Rania Salsabila, gadis berusia 15 tahun, yang memiliki paras cantik, pintar dan sopan. Rania memiliki seorang ayah dan 2 kakak laki-laki,mereka sangat membenci rania.
Rania pun harus rela terusir dari rumahnya, hanya karena sang ayah yang tidak bisa menerima dirinya atas kematian bu Indah istrinya. Tapi, dibalik terusir nya Rania, takdir membawa dirinya menuju ke kehidupan yang lebih baik.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rika sukmawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29
Sementara di tempat Rania, dia bisa mendengar ucapan Ilham. Mungkin dia sedang menelepon seseorang. Tapi dia terkejut mendengar Ilham meminta tebusan uang yang sangat banyak.
"Berarti, Ilham sedang menghubungi keluargaku!" gumam Rania.
"Maafkan Rania yah, bun. Rania sudah sering merepotkan kalian." batin Rania sambil terisak.
CEKLEK!
Pintu terbuka lebar, ia melihat Ilham masuk ke ruangan dimana Rania disekap.
"Cepat bicara!" ucap Ilham sembari mendekatkan Hp nya.
Tanpa berlama-lama, Rania memanggil sang Ayah dengan penuh harapan.
"Ayah! Tolong Rania yah!" ucap Rania menangis.
Ilham menjauhkan kembali Hp nya, kemudian dia berjalan menjauh dari tempat itu.
Disisi lain, pak Rizky sedang berada di kantor polisi. Dia mencoba meminta bantuan untuk melacak si penelpon.
"Nah, ini lokasinya. Sepertinya masih berada di sekitaran Bogor." ucap polisi yang melacak nya.
"Tadi, dia juga meminta saya kesana sambil membawa uang tebusan. Tapi dia bilang, jangan membawa atau memberi tahu polisi." ucap pak Rizky.
"Kalau begitu, kita harus menyusun rencana dulu. Setelah itu, bapak sanggupi keinginan nya supaya dia percaya." jelas polisi itu.
Mereka pun menyusun rencana sebaik mungkin. Pak Rizky mendengarkan dengan seksama. Ia percaya, rencana itu akan berhasil.
Polisi juga menyuruh pak Rizky meghubungi penculiknya, tapi sayangnya tidak aktif.
"Kita tunggu saja pak, jika dia sudah menghubungi bapak tolong beritahu kami."
"Siap pak."
Pak Rizky membawa pulang sang istri, Dia menyuruhnya untuk beristirahat. Karena selama dua hari, sang istri kurang istirahat.
"Bun, kamu istirahat saja dulu. Nanti kalau kamu sakit, siapa yang akan menjemput dan merawat Rania." bujuk pak Rizky karena sang istri masih tidak mau istirahat.
"Aku tidak bisa tenang Mas, sebelum Rania di temukan." ucap bu Delina.
"Mas ngerti sayang, tapi kamu juga harus istirahat biar enggak sakit. Ayo, Mas temani kamu istirahat." ucap pak Rizky sambil menggandeng sang istri dan membawanya ke kamar.
Setelah bujuk rayunya pak Rizky, akhirnya bu Delina mau beristirahat di kamar dengan ditemani sang suami.
Ting!
Menandakan sada pesan masuk, Pak Rizky yang memang belum tidur segera membuka Hp nya saat mendengar notif pesan.
"Temui aku jam dua belas malam ini di lokasi XXXX. Jangan lupa uangnya, dan jangan sampai membawa polisi."
Isi pesan dari si penculik yang memberi tahu lokasi nya. Segera pak Rizky mengirim kembali pesan tersebut pada Polisi.
Seperti yang sudah di rencanakan, polisi menjamin bahwa si penculik tidak akan curiga.
Ting!
"Baik, saya akan segera menjalankan rencananya." Pesan dari polisi.
Pak Rizky segera berangkat setelah mendapatkan pesan itu. Dia tidak membawa sang istri karena takut terjadi sesuatu. Meskipun tadi sempat memaksa, tapi akhirnya mengerti.
"Saya sudah sampai di lokasi. Jangan lupa bawa anak saya dalam keadaan baik-baik saja." Send. pak Rizky mengirimkan pesan.
Sekitar sepuluh menit, muncul seorang lelaki bertopeng. Dengan memakai pakaian serba hitam.
"Berikan uangnya!" ucap si penculik.
"Saya akan berikan uangnya, tapi saya mau melihat anak saya." tegas pak Rizky.
Prok....Prok....Prok....
Muncul dua orang lelaki berbadan tingi dan besar, mereka menggandeng seorang wanita yang tidak lain adalah Rania.
"Ayah!" ucap Rania.
"Sabar ya sayang, sebentar lagi kamu akan selamat." ucap pak Rizky menenangkan Rania. kemudian Rania pun mengangguk.
"Cepat! Berikan uangnya sekarang juga!" ucap si penculik.
"Serahkan juga Rania, baru sakan saya berikan." tawar pak Rizky.
Pak Rizky meletakan koper tersebut ditanah, sambil menunggu sang anak. dengan senang hati si penculik mendekatinya dan mendorong Rania.
"Sayang!" pak Rizky langsung memeluk Rania erat menenangkan sang anak.
"Ayah.... Rania takut!" ucap Rania disela tangisan nya.
"Jangan takut sayang, kamu sudah aman sekarang." ucap pak Rizky.