Cerita Inspiratif Di Sudut Kota Tangerang

🌹🌹🌹

Alinah pagi- pagi sakit kepala. Masalah nya ada kelas kosong tetapi guru lain tidak mau mengisi. Itu izu nya. Alinah hari itu datang terlambat. Alinah kondisinya kurang sehat. Tetapi Alinah memaksakan dirinya untuk pergi ke sekolah.

Beberapa hari yang lalu Alinah di buat repot oleh sakit kepala Migren. Sudah berobat namun belum sembuh juga. Bahkan setelah minum obat di rasakannya gusi terasa sakit. Alinah berusaha untuk meminum obat tapi pindah berobat ke tempat pengobatan yang lain. Ternyata belum ada kesembuhan juga. Malahan sakit pad kepala sebelah dirasakan semakin berat. Alinah nyaris tak tahan leher sebelah kiri terasa kaku. Kedua mata nya bagai di tusuk- tusuk. Rasa nya tak nyaman. Alinah nyaris tak kuasa untuk bertahan.

“Sudah berapa hari Bu?” Tanya dokter ketika memeriksa sakit kepala.

“Sudah tiga hari dk” Jawab Alinah.”Saya ada gejala darah tinggi juga dok’ lanjut Alinah.

“Tapi saat ini tensi ibu normal,” kata dokter.”Obat darah tinggi nya dilanjutkan di minum ya Bu,” Dokter menasehatinya.

Alinah diam. Ia sedang merasakan rasa nyeri yang begitu hebat. Alinah enggan bicara panjang lebar.

Tak ada yang tahu apa yang sebenarnya membuat Alinah fisiknya nge- drop. Alinah punya beban yang berat.Alinah berjuang keras untuk mendapatkan uang agar bisa membiayai Nara. Alinah memutar otak agar kebutuhan sehari-hari bisa tertutup.

Alinah mencari peruntungan menjadi konten kreator. Tapi ternyata setelah di lakoni nya, menjadi konten kreator tak semudah yang dia bayangkan..Faktor utama nya adalah sinyal yang tidak stabil. Apalagi baik di sekolah maupun di rumah seringkali tidak ada jaringan. Gangguan jaringan ini biasa nya setelah turun hujan. Alinah pun sebenarnya tidak terlalu paham tentang jaringan internet. Alinah hanya bisa merasakan bila terjadi hujan, sinyal hilang. Selain itu, koneksi internet juga akan hilang Bilal listrik padam.

“Alinah punya prinsip jika dirinya tak bebar- benar sakit akan tetap masuk ke sekolah. Alinah tak sampai hati membiarkan anak- anak bersekolah. Berlalu lalang tanpa tujuan. Belum lagi pendapat orang tua murid yang selalu berkomentar ketika ada kelas kosong.

Seperti hari ini, ada orang tua murid yang mengadu jika kelasnya tidak ada yang mengajar. Sementara itu guru kelas satu sedang ada dinas luar. Akhirnya guru kelas satu itu menelpon jg pada kepala sekolah. kepala sekolah juga manusia biasa yang terkadang banyak kesibukan sehingga lebih sensitif. Maka Kepala sekolah pun menelpon pada bendahara sekolah

bendahara langsung datang ke sekolah. Memarahi guru honor yang selama ini d cecer oleh dewan guru karena males mengajar. Ramai sekali di grup WA guru guru yang terkena imbas dan di sorot tidak mau mengganti mengajar bila ada kelas yang kosong itu saling menghujat satu sama lain. bendahara di sekolah mengajar kebencian di WA perihal guru yang datang pagi tetapi tidak mengajar siang. tetapi tidak mau mengisi kelas yang kosong bendahara minta agar hari ini tidak ada guru yang ijin. sementara guru yg masuk pagi dengan jadwal siang, harus mengajar pagi tanpa kecuali. keduanya saling menghujat satu sama lainnya. kondisi seperti ini membuat migren di kepala sakinah semakin berdenyut. Alinah tak berkomentar apapun di grup WA. Alinah tidak perlu banyak bercakap tentang polemik antar teman. Karena dianggapnya itu akan memperkeruh suasana.

***.

Keesokan harinya Alinah mendapatkan tugas untuk hadir dalam acara pengimbasan Revitalisasi Bahasa daerah di lingkungan jajarannya. “Utamakan Bahasa Indonesia, Lestarikan Budaya Daerah, Kuasai Bahasa Asing”

Alinah begitu merasakan bila bahasa daerah itu penting untuk dilestarikan. Dia pun berfikir, bila bahasa daerah tidak dilestarikan nanti keberadaan nya akan punah. Anak tak lagi mengerti tradisi leluhur di daerah itu.

Alinah teringat masa kecilnya dulu ketika di kampung. Dia saat berkomunikasi dengan Ayah nya menggunakan bahasa Kromo Inggil.

“Aku senang apabila anak-anak menggunakan bahasa Kromo Inggil saat berkomunikasi dengan kedua orang tua.” tutur ayah Alinah. Kemudian ayah Alinah melanjutkan perkataannya,’Apalagi bila anak menggunakan bahasa Kromo Inggil saat ada tamu, itu akan lebih enak di dengar oleh para tamu,”

Ayah dan ibu kita pasti akan merasa bangga bila anak- anak berbakti dengan kedua orang tuanya. Salah satu darma baktinya itu di tunjukkan dengan menggunakan komunikasi bahasa Kromo Inggil. Orang tua merasa bangga karena mereka akan di nilai positif oleh masyarakat sekitar telah berhasil mendidik putra- putrinya dengan baik.

Memang kalau di kait- kaitkan antara kedudukan anak yang berbakti kepada kedua orang tua dengan bahasa Kromo Inggil seperti ada korelasinya. Menurut Alinah, Orang yang berbakti kepada kedua orang dengan bahasa Kromo Inggil itu, dengan sendirinya anak itu sedang menata agar dirinya itu memposisikan orang tua itu di tempat yang tinggi/ tempat yang terhormat. Dengan begitu, dalam sikap sehari-hari harinya akan tercermin pribadi yang luhur. Anak menggunakan bahasa yang sopan dan santun.

Anak yang bersikap sopan santun pada kedua orangtuanya itulah yang di sebut anak yang berbakti kepada orangtuanya.

Bagi Alinah pribadi, Seorang anak yang berbakti kepada kedua orang tua adalah hal yang terpenting. Terbayang pada Alinah, jika seorang anak tidak mau berbakti pada ayah dan ibunya. Mereka merasa terpukul dengan sikap anak nya itu teramat menyakitkan. Seorang ayah pasti akan kecewa. Siang malam sang ayah bekerja keras membanting tulang untuk memberikan nafkah kepada istri dan anaknya. Tapi yang diharapkan oleh sang ayah tak akan tercapai. Anak di harapkan untuk regenerasi ke arah yang lebih baik tetapi dihadapkan pada anak yang tidak berbakti. Sang ayah akan sia- sia. Bagai seorang yang membuang makanan ke bak sampah. Hasil kerjanya tak mampu dinikmati dengan baik. usahanya sua- sia belaka. Sang ayah akan sedih.

Terbayang pula pada diri Alinah, Jika seorang anak tidak berbakti pada sang ibu. Ini tentunya membuat miris Alinah. Kerapkali ibu yang telah mengandung 9 bulan lamanya, tapi jika sang anak itu tidak berbakti pada ibunya tentu saja sang ibu akan sakit hati. Kecewa dan terkadang putus harapan

Alinah seringkali mendengar perlakuan sang anak yang begitu buruk pada sang ibu.

Tapi di sisi lain, Alinah kerap kali mendengar perlakuan seorang anak yang begitu baik pada sang ibu. Banyak pula Alinah mendengar kisah seorang ibu yang berhasil mendidik putra- putrinya melalui jalur pendidikan. Sukses dalam berkarir dan juga sukses dalam mendidik anak sebagai generasi penerus yang berakhlak mulia.

“Itu ibu Ranti sukses,mendidik anak. Menjadi seorang dokter dan berakhlak mulia pada ibunya,”kata seorang tetangganya.

“Oh iya, Bu Ranti itu kalau mendidik anak - anaknya juga lemah lembut’ kara tetangga sebelah.

Mendengar hal itu, Alinah pun berkomentar, “Setahu saya, Bu Ranti itu disamping sosok orang yang mendidik seorang anak dengan hati yang lemah lembut,beliau pun kerapkali mendidik anak dengan contoh suritauladan yang baik,”

Alinah kerap kali mendidik anak dengan contoh. Bangun pagi. Usai sholat subuh Bu Ranti menyiapkan makanan untuk anak- anak sebelum pergi pergi ke sekolah dengan kelembutan dan rasa kasih sayang yang mendalam.