NovelToon NovelToon
Pengantin Untuk Calon RI 1

Pengantin Untuk Calon RI 1

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:7.7k
Nilai: 5
Nama Author: Sirchy_10

Seorang Duta Besar Republik Indonesia yang bertugas di Belanda, diperintahkan pulang oleh pimpinan Partai, untuk dicalonkan sebagai Presiden pada Pemilu 2023. Dialah Milano Arghani Baskara. Pria mapan berusia 35 tahun yang masih berstatus single. Guna mendongkrak elektabilitasnya dalam kampanye, Milano Arghani Baskara, atau yang lebih dikenal dengan nama Arghani Baskara, diminta untuk segera menikah. Tidak sedang menjalin hubungan dengan wanita manapun, Argha terpaksa menerima Perjodohan yang diatur oleh orang tuanya. Dialah Nathya Putri Adiwilaga. Wanita muda berumur 23 tahun. Begitu Energik, Mandiri dan juga Pekerja keras. Nathya yang saat ini Bekerja di sebuah Hotel, memiliki mimpi besar. Yaitu melanjutkan pendidikan S2 nya di Belanda.

Akankah cinta beda usia dan latar belakang ini bersemi?
Mampukah Nathya menaikkan elektabilitas suaminya dalam berkampanye??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sirchy_10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 24

Melani benar- benar tidak mampu memahami cara kerja otak kakak tersayangnya. Beberapa menit yang lalu, ia dan Boni masih menikmati indahnya pemandangan malam dari Balkon kamar hotelnya. Setelah melakukan kegiatan panas yang melelahkan, tentu mereka butuh refreshing. Menghirup udara puncak yang menyegarkan paru- paru sembari mengecap nikmatnya seduhan teh yang di petik langsung dari perkebunan di Bogor.

Liburan Melani dan Boni memang bukan liburan mewah ke Eropa ataupun Maldives. Namun tetap saja Melani ingin menikmati waktu berkualitas dengan kekasih tersayang. Kini, pupus sudah harapan itu karena ia harus merelakan rengkuhan hangat Boni di pinggang sempitnya, akibat sebuah panggilan darurat yang Melani sebut dengan panggilan kematian.

Melani menggerutu. Bibir tipisnya mencebik tanda ia sangat marah akan hal- hal yang tidak berempati yang dilakukan kakaknya. Ini bukan kali pertama, ya bapak Milan yang terhormat, batin Melani bergejolak. Sudah sering terjadi kakaknya ini mengacaukan waktu berkualitasnya dan membuat moodnya terjun bebas.

Memangnya mudah bagi Melani mengajukan cuti, disaat banyak kasus yang harus ia tangani?

Boni sudah terlihat fokus dengan laptop didepannya. Bahkan untuk mengenakan T-shirt saja ia tak sempat, saking daruratnya panggilan ini.

"Pak, jadinya mau ke Tokyo apa ke Korea?" Tanya Boni memastikan kemana sang atasan ingin berlibur.

Melani mengepalkan tangannya saat mendengar percakapan Boni dan sang kakak. Jadi ini hal penting, mendesak, darurat yang di maksud? Ingin rasanya Melani terbang pulang ke kediaman Baskara lalu menembak kepala kakaknya dengan senapan api. Tidak bisakah menunggu hingga besok, jika hanya ingin membuatkan Itinenary ke Tokyo atau pun kemana yang kakaknya inginkan.

Inilah resiko menjalin hubungan dengan sekretaris orang sibuk. Dan Argha sudah mengingatkan Melani diawal sebelum adiknya itu menjalin hubungan dengan sekretarisnya. Salah Melani sendiri, berjuta- juta penduduk di Indonesia Raya ini, kenapa harus jatuh hati pada sekretaris kakaknya?

Mohon maaf saja meski Melani adiknya Argha, tidak ada pemakluman. Jika Argha butuh ya butuh. Boni bekerja benar- benar tidak kenal waktu seolah- olah hidup Boni mutlak milik Argha.

"Kemarin dapat hadiah ke Eropa dari Pak Seno, tidak mau di manfaatkan saja pak? Kalau saran saya sih, ke Eropa saja."

Dan kini Melani paham mengapa kakaknya selalu bergantung pada Boni. Integritas kekasihnya itu seolah tampa batas. Lelakinya ini begitu paham banyak hal. Entah itu masalah pekerjaan, keperluan pribadi Argha, sampai harus honeymoon kemana yang disukai banyak wanita pun, Boni tahu. Tak salah ia menjatuhkan pilihan pada lelaki ini. Berbeda dengan kakaknya yang tidak tahu apa- apa jika sudah menyangkut wanita. Seketika Melani jadi kasihan pada Nathya.

"Ok, sepakat ya pak. Nanti saya kirimkan draf itinerary nya."

Setelah menutup telepon dari Argha, Boni menoleh pada yang sedang merajuk. Lalu berjalan menghampiri dan memeluk erat pinggang nan ramping itu.

"Jangan marah, pak Argha —" ucapan Boni terhenti kala ponselnya berdering kembali.

 "Halo pak."

^^^"Jangan lupa tiket dan kamar untuk kamu juga ya, Bon."^^^

"S-saya ikut juga, pak?"

Mohon maaf dek Boni. Tidak ada kata tidak bisa ikut, jika tuan Arghani Baskara sudah meminta anda untuk ikut.

"Baik pak. Saya. Mengerti."

Dan pada akhirnya, Melani akan selalu jadi pihak yang mengalah. Suka- suka dominan yang satu itu saja lah.

...---------------------------...

Sepertinya ungkapan bahwa, menikahi keluarga konglomerat sama saja menikahi masalah, itu benar adanya. Mulanya Nathya mengira itu hanyalah kata- kata penghibur akibat ketidaksiapan seseorang menghadapi perubahan dalam hidupnya, dari level yang biasa- biasa saja ke level dewa.

Namun ketika di belakang namanya telah tersemat nama baru, saat itu jugalah Nathya sadar bahwa ungkapan tersebut memang benar adanya.

Nathya yang hidupnya selalu nyaman, tidak pernah benar- benar berada dalam fase kekurangan kecuali mendekati akhir bulan semasa gadisnya, namun bukan yang benar- benar kurang sehingga gadis itu harus meminta- minta, kini menyadari bahwa, hidup itu perbanyak bersyukur jangan perbanyak gaya.

Kembali ke topik masalah yang seakan tidak berhenti menghantam Nathya semenjak dirinya mengikat janji suci dengan Milano Arghani Baskara.

Beberapa hari yang lalu, saat Nathya sakit dan berjuang untuk sembuh, Argha begitu perhatian. Sampai- samapi sang dominan meminta cuti dua hari, di tengah- tengah jadwalnya yang padat hanya untuk merawat Nathya.

Hal ini dilakukan Argha, entah benar dari dalam hati entah hanya pendukung akting sandiwara mereka. Biar dikatakan, suami siaga sayang istri. Tidak hanya cuti, laki- laki dominan itu juga memastikan makanan yang masuk ke tenggorokan Nathya haruslah makanan yang sehat. Benar- benar seperti suami idaman yang begitu perhatian pada istri yang sedang sakit.

Namun, dibalik liburan yang di wujudkan Argha, tentu banyak pertimbangan yang sudah dipikirkannya. Jika mereka pindah ke hotel, pasti akan menjadi pertanyaan besar bagi mama Dewina dan papa Bambang. Kenapa harus ke hotel? Apa hal yang membuat Nathya tidak nyaman, sehingga ingin pisah rumah?

Lebih baik Argha memilih jalan aman. Yaitu memanjakan diri dengan perjalanan indah yang dikemas dalam sebuah 'Bulan Madu'.

"Kamu mau liburannya, ke Eropa atau ke Jepang, Thya?" tahya Argha terang- terangan dihadapan seluruh keluarga yang sedang menikmati makan malam termasuk tante Riana.

Mama Dewina langsung menghentikan aktivitas menyuap makanannya, begitu pun dengan papa Bambang. Pasangan Baskara itu, tampak tersenyum senang mendengar kabar honeymoon anaknya dan sang menantu. Seperti sudah tidak sabar untuk momong cucu.

Sementara Nathya menggerutu di dalam hati tidak mengerti pada Argha. Kenapa harus mendiskusikan perjalanan liburan mereka di depan seluruh keluarga?

Ngadi- ngadi bapak Argha ini. Bikin frustsi saja.

Nathya tidak lekas menjawab. Membuat Argha menyorot penuh atensi padanya seolah meminta Nathya memutuskan detik itu juga. Dikiranya jarak Indonesia dengan Eropa atau Jepang sedekat Mangga Dua Square dan Taman Fatahillah?

"Loh kok, bisa- bisanya kamu kepikiran jalan- jalan dimasa sibuk seperti ini, Milan?"

Suara dengan intonasi penuh kedengkian yang sama sekali tidak berusaha ditutupi itu terdengar dari seorang wanita senior, ketika Argha merencanakan liburan untuk istri kontraknya.

Oh Tuhan, iblis yang satu ini.

"Thya perlu liburan, tan," bela Argha seolah- olah Nathya lah yang meminta agar mereka pergi berlibur. Tapi faktanya, memang begitu sih.

"Ngabisin duit suami aja kamu bisanya. Emang tau susahnya nyari duit kayak mana?"

Oho, tante Riana yang terhormat. Asal tante tahu saja, begini- begini Nathya pernah bekerja keras, banting tulang bagai kuda sampai meriang. Sebelum keponakan tante yang kaya ini mengacaukan hidupnya, dengan meminang.

Namun hal itu jelas tidak mampu Nathya ucapkan. Ia memilih diam, dan menelan sakit hatinya kembali kedalam.

"Saya memang kerja untuk Thya kok tan."

Sama seperti Melani, Nathya pun tidak bisa memahami isi kepala Argha. Sebelum ini, Nathya sangat kesal pada Argha. Tapi karena di bela, kesalnya luruh. Tandanya Argha masih memiliki hati nurani, untuk sekedar membela harga dirinya didepan semua keluarga, terutama pada tantenya.

"Kamu gak peka ya, sama keadaan suami kamu? Baca berita gak?"

Pembelaan Argha untuk istrinya, dibalas dengan bentakan oleh Tantenya pada Nathya. Lho kok, si iblis ini marahnya ke Nathya? Bukankah seharusnya kemarahan itu ditujukan pada keponakan tersayangnya Argha?

Mendengar ucapan tantenya membuat Jantung Nathya bergemuruh. Rasa tidak enak hatinya kembali menghantam perasaan. Sebetulnya berita apa yang tidak Nathya ketahui?

"Tante, stop." Bahkan suara Argha dengan intonasi yang cukup berbahaya sekali pun, tidak mampu menghentikan ekpresi kemarahan tante Riana ini pada Nathya.

Suasana makan malam yang seharusnya tenang dan damai berubah tidak kondusif akibat wanita yang tidak memiliki rasa empati. Jujur, Nathya sudah tidak bisa lagi menahan diri untuk tetap bersabar. kilatan mata Nathya sudah seperti induk Naga yang siap menyemburkan Api dari dalam mulutnya. Mana tidak Ada Melani yang bisa membelanya lagi!

"Hal apa yang tidak saya ketahui, tante?" tanya Nathya, yang masih berusaha keras menjaga intonasi bicaranya. Karena masih menghargai orang tua Argha yang masih berada di sana.

"Suami kamu itu, elektabilitasnya masih rendah! Bisa- bisanya kamu kepikiran liburan di tengah situasi sulit seperti ini."

"Tante, cukup. Saya bisa handle."

"Berhenti membela pasangan kamu Milan," tegas tante Riana yang kini mulai menaikan nada bicaranya pada keponakan tersayang. "Istri dari pihak lawan rela terbang jauh ke berbagai daerah untuk meningkatkan basis suara suaminya. Sementara pasangan kamu, apa? Diam terus dirumah seperti anak pingitan."

Apa yang dikatakan tante Riana memang benar adanya. Harusnya Nathya membantu suaminya untuk menaikan elektabilitas suaminya, dengan melakukan hal yang sama seperti istri pihak lawan. Nyatanya, Nathya tidak melakukan apa- apa, bahkan si sulung Adiwilaga itu tidak mengetahui persoalan ini.

"Baca berita gak kamu saya tanya? Atau minimal melek Sosial Media? Tahu berapa hasil survei sejauh ini? Elektabilitas Argha itu hanya 30%. Bisa bayangkan tidak, seberat apa perjuangan suami kamu ini?"

Tante Riana melampiaskan segala bentuk kemarahannya pada Nathya. Semua orang pun hanya bisa bungkam, tidak ada yang berkomentar. Baik mama Dewina, papa Bambang, termasuk Argha yang tidak membela seperti tadi. Apakah semua orang satu suara dengan tante Riana?

Nathya menelan ludah getirnya. Hatinya mendadak kalut mendengar informasi yang disampaikan tante Riana, mengenai elektabilitas dan popularitas Argha yang ternyata masih cukup rendah untuk seorang calon presiden. Seketika kemarahannya luruh. Tidak terobsesi lagi untuk membela harga dirinya. Malah yang ada Nathya merasa bersalah. Dirinya tidak mengetahui bagaimana beratnya perjuangan Argha.

Nathya akui selama ini, ia hanya menjalankan inti dari kontrak, yaitu bertingkah mesra di hadapan publik dan keluarga Baskara. Selebihnya Nathya tidak peduli. Entah bagaimana tanggapan rakyat atau bagaimana Argha di luar sana, Nathya masa bodo gak mau tau. Toh bukan tanggung jawabnya.

Namun mendadak otak cerdasnya mulai bekerja. Mengartikan kata elektabilitas secara luas dibanding sebelumnya. Secara tidak langsung, tante Riana sudah mengingatkan bahwa dirinya adalah pasangan dari seorang calon presiden tahun ini. Yang tugasnya lebih besar daripada sekedar membetulkan dasi atau hanya bergelayut manja pada Argha ketika menghadiri undangan pesta.

"Harusnya kamu mengerti dengan apa yang saya katakan. Jangan jadi istri yang tidak tahu diri."

Setelah mengatakan hal itu, tante Riana meninggalkan meja makan. Meskipun perkataannya pedas sepedas sambal mercon yang sedang viral, dan tajam setajam silet, Nathya harus berterima kasih karena sudah disadarkan bagaimana seharusnya tugas seorang pasangan calon presiden itu. Menjadi pasangan Argha ternyata tidak segampang membangun chemistry cinta. Namun lebih besar, lebih berat daripada yang dibayangkan.

Rakyat tidak peduli pada hal yang semacam itu. Mereka lebih membutuhkan pemimpin yang menunjukkan kerja nyata, bersikap adil dan juga berempati pada kesusahan rakyat. Bukan yang hanya menjual kisah cinta asmara.

Sejenak Nathya berpikir, apa dirinya terlalu fokus pada masalahnya sendiri, sehingga melupakan bagaimana caranya ia membantu menaikan elektabilitas suami kontraknya?

Namun, apakah semuanya salah Nathya? Argha juga seharusnya turut disalahkan dalam hal ini. Kenapa ia tidak Memberitahu Nathya mengenai masalah ini?

Minimal maksimalnya, ngomong atuh pak. Ngomong, jangan diem bae.

1
sarytaa
seneng yaa,
dr kmren bolak balik nunggu up.

hah.. bru skrang

brasa cepat banget deh bacanyA..
Ririn Susanti
rekomen banget cerita nya, pemilihan katanya, enak banget dibaca
Anonymous
alur nya gak pasaran
sarytaa
sweet 😍😍😍
LV Edelweiss
Luar biasa
LV Edelweiss
Lumayan
LV Edelweiss
Sudah bisa ku bayang kan gmn kacau nya nathya 🤪
LV Edelweiss
ada bau2 promosi Partai di sini. kenapa gak Golkir aja dih thor... Atau Gilkor
Sirchy_10: gak kok kak. gak promosi partai. seriusan lupa plesetin yang satu ini
total 1 replies
sarytaa
up
sarytaa
hahahaha dikira mimpi ya tya?
srasa cepat banget bacanya, hehe.
Purnama Pasedu
thaya ngebleng
Purnama Pasedu
perjuangan istri
Purnama Pasedu: kembali kasih
Ayuni_ 93: makasih kk. 🤗
total 2 replies
Purnama Pasedu
anggap aj lagi ngedongeng y Nathya
sarytaa
suka dg ceritanya, wlaupun ada org bilang crita nya belibet,

cuma bgi aku up nya jngan lama² kaka, hehhehe
Sirchy_10: hehehe. maklumin kak, pemula. hrus bnyak blajar. trima ksh sudah setia membaca pengantin untuk calon RI 1🤗
total 1 replies
sarytaa
cepat bnget rasa nya wktu baca.
up lgi thor.
r
dr kmren nunggu nya
sarytaa
up lgi thor,
aku suka sma alur novelnya.
sarytaa
uo
sarytaa
aku mnunggu up slnjutnya, jngan lma² loh kk
sarytaa
yah habis lagi 😁😁😁
Sirchy_10: udh up kak.
total 1 replies
sarytaa
aku tunggu up slnjutnya thor!
seru ceritqnya, tau tau udh habis baca.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!