Zara Salsabila, seorang gadis cantik dan juga pekerja keras. Diusianya yang menginjak dua puluh lima tahun dirinya sudah menjabat sebagai sekretaris CEO. Dia begitu dikagumi oleh banyak pria dan juga wanita yang menjadikan dia sebagai sosok idola. Prestasi yang begitu membanggakan tetapi tidak dengan perjalanan cintanya.
Justru dirinya dikhianati oleh sahabat baiknya dan juga kekasihnya sendiri.
Lalu bagaimana kelanjutan kisahnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Niken Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 23
"Astaga Mika, kenapa juga kamu nekat kabur kemari? Apa kata Daddy dan Mommy mu nanti? Astaga anak gadis bisa-bisanya kabur sampai sejauh ini," ucap Alin yang terkejut akan kedatangan keponakannya tersebut.
Putri dari keponakannya yang tinggal di luar negeri tersebut. Tiba-tiba muncul di Indonesia dan langsung mengatakan kalau dia kabur dari rumahnya di Inggris. Astaga...
"Jangan begitu oma, aku sudah tidak sanggup berada di sana. Mereka memaksaku untuk menikah padahal oma lihat sendiri kan kalau aku ini masih muda. Masih ingin menikmati masa mudaku lebih dulu. Masak Daddy dan mommy main asal jodoh-jodohin anaknya saja. Aku tidak mau masa depanku hancur begitu saja hanya karena pilihan mereka. Tolonglah aku opa, Oma," ucap gadis cantik berambut coklat diombre itu sambil memohon pertolongan kepada dua orang yang bisa dia percayai tersebut.
Pak Tomo menghela napasnya panjang. Dia juga tidak habis pikir kepada bisa keponakannya itu berniat menjodohkan putrinya yang masih kecil. Ini bukan zaman Siti Nurbaya yang mana anak akan dengan mudahnya menurut apa yang orang tuanya kehendaki.
"Ya sudah kamu di sini saja kalau begitu. Nanti biar opa yang bicara dengan kedua orang tua kamu," ujar pak Tomo.
"Wah, terimakasih opa ganteng. Opa dan oma memanglah yang terbaik," ucap Mika dengan memeluk kedua orang yang begitu dia sayangi.
Sedangkan pak Tomo dan Bu Alin menghela napasnya panjang. Ya, menurut mereka lebih baik menampung mika daripada gadis itu main kabur-kaburan nggak jelas kemana arahnya. Anak gadis secantik ini kalau keluyuran nggak jelas nanti bisa digondol genderowo yang ada.
"Assalamualaikum.."
"Waalaikumsalam," sahut ketiga orang yang berada di ruang keluarga tersebut.
"Om Aven!!!" pekik Mika yang begitu senang karena bisa bertemu dengan sepupu dari kedua orang tuanya.
"Mika?" Aven tampak tidak percaya bisa melihat sosok keponakannya di sana.
Tap
Tap
Tap
"Om, mika kangen...." ujar mika yang sudah memeluk erat tubuh Aven lalu menangis di pelukan Aven.
Sedangkan Zara dan juga asisten Dion cukup terkejut awalnya melihat adegan yang ada di depan mereka tersebut.
"Mika, kamu datang dengan siapa?" tanya Aven sambil menengok ke sekitarnya tetapi tidak menemukan kedua orang tua mika.
"Mika kabur dari rumah om," sahut mika membuat Aven sukses mengerutkan dahinya.
Anak seusia mika kabur dari rumah? Iya kalau rumahnya ada di Indonesia masih mending. Lha ini berarti dia kabur dari London? Astaga, mikaa....
"Kamu ini masih kecil mika, jangan suka nekat seperti itu," tutur Aven kepada sang keponakan.
Dia membayangkan mika yang seorang diri berangkat dari London ke Indonesia. Beruntung tidak bertemu dengan orang jahat.
"Habisnya mika nggak mau dijodohin om, mika masih kecil. Sama Daddy mika, mika pengen dinikahin sama juragan minyak dari Dubai. Mana mau mika dengan onta kek gitu om, tolongin mika dong om," rengek mika di akhir ceritanya.
Hal itu cukup menarik perhatian Zara dan juga Dion.
"Eh, mika, om kamu baru datang biarkan mereka masuk dulu. Kita makan malam dulu ya, Zara... ayo nak masuk. Bibi pengen ngajakin kamu buat masak makan malam. Bibi sudah kangen pengen masak bareng kamu," ujar mama Alin datang langsung mengajak Zara untuk memasak bersamanya.
"Iya bi, bang, aku permisi dulu," ujar Zara yang langsung mengekor mama Alin ke dapur. Karena keduanya memang hobi sekali memasak.
Aven yang melihat kepergian Zara hanya menghela napasnya panjang. Dia bisa melihat betapa mamanya begitu menyukai zara.
"Om, dia ceweknya om ya?" pertanyaan dari mika seketika membuat aven menoleh.
Tag!
"Aduh! om, sakit," keluh mika karena Aven menyentil hidungnya barusan.
"Jangan kepo, udah sana duduk dulu sama opa. Om mau mandi dulu sebelum makan malam," ujar Aven kemudian beranjak menuju kamarnya yang ada di lantai dua.
"Baru juga mau tanya, udah dikatain kepo, dasar om-om," gerutu mika karena belum mendapatkan jawaban dari om nya.
Mika menoleh sekilas ke arah asisten Dion yang sedari tadi hanya diam melihatnya. Dan hal itu semakin membuat mika merasa kesal. Bagaimana bisa asisten itu sedingin majikannya. Sama-sama manusia kutub.
"Kak Dion nggak pengen tanya kabar aku?" celetuk mika yang menatap Dion dengan datar.
"Nona sepertinya baik-baik saja," sahut asisten Dion kemudian berjalan melewati mika yang terperangah dengan jawaban dari asisten Dion.
"Astaga! Ada ya manusia sedingin dia. Ada cewek cantik dihadapannya kayak aku aja dia masih nggak mau nengok. Ya ampun mika, sebenarnya yang kamu sukai itu manusia atau robot sih? Nggak punya hati banget deh," gerutu mika yang kesal akan respon yang diberikan oleh asisten Dion kepadanya.
"Aku sudah jauh-jauh datang ke Indonesia hanya untuk mendapatkan dia. Kalau sampai aku gagal dapetin kak Dion. Maka aku bisa-bisa menikah sama onta Dubai itu. Nggak mau! Aku harus bisa menarik perhatian kak Dion. Tetapi sedingin itu gimana caranya buat narik perhatiannya? Astaga? Kenapa orang yang aku sukai harus seperti dia sih. Dingin sih tapi manis dan ganteng. Keren lagi kalau udah kayak waktu itu. Arrkhhhh...." mika menggeram pelan sambil menghentakkan kakinya kesal.
Dari sekian banyak cowok yang suka sama dia. Kenapa di justru menyukai cowok yang seperti Dion. Mana tuh cowok sebelas dua belas dengan om nya lagi. Sama-sama kek kutub selatan aja. Dingin bet kalau Deket dia. Rasanya kalau kelamaan berdiri aja Deket dia, bisa-bisa kena flu mendadak.
❤️❤️❤️
TBC