Zombie Silent
Deskripsi
Tara tinggal disebuah Mansion mewah. Ibu dan ayah bercerai sejak Tara berusia 4 tahun. Sekarang Tara berusia 22 Tahun. Tara sangat menyayangi kedua orangtuanya. Walaupun sekarang ia tinggal bersama sang Ayah. Sejak perceraian itu Tara tidak pernah bertemu dengan ibunya lagi. 2 tahun lalu Ayahnya menikah kembali. Tara sangat membenci istri ayahnya itu, yang sekarang merupakan ibu tirinya. Ibu tirinya berusia 36 tahun. Dan sekarang tara sudah memiliki adik berusia 7 tahun. Tara membenci ibu tirinya dan tidak menyukai adik tirinya tersebut. Singkat cerita di kota H, tempat tara tinggal tiba-tiba terinfeksi virus aneh yang membuat siapa pun yang terinfeksi akan berubah jadi zombie. Kota H pun diisolasi. Tidak ada yang bisa masuk ke dalam kota itu, maupun yang keluar. Tanpa disadari seluruh kota lainnya pun ikut terinfeksi. Bagaimana nasib tara dan keluarga bertahan? Apakah akan baik-baik saja? Dengan keadaan kota yang sangat berantakan dan penuh zombie.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YooLid, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 29
“Suami Ny. Biles?” Tanya tara heran.
“Ya, sudah lama aku tak melihat keberadaanya. Semenjak bencana virus aneh ini menyebar ke seluruh negeri, aku tak pernah melihatnya lagi atau pun mendengar cerita tentangnya. Padahal ia sangat dihormati didaerah ini.” Jelas Nancy.
Tara dan ibunya terdiam. Mereka saling menatap dan bingung dengan perempuan yang ada dihadapan mereka itu. Namun karena mereka memiliki rasa curiga dengan rumah Ny.Biles, mereka akhirnya memutuskan untuk menari informasi dari nancy.
Saat itu ibu tara mengarahkan tara dan nancy untuk duduk di pinggir taman.
“Maaf sebelumnya jika saya menanyakan hal-hal yang menyakiti harimu, tapi saya juga seorang perempuan, seorang istri dan seorang ibu. Dari raut wajahmu,seperti kau sangat mengkhawatirkan suami Ny.Biles. Kau terlihat sangat sedih dan kehilangan. Maaf…. Hubunganmu dengan suami Ny.Biles apa yaa? Kalau boleh tahu.” Tanya ibu tara tetapi sedikit khawatir dengan tanggapan nancy.
Nancy hanya menunduk terdiam. Tara dan ibunya merasa bersalah. Tara menyenggol bahu ibunya dan menatap ibunya dengan tidak suka.
“Maaf, bukannya aku ingin membuatmu sedih. Hanya saja aku dan ketiga anak-anakku tinggal menumpang disana, aku tak ingin anak-anakku berada dalam bahaya atau ditempat yang tidak baik. Kau tahu, aku sangat sangat protektif terhadap anak-anakku. Aku….. aku…. (Ibu tara bersikap seakan-akan merasa bersalah dan bersedih.) aku….” Ibu tara mulai menangis dan memeluk tara.
Tara melihat ibunya itu dengan sangat aneh. Ia paham dan mengenal betul bahwa ibu sedang berpura-pura. Tapi ibu tara juga menyadari sikap putrinya itu dan segera menatap tara. Tara pun mengerti dan hanya mengikuti ibunya.
“Memangnya kenapa? Apa kalian merasa tidak nyaman tinggal disana? Atau kalian merasa ada hal aneh?” Tanya nancy.
“Bukan seperti itu, hanya saja setelah mendengar cerita darimu aku merasa takut. Setelah apa yang sudah kami lewati hingga sampai disini. Aku tak mau anak-anakku dalam bahaya lagi. Dan juga kau mengatakan tidak ada kabar dari suaminya.” Jelas ibu tara.
“Apa mungkin suaminya Ny.Biles terjangkit virus zombie juga? Atau Suaminya sudah mati terjangkit virus itu” Tanya tara lagi.
“Tidak… Tidak mungkin. Dia tidak mungkin meninggalkanku sendiri dengan dunia yang sudah mulai hancur ini.” Jelas nancy ketakutan.
“Memangnya kau siapa sehingga harus diprioritaskannya. Dia memiliki istri yang harus dia utamakanlah.” Ucap tara. Nancy terdiam beberapa menit.
“Tara, apa yang kamu katakana. Kau sudah menyakiti perasaannya, cepat minta maaf. Kau tak sepatutnya mengatakan itu terhadap yang lebih tua darimu. Apalagi kau tak mengenalnya. Kita tak tahu apa hubungan mereka, mungkin saja mereka itu keluarga sehingga wajar saja jika didalam keluarga itu saling peduli dan menjaga.” Ucap ibu tara pada tara dengan wajah pura-pura.
“Akuu… bukan bagian keluarga mereka. Aku…. Aku… aku hanya memiliki hubungan dengan suaminya.” Jelas nancy sedikit ragu-ragu.
“Kau adiknya? Tidak mungkin mereka itu berkulit hitam sedangkan kau tidak.” Ucap tara lagi.
“Kau benar. Hahaha lucu yaaa… sebenarnya aku dan suaminya memiliki hubungan lebih dari keluarga.” Jelas nancy dengan tersenyum malu-malu.
Tara dan ibunya merasa aneh. Raut wajah nancy yang tadinya bersedih dan khawatir sekarang berubah menjadi seorang wanita yang sedang dimabuk cinta.
“Kau pasti selingkuhannya.” Ucap tara menusuk telinga ibunya dan juga nancy.
Mereka berdua sama-sama terkejut, terlebih lagi ibunya yang tidak percaya dengan ucapan tara.
“Apa? Apa yang kau katakan?” Ucap nancy mulai panik.
“Terlihat jelas, sangat jelas dimatamu. Jika kalian keluarga kau pasti akan tahu bagaimana keadaan keluargamu sekalipun kalian dalam keadaan tidak baik-baik saja. Dan…. Dari raut wajahmu sangat terlihat jelas pula bahwa kau tidak berada datang mencari suami Ny.Biles langsung kerumahnya. Dan yang terakhir….kau terlihat sangat berbunga-bunga saat menjelaskan hubunganmu dengan suami Ny.Biles.” Jelas tara.
Ibunya terkejut dengan keberanian dan kecerdasan tara, sangat persis dengan suaminya yaitu ayah tara sendiri.
“hahahah apa yang kau katakana. Kau sebaiknya pergi, jemuranku sepertinya sudah kering.” Jawab nancy segera pergi.
“Heiii tungguu!!!!” teriak tara.
“Sudahlah. Mungkin saja perkataanmu tadi menyinggung dirinya. Tidak sepatutnya kau berbicara seperti itu tara.” Ucap ibunya.
“Aku tak bisa berpura-pura. Fakta memang menyakitkan namun tak akan membuat sesat.” Ucap tara dengan wajah datar melihat kearah bola mata ibunya.
Ibu tara melihat bahwa tara itu sangat berani dan cerdas,ia akan membela pada yang benar sekalipun hal itu dapat menjatuhkannya. Setidaknya ia tak melakukan kesalahan.
“Kau lihat, ia sontak terkejut dengan apa yang kukatakan. Dan kesimpulannya apa yang sudah kukatakan tadi, semuanya benar.” Lanjut tara.
“Maksudmu? Kau tak boleh menilai orang dengan sudut pandangmu sendiri. Bisa saja penilaianmu itu salah tara.” Ucap ibunya.
“Tak salah. Aku yakin. Jika tidak menyukainya, yaa…. Aku tak memaksa. Hanya saja kebenaran memang terkadang sangat menyakitkan, tapi itu hanya diawal saja.” Ucap tara.
Ibu tara tak habis pikir dengan pola pikir tara, ia juga tak sanggup jika untuk beradu argument dengan tara. Jadi ia memutuskan untuk diam saja.
Tara pergi melanjutkan langkah kakinya, untuk terus menelusuri keadaan didaerah itu.
Saat mereka melangkahkan kaki beberapa langkah, mereka disapa lagi oleh seorang penjual roti yang sedang beristirahat dipinggir jalan.
“Hai… Seperti kalian bukan dari tempat ini. Soalnya aku sudah mengenal semua orang yang tinggal dikomplek ini.” Ucap penjual roti.
“Yaa kami datang dari Kota H. 2 hari lalu tiba disini dan petugas diperbatasan mengantarkan kami kesini.” Ucap ibu tara.
“Aaaa… komplek ini memang yang paling dekat dengan perbatasan kota. Yaaa… Kota ini sedang dipersempit untuk sekarang. Well… you know.” Ucap penjual roti.
Ibu tara dan juga tara mengangguk paham.
“Tapi… kalian tinggal dimana? Warga didaerah ini sepertinya tak akan memberikan orang lain untuk tinggal dirumah mereka. Terlebih ‘orang asing’. Kau tahu…” Ucap tukang roti lagi.
“Yaa… secara pribadi pun aku tak membiarkan orang asing untuk masuk ke dalam rumahku.” Ucap ibu tara.
“Kami tinggal dirumah Ny.Biles.” Ucap tara.
“What? Benarkah? Kalian tinggal disana?” Ucap penjual roti itu terkejut.
“Memangnya kenapa? Apa ada yang salah?” Tanya tara.
“Bukan… bukan seperti itu maksudku. Hanya saja perempuan pemilik rumah itu sangat jahat. Kata warga disini.” Ucap penjual roti.
“maksudmu? Dia itu penjahat?” Tanya ibu tara.
“Ya… semenjak awal virus zombie menyerang, ruang lingkup kota ini kan diperkecil. Jadi pergerakan warga semakin sempit.” Jelas penjual roti memulai ceritanya. Ia melihat tara dan ibunya melihatnya dengan tatapan serius sehinggal ia menghentikan percakapannya.
“Kenapa? Kenapa terdiam? Sebaiknya kau jangan bermain-main denganku atau memberi cerita palsu.” Ucap tara, penjual roti itu terkejut dan menelan ludahnya dengan sulit.
“Pokonya suaminya ketahuan berselingkuh dan wanita itu menghajar suaminya hingga terluka.” Ucap penjual roti.
“Wanita itu? Siapa wanita itu? Selingkuhannya? Ny.Biles? Bisakah kau berbicara dengan jelas. Kau membuatku jengkel.” Ucap tara.
“Tara… Maaf anakku ini sangat sedang dalam mood yang tidak baik. Bisa dibilang hari ini dia sangat pemarah. Bisa kau lanjutkan lagi.” Ucap ibu tara.
“Yaa.. Ok..” Ucap penjual roti lalu melirik tara dengan perasaan tidak nyaman untuk bercerita.
“Wanita yang berbicara dengan kalian tadi itu selingkuhan suami Ny.Biles. Ny.Biles menemukan suaminya sedang berselingkuh di rumahnya nancy setelah lama curiga dengan perubahan sikap suaminya yang jarang menyentuhnya. Kau tahu… hubungan suami istri.” Jelas penjual roti lalu melirik tara lagi.
“Ny.Biles menemukan suami sedang berselingkuh? Dengan nancy? Perempuan tadi?” Tanya ibu tara mulai merasa marah.
“Betul. Ny.Biles menemukan suami sedang berselingkuh dengan nancy disalah satu motel disini. Semenjak saat itu tak terdengar kabar dari suaminya lagi. Ada yang mengatakan kalau suaminya telah pergi meninggalkan kota ini. Ada juga rumor mengatakan bahwa suaminya pergi kabur bersama dengan selingkuhannya.” Jelas penjual roti.
Ibu tara menunjuk ke tempat dimana mereka bertemu dengan nancy.
“Kabarnya wanita mulai depresi. Ia mengatakan bahwa Ny.Biles membunuh suaminya.” Ucap penjual roti.
“Mana mungkin Ny.Biles membunuh suaminya. Ia terlihat jelas kesepian dan mencintai suaminya.” Ucap ibu tara.
“Yaaa…. Tak masalah jika kau tak mempercayainya. Tidak ada yang tahu kebenarannya. Nancy muncul beberapa hari terakhri dan selalu berdiri ditempat kalian bertemu tadi.” Ucap penjual roti.
“Bukankah suami Ny.Biles sudah meninggal. Ia mengatakan bahwa suami sudah meninggal.” Ucap tara.
“Aku tidak tahu, dan tak ada yang tahu. Disaat keadaan seperti ini sangat banyak warga yang kehilangan anggota keluarganya dan warga yang mengidap virus zombie itu akan langsung dieksekusi oleh para tentara. Jadi taka da yang tahu dimana suaminya. Dan tak ada yang berani bertanya langsung pada Ny.Biles.” ucap penjual roti.
jangan lupa kunjungi ceritaku juga
barang kali minat