Rania, mempunyai suami yang sempurna sebagai laki-laki. Dengan wajah yang tampan, tubuh yang bagus, Sudah bisa di pastikan ia adalah laki-laki sejati, tapi pernikahannya sudah berlangsung 1 tahun. laki-laki yang menjadi suaminya, tidak pernah menyentuhnya. Tapi kenapa? Apa alasannya sampai harus menikahi Rania jika ia tidak mencintainya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon elleya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pergi begitu saja?
Sepulang dari tempat tinggal Rania, Kennat memarkirkan mobil miliknya di depan minimarket, Hatinya terbakar api cemburu, pada pasangan suami istri pemilik Mansion mewah itu. profesi nya sebagai seorang dokter ia di tuntut untuk bersikap baik untuk menjaga martabatnya. Tapi ia juga bisa melihat bagaimana pernikahan itu tidak membawa Wanita pujaan hatinya pada kehidupan yang bahagia.Antara logika dan perasaannya saling berbeda pendapat.
Saat Kennat hendak membayar sebotol bir yang baru saja di ambilnya, ia bertemu Cindy yang sudah lebih dulu mengantre di depan meja kasir.
"Kak Kenn,? Sapa Cindy dengan senyuman manis di wajah nya
" Cindy ya? Tanya Kennat memastikan bahwa ia tak salah menyapa.
"Iya ini aku! Kaka, darimana?
" Aku? Kennat sedikit ragu untuk mengatakan. Cindy hanya kembali tersenyum dan menghiraukan jawaban Kennat,
"Sini biar sekalian aku yang bayar. ucap Cindy yang langsung segera di tolak oleh Kennat.
" Ehhh gak usah, punya kamu aja biar sekalian aku bayarin. Kennat berinisiatif mengambil keranjang belanjaan Cindy yang sebenarnya tidak terlalu banyak.
"Bukannya kak Kenn, tinggal di jalan intan ya?
" Ya, tadi ada kerjaan di dekat sini.
Seusai mereka membayar belanjaan nya. mereka masih berbincang-bincang di depan minimarket untuk beberapa saat. sebelum akhirnya Cindy meminta Kennat mampir ke apartemen miliknya yang berada tak jauh dari sana.
"Kamu tinggal di sini sendiri? Tanya Kennat pada Cindy yang di Jawab hanya dengan anggukan kecil olehnya.
" Kak pakai aja ruang tamu senyaman Kaka ya. aku mau bersih-bersih dulu sebentar. Cindy pun meninggalkan Kennat yang kini sudah memilih duduk di atas sofa coklat miliknya.
Butuh waktu beberapa saat sampai Cindy keluar setelah selesai mandi. ia bermaksud untuk menemui Kennat. Saat Cindy berjalan menuju ruang tamunya, ia justru terkejut melihat Kennat yang berbalik melihat ke arahnya, dan berjalan dengan terhuyung huyung mendekatinya.
Setttt dengan sekali hentakan Kennat mengangkat tubuh Cindy dan membawanya ke dalam kamar. Cindy hanya diam memperhatikan setiap langkah kaki Kennat yang berjalan membawanya ke tepian kasur.
Brukkk Kennat menjatuhkan Cindy di atas sana. dan fokusnya beralih pada telapak kaki Cindy. "Kenapa kau selalu mengabaikan keselamatan mu Ran, hatiku bahkan masih terasa sesak saat melihat kakimu terluka seperti ini." Kennat mengusapnya dengan lembut dan penuh hati-hati kaki milik Cindy yang ia kira itu adalah Rania.
Cindy terduduk dari posisi sebelumnya ia mencoba memahami apa yang sedang terjadi pada laki-laki di hadapannya? "Sepertinya Kennat benar-benar sudah mabuk? sebenarnya seberapa banyak ia meminum nya? Kenapa kau harus seperti ini? hanya karena wanita seperti Rania yang bahkan tidak pernah sekalipun memikirkan mu Kenn.
Cindy melihat, Kennat yang terlihat frustasi dengan terus mengusap kaki nya sampai membuat wanita itu merasa geli. tapi mata laki-laki yang ia sukai kini mulai sembab, terlihat linangan air bening itu masih ada di pelupuk matanya. Tak ingin laki-laki yang di cintai semakin terluka Cindy berusaha menenangkannya dengan memberikan pelukan. Pelukan yang dia berikan tak butuh waktu lama untuk Kennat membalasnya dengan memeluk erat wanita di hadapannya.
"Aku mohon jangan terluka lagi" Kennat berbisik di dekat daun telinga Cindy sampai membuat wanita itu merasakan geli melalui hembusan nafas Kennat yang terasa panas.
"Kau yang selalu membuatku terluka Kak, Kau yang selalu melihat ke arahnya membuatku sedih. Bahkan setelah dia menikah pun kau masih tetap mencintainya? Apa kau tidak bisa melihatku sekali saja?" Cindy menjawab dengan air matanya yang kini mulai jatuh. itu membuat Kennat semakin panik, dengan cepat Kennat berusaha menghapus air matanya. hal itu membuat wajah mereka saling menatap satu sama lain, sebelum akhirnya Kennat menyapu wajah Cindy dengan bibirnya.
Mendapatkan balasan dari Cindy benar-benar membuat Kennat puas, dia kini menginginkan sesuatu yang lebih dari ini. Kennat membayangkan bagaimana setiap malam panas yang Rania lakukan bersama suaminya, berhasil membuat desiran daerahnya memuncak. Dengan sedikit kasar Kennat mendorongnya hingga Cindy terbaring di atas tempat tidurnya
Kennat kini mulai mengusap kepala Cindy, persis ia melakukannya seperti yang Althaf lakukan untuk membuat Rania tetap tertidur meski tengah mendapatkan perawatan di kakinya yang terluka.
Tangan Kennat bergerak tanpa seperti sesuatu memandunya ia mengusap lembut Cindy tak ada yang luput dari sentuhan tangannya,Apa yang Kennat lakukan itu benar-benar membuat Cindy tak dapat menahan dirinya sendiri, Meski ia sadar yang di inginkan laki-laki di hadapannya adalah Rania teman yang pernah satu kampus dengan dirinya. Tapi ia juga sangat menginginkan Kennat laki-laki tampan yang selalu tersenyum ramah ke arahnya, hanya karena dirinya adalah teman Rania wanita yang membuat Kennat tergila-gila.
Tangan Kennat sangat aktif menyentuh dan meraba disana sini sampai membuat Cindy berdesis merasakan sesuatu yang seperti akan meledak di dadanya.
"Haaa.. kau benar-benar membuatku gila Ran. Kennat menghentikan aktivitas nya sejenak sebelum akhirnya memulai aktivitas suami istri itu bersama Cindy. dia tidak ingin melewatkan waktu sedetikpun untuk menyia-nyiakan itu karena sejenak awal yang ia bayangkan adalah Rania.
Dengan kasar Kennat melakukannya tugasnya untuk berbagai malam yang hangat bersama.
"Uhhhh, itu sangat sakit Kenn.
" Ya. panggil namaku lagi Rania ku mohon. panggil namaku.
"Kennat
" Kennat, ku mohon lakukan dengan pelan-pelan
😝
Pagi yang kacau terjadi pada kedua pasangan muda. "Bodoh meskipun aku mabuk, bagimana bisa aku melakukan hal seperti ini pada Cindy? Kennat yang terbangun di pagi hari tanpa sehelai benang pun yang menutupi tubuhnya. ia merasa sangat kaget. ia tidak ingat dengan jelas bagimana dirinya berakhir bersama Cindy sahabat Rania.
" Kenn? Kau sudah ingin pergi? tanya Cindy dengan senyum manis di wajahnya.
Kennat menghentikan aktivitas nya saat itu. ia kembali berjalan menuju sisi ranjang dimana Cindy berada. "Kurasa kau seharusnya ingat nama siapa yang ku sebut saat menyentuhmu? kenapa kau tidak berusaha menghentikannya? jelas-jelas aku menyebutkan nama Rania, tapi kenapa kau?
Cindy sejenak menundukkan wajahnya merasa sedih. ia sangat menyukainya laki-laki itu. tapi ia merasa menjadi lebih bodoh karena membiarkan laki-laki itu memeluknya dan membayangkan dirinya adalah orang lain."Kenapa? Karena aku selalu menyukaimu. aku melakukannya karena aku suka padamu kak!
"Aku sangat menyukaimu, bahan jika kau membayangkan aku adalah Rania. Aku tidak keberatan kau melakukannya asalkan kau bisa memelukku.
" Hahahaa. aku tidak tau kau segila ini? kau membuatku benar-benar kacau dengan memberikan ku perasaan bersalah ini. Kennat terduduk lemas di atas lantai pandangan nya tertuju pada Cindy, tapi senyum manis Rania yang muncul dalam bayang-bayangnya
"Maaf Kenn. ucap Cindy pelan dengan mata yang mulai berlinang.
" Cindy aku tidak tau apa yang harus aku lakukan padamu? Maafkan aku." Kennat kembali berdiri dan melanjutkan mengkancing kan bajunya. "Aku pergi" ucap Kennat setelah merapihkan pakaiannya dia pergi meninggalkan Cindy sendirian
"Jadi kau pergi begitu saja?
Aku sama sekali tidak menyesal telah melakukannya denganmu. hanya saja aku pikir itu akan mampu menahanmu berada di sisiku lebih lama, Ternyata aku salah. kau sama sekali tidak pernah melihat ke arahku. hanya ada Rania di tujuanmu Kenn.
"Rania aku benar-benar membencimu.
hikss
hikss
Air bening itu terus mengalir dari sudut mata Cindy.
ditunggu up selanjutnya
semangat 💪🏻💪🏻💪🏻 dan sehat selalu kak