangannya mengusap sampul sebelum kemudian membukanya.
"Bissmillah. Astaghfirullah, mau berbuat dosa pakai bissmillah? Pria macam apa kamu ini, Juna?"
Lagi, ia menarik napas panjang, berusaha menetralisir perasaannya.
Setelah sampul terbuka, Juna langsung memejamkan sepasang matanya.
"Ini rahasia Yura, aku janji akan merahasiakan apa yang tertulis di buku ini. Hanya aku yang tahu. Bissmillah" Ucap Juna menguatkan hati.
Semua orang memiliki cita-cita. Dan cita-citaku adalah pergi dari rumah ini.
Getaran di dada Juna kian kencang saat membaca kalimat di halaman pertama.
Jarinya lalu membuka halaman berikutnya.
Setidaknya aku bisa bernapas selagi mas Juna mengikuti pendidikan dokmil selama tujuh bulan kedepan.
Sungguh aku tidak tahan dengan hinaannya.
Anak pungut.
Anak buangan.
Yatim piatu yang tak tahu diri.
Anak yang menumpang hidup tapi dengan lancang merebut kasih sayang orang tuanya.
Tak tahu malu.
Ah... Seakan kata-kata itu tak bisa aku singkirkan dalam memoriku. Ini adalah kenangan terpahit dalam hidupku.
Kalau saja mama, papah, mas Angga dan mas Rezki sama jahatnya seperti mas Juna, aku pasti sudah tiada sejak lama.
Persekian detik, Juna merasa sangat bersalah.
Tak di pungkiri, selama ini memang kata-katanya begitu menyakitkan untuk Yura. Seperti manusia yang tak memiliki hati nurani serta perasaan terhadap sesama manusia.
Juna duduk di tepi ranjang seraya membuka halaman berikutnya, tak ada yang penting di lembar tersebut, ia lantas kembali membuka lembaran selanjutnya.
Kembali pria itu menarik napas panjang yang justru tarikannya terasa menyesakkan.
Semua perlakuan Juna selama ini, ternyata sudah benar-benar sangat menyakiti hati Yura, dan semua tertuang dalam beberapa halaman di buku pribadinya.
Pelan, jarinya mencubit pojokan bawah kertas dan langsung tertuju ke halaman lain.
Malik...
Pria itu bernama Malik. Pria pertama yang
terlihat begitu mengagumkan di mataku, pria pertama yang berhasil membuatku jatuh hati.
Aku berharap suatu saat bisa membina rumah tangga bersamanya. Berbagi kasih sayang, berbagi kebahagiaan sekaligus kesedihan.
Aku berharap segala kebaikan untukmu, Malik..
Entah seperti apa perasaan Juna saat membaca tulisan itu. Yang pasti hatinya seperti terbakar api cemburu.
Sebegitu cintakah Yura pada Malik?
Tapi dia harus terluka karena Malik tak memilihnya?
Berbagai pertanyaan dan persepsi pun langsung nimbrung dalam hati Juna.
"Pasti ada tulisan lain di buku diarinya mengenai apa yang Yura katakan tempo hari" Gumam Juna saat teringat bahwa Yura lah yang menolak pria itu.
Dengan cepat dia pun membuka lembaran demi lembaran, dan kemudian ia menemukan sebuah tulisan yang menggelitik hatinya.
Langit, bisakah Kau turunkan hujan dengan petir secara bersamaan? Aku ingin sekali menangis tanpa terlihat, dan ingin menjerit tanpa terdengar.
Tak hanya aku, sahabatku pun mencintainya? Azizah juga ingin memilikinya??
Ya Rabb, apa ini? Kenapa Kau biarkan kami mencintai pria yang sama?
Tidak..
Aku tidak mau bersaing dengannya. Zizah lebih baik dariku dalam segala hal.
Dia memiliki keluarga yang utuh, berasal dari lingkungan yang sehat.
Malik, lebih cocok bersanding dengannya di pelaminan di bandingkan denganku.
Dan aku harus merelakannya demi sahabatku.
Lupakan!!
Akan ada pria baik selain Malik.
Nextnya besok lagi. Maaf, matanya sudah nggak mau melek.
bgitulah kl pnya rasa iri sama orang baik,ada aja balesannya din 😏😏
smg dengan ini dini bisa sadar dan lbh baik lg sikap sm yura..krn yura tdk ada masalah sm dini..yg ada sini membuatasalah sendiri dengan iri hatiy..
ini maksudnya si dini udah pernah keguguran ya? kasian sih tapi mungkin akibat busuk hati sama yura tuh
q bacanya sambil senyam senyum Dewe..