cerita ini mengisahkan tentang perjuangan orang tua yang perekonomiannya di bawah garis kemiskinan tetapi dengan semangat dan tekat yang kuat akhirnya ia bisa membesarkan anak anaknya akan tetapi setelah anak anak itu dewasa dan sudah bekerja justru mereka lupa akan perjuangan orang tua yang sudah membesarkan mereka..... mau tau ceritanya lanjutkan dengan baca cerita di bawah ini ya❤
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cuzythree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 29
sepulang dari rumah sakit rangga segera mengantar istrinya terlebih dahulu ke rumah baru dia akan menuju ke kantornya
Tepat pukul 10 siang rangga baru sampai di kantor dan segera menuju ke ruangan alya terlebih dahulu, disepanjang jalan rangga tak henti hentinya tersenyum karena memperoleh anugerah yang tidak terhingga dari Allah SWT
Semua karyawan yang melihat petinggi perusahaan yang selalu tersenyum itu merasa heran dengan tingkah laku atasannya itu yang bersikap seperti biasanya yang dingin cuek dan juga kejam
"eh sepupu sableng kenapa kamu senyum senyum sendiri seperti orang gila" celetuk alya yang melihat rangga datang ke ruangannya sambil senyum senyum
"aku lagi dapat rejeki yang luar biasa al, bahkan tak bisa di ukur dengan banyaknya jumlah uang" sahut rangga dengan raut wajah yang sangat bahagia
"rejeki apa" tanya alya yang sangat penasaran
"tapi sebelumnya aku minta maaf ya al aku tidak bermaksud untuk menyinggungmu" rangga merasa tidak enak hati untuk mengatakannya sama alya
"tidak perlu seperti itu ngga, aku tidak akan tersinggung ataupun sakit hati cepat katakan saja" desak alya karena sudah tidak sabar
"aku akan menjadi ayah al, diah sedang hamil bahkan anak kami kembar" ucap rangga dengan antusias
"benarkah kamu serius kan" jawab alya dengan mata berbinar
"iya al" rangga menjawab dengan mantap
"selamat ya ngga dan tolong doakan aku semoga aku juga bisa mengikuti jejak diah" pinta alya dengan senyum lebar
Rangga tau biarpun alya tersenyum dengan lebar namun dalam hati alya yang paling dalam dia juga menginginkan hal itu juga
"banyak banyaklah berdoa terutama kamu doakan mertuamu yang jauh di sana doakan mereka selalu sehat dan mintalah restunya walaupun itu hanya lewat doa dari jauh karena untuk beberapa waktu ini aku dan diah selalu berdoa untuk kedua mertuaku juga, mungkin karena ridho nya makanya kami di beri amanah untuk bisa menjadi orang tua juga" nasihat rangga pada alya
"baik aku akan mencoba mengikuti saranmu semoga aku juga bisa mengikuti jejakmu"kata alya yang akan mengikuti nasihat sepupunya itu
" iya dan kamu bicarakan dengan andi juga oh dan aku mau meminta ijin supaya istriku bisa keluar dari kerjanya karena aku tidak mau istriku kelelahan dan berakibat pada kehamilannya"ucap rangga lagi
"tidak masalah ngga memang lebih baik seperti itu" alya pun menyetujui keinginan sepupunya itu
"ya sudah aku kembali ke ruanganku dulu ya" pamit rangga kepada sepupunya itu
"ok"
Sepeninggal rangga alya termenung di kursi kerjanya dia memikirkan kata kata rangga tadi yang menyuruh untuk meminta restu kepada kedua mertuanya meskipun hanya lewat doa, alya akan mengikuti saran dari sepupunya itu
Sedangkan di kampung keluarga abah sodiq sedang berkumpul di teras depan rumah untuk menanti waktu sholat magrib
"bah minggu depan yanto mau memanen jagung kita tapi aku masih bingung bah kalau kebun seluas itu hanya kita yang kerjakan pasti akan memakan waktu berhari hari yanto sebenarnya ingin memanen semuanya sekaligus, gimana kira kira solusinya ya bah" tanya yanto meminta saran kepada abahnya
"sebaiknya kamu panen hari sabtu dan minggu nak biar bisa di bantu adik adikmu yang masih sekolah sama ajak ana dan keluarga pak ahmad juga biar kita kerjakan ramai ramai pasti cepat selesai" abah memberi saran kepada putranya
"kenapa aku tidak berpikir sampai kesana ya bah aku cukup kepikiran akan hal itu akhir akhir ini" yanto merutuki dirinya sendiri kenapa tidak berpikir seperti abahnya
Abah sodiq hanya tersenyum melihat putranya itu karena abah sodiq pun sadar betul berapa usia anaknya itu jadi masih sangat butuh bimbingan orang yang lebih tua dan perlu mengasah cara berpikirnya lagi
"habis yang abang pikirin cuma mbak anti aja sih" ledek lia pada abangnya itu
Yanto melotot kepada adik nya itu bisa bisanya di saat lagi membahas kerjaan malah menyangkut pautkan masalah pribadinya
"pissss bang" lia hanya cengengesan di pelototi abangnya sambil mengacungkan 2 jari
Hari yang ditunggu telah tiba saatnya untuk panen raya akan di mulai, selain yang bersekolah sudah berangkat pada pagi pagi buta di hari sabtu sedangkan yang bersekolah akan menyusul setelah pulang sekolah dan mereka semua akan menginap di pondok tengah hutan supaya tidak perlu bolak balik lagi
"wah bang ini kebunnya luas sekali" ana terkagum kagum akan luasnya kebun yang di kelola oleh abangnya itu
"iya dek emang kebun wak jamal sangat luas" yanto menyahuti pertanyaan adiknya itu
"ayo kita segera memulainya biar cepat selesai" ajak abah sodiq kepada semua orang yang ikut ke kebun
"ayo" jawab mereka semua serempak
Mereka semua segera terjun ke kebun jagung untuk memulai pekerjaan mereka dengan semangat empat lima mereka berlomba lomba untuk segera memetik hasil jagung tersebut
Tak terasa waktu sudah menunjukkan tengah hari abah sodiq mengajak semuanya kembali ke pondok untuk beristirahat dan makan siang bersama, di saat mereka sedang beristirahat datanglah rombongan dari anak anak yang bersekolah untuk membantu mereka
"wah ternyata jauh juga ya bah kebunnya kaki lia sampai mau patah rasanya" celetuk lia dengan di dramatisir
"halah kamu aja yang tidak pernah jalan jauh" ledek daus menyahuti keluhan adiknya itu
"emak itu lihat bang daus usil lagi sama lia" adu lia kepada emaknya dengan bibir monyong seperti bebek
"kalian ini selalu saja ribut tidak peduli di mana tempat dan sedang ada siapa" keluh emak ranti akan kelakuan kedua anaknya itu
Sedangkan kedua tersangka yang tukang ribut hanya cengar cengir saja seperti tidak punya dosa sama sekali
Setelah beristirahat mereka kembali melanjutkan pekerjaan mereka, karena banyaknya orang yang ikut membantu pekerjaan mereka akhirnya hampir selesai hanya tinggal sedikit saja dan akan mereka teruskan esok hari
Para perempuan dan anak anak pergi lebih dulu ke pondok untuk memasak makan malam mereka sedangkan para pria masih membereskan pekerjaan mereka, mereka semua seperti berkemah di hutan karena tinggal ramai ramai di pondok yang kecil itu
Karena sudah pada kelelahan setelah makan malam mereka semua langsung tidur untuk memulihkan tenaga mereka kembali untuk menyambut pekerjaan yang sudah menunggu mereka esok hari
Seperi masa kecilku
orng iri pasti ada dan hasil nya akan beda juga nanti kl sdh d garap sendiri