NovelToon NovelToon
THE HAUNTED VOW

THE HAUNTED VOW

Status: tamat
Genre:Horor / Tamat / Cinta Terlarang / Kutukan / Hantu / Roh Supernatural
Popularitas:51.1k
Nilai: 5
Nama Author: Leona Night

Cassandra Dumont, seorang penulis muda yang mencari inspirasi untuk novelnya, tiba di desa terpencil Valea Umbrelor, Romania. Dikelilingi oleh hutan lebat dan danau yang selalu diselimuti kabut, desa ini memancarkan aura misterius yang segera memikat Cassandra. Di sana, dia mendengar tentang legenda Lacul Negru, tempat roh-roh terkutuk mengikat janji abadi—sebuah pernikahan yang hanya membawa kematian.

Ketika Cassandra mulai menyelidiki lebih dalam, dia bertemu dengan Lucas Văduva, roh dari abad ke-19 yang terjebak oleh cinta tragis dan dendam. Tertarik oleh pesona kelamnya, Cassandra mendapati dirinya terjerat dalam ikatan supranatural yang tidak bisa dia hindari. Bersama Adrian, seorang pria lokal yang mengetahui sejarah kelam desa itu, dan Madame Elara, cenayang tua yang menyimpan rahasia tentang kutukan Lucas, Cassandra berjuang untuk memutuskan ikatan yang mengancam jiwanya. Mampukah Cassandra mematahkan kutukan ini ataukah dia akan tersesat selamanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Leona Night, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Desa Yang Tersembunyi

Senja Tiba, Cassandra berjalan menyusuri jalan berbatu yang membelah Valea Umbrelor. Matahari sore memancarkan Cahaya keemasan pada dinding batu di rumah rumah tua sepanjang desa. Sementara bayangan pohon yang menjulang tinggi meninggalkan gambaran hitam memanjang di atas tanah. Suasana yang sungguh tenang jauh dari keramaian, namun sekaligus diliputi aura mistis.

Udara sore itu terasa sejuk, bercampur dengan aroma khas pohon oak yang berasal dari hutan yang Nampak di kejauhan, serta bau tanah yang lembab dan basah akibat kabut yang senantiasa ada sejak pagi hari, menimbulkan ketenangan dan kedamaian. Nampak juga bunga bunga liar warna warni tumbuh di sepanjang tepi jalan.

Valea Umbrelor seperti desa yang terperangkap pusaran waktu. Penduduk desa ini tidak banyak mengalami perubahan sejak jaman nenek moyang mereka. Mungkin yang sedikit berbeda, adalah sekarang sudah terdapat pemancar sinyal ponsel di desa ini.

Masih umum terlihat Wanita tua menenteng tas belanjaan khas Rumania, diiringi suara senda gurau anak anak kecil berlarian kesana kemari bermain riang. Bagi Cassandra nuansa itu sangat jauh berbeda dengan kehidupan metropolis di Paris Prancis tempatnya berasal. Sungguh sebuah nuansa yang sangat jauh dari Moderenitas.

Tak berapa lama berjalan, setelah melewati pertigaan desa, Cassandra bertemu dengan alun laun kecil nan apik. Sepertinya desa ini memprsiapkan tanah lapang ini untuk berbagai kegiatan desa.

Tak berapa lama mungkin setelah berjalan sekitar seperempat kilo meter dari alun alun desa, terdapat sebuah toko kecil di pojok jalan. Toko itu nampak kuno namun cantik, melihatnya seperti Kembali ke era cerita anak anak Hanzel and Gratel.

Dari jendela toko terlihat beraneka kue kue yang tertata di atas piring piring cantik yang juga kuno, sungguh sangat membangkitkan selera. Didepan toko terpampang papan kayu dengan tulisan ukiran yang berbunyi “Magazinul Satesc” atau kalau diterjemahkan kurang lebih berarti “Toko Desa.”

Tertarik dengan aroma wangi dari roti yang menyeruak dari dalam Toko, Cassandra memasuki toko itu untuk melihat suasana dan berbelanja. Pintu toko dilengkapi dengan sebuah lonceng kecil yang akan berdenting setiap kali ada orang keluar masuk.

Begitu masuk dalam toko, semerbak aroma manis Vanila yang berasal dari kue yang baru keluar dari oven, serta berbagai aroma rempah rempah yang khas serta aroma lilin lebah menyambutnya. Didalam toko terdapat rak rak kayu oak, yang berisikan berbagai kebutuhan dapur, sabun artisan, kain tenun khas Rumania dan berbagai macam kue tertata Rapi.

Dipojok toko terdapat meja kasir tua dengan seorang Wanita muda berambut coklat dikepang dua tampak berdiri dengan baju merah dengan corak khas Rumania, tersenyum ramah begitu melihat Cassandra memasuki area toko. Senyumnya yang manis dan mata birunya yang jernih tampak ikut berbahagia menyambut kedatangan Cassandra.

"Bună ziua," Wanita tersebut memberikan salam.

"Selamat datang di toko kami. Saya Emile. Ada yang bisa saya bantu?" Cassandra menyambut sapaan ramah itu dengan senyuman dan mendekat.

"Bună ziua, Emile. Perkenalkan saya Cassandra Dumont, baru tadi pagi tiba di desa ini. Saya seorang penulis, yang sedang berlibur dan yah, mencari inspirasi untuk buku terbaru saya. “

"Oh, jadi Anda pendatang baru di desa kami, dan profesi anda penulis," jawab Emile dengan antusias.

"Saya rasa anda mendatangi tempat yang sangat tepat, Valea Umbrelor adalah tempat yang penuh dengan inspirasi. Desa kami indah walau terpencil. Saya rasa anda akan menemukan banyak inspirasi untuk buku anda. Khususnya jika anda menulis kisah misteri. Nuansa kuno desa ini niscaya akan membuat anda menemukan banyak inspirasi.” pungkasnya.

Cassandra mengangguk dan tersenyum ramah, sambil mengamati sekeliling toko, lalu berkata, “Semua property yang ada didesa ini sangat kuno, kalian pandai memelihara peninggalan leluhur, Kadang terbersit dalam pikiran saya, waktu seolah terhenti desa ini, saya jadi merasa Kembali ke masa kecil saya dulu."

Emile tersenyum mendengar pernyataan Cassandra dan Kembali berujar, "Kami memang sedikit tertinggal dari peradaban diluar. Namun hal itulah yang membuat kami punya persatuan yang kuat. Memang benar yang anda katakan nona, kami sangat menjaga tradisi dan adat kebiasaan yang diwariskan oleh leluhur kami secara turn temurun."

"Demikian juga saat hari minggu kektika ada acara misa di gereja desa, kami juga membawa roti persembahan hasil karya kami sendiri. Disini juga banyak anak anak kecil yang berlarian ke sana ke mari bermain gembira, kadang juga sampai ke tepi hutan sana. Sungguh nuansa yang tidak akan mungkin anda temui di kota besar tempat anda berasal,” celoteh Emile.

"Apakah di desa ini terdapat tempat wisata khas yang bisa saya kunjungi?" tanya Cassandra sambil mengambil beberapa potong kue dan madu dari rak.

“Jika anda ingin merasakan jantung desa ini, kunjungilah alun alun desa tempat berbagai kegiatan kami adakan, serta gereja kami yang ada di atas bukit. Kami memiliki dua gereja, satu terdapat dijalanan dekat penginapan anda, dan satu lagi diatas bukit. Hemm anda pasti menginap di penginapan ibu Elena bukan?” Tanya Emile.

Cassandra menjawab sambil mengangguk, “Ah ya saya menginap di penginapan milik Elena.

”Warga desa setiap minggu melaksanakan misa di Gereja St Antonius yang terletak di atas bukit. Arsitektur Gereja itu sangat indah. Dibangun atas swadaya Masyarakat, dengan mengundang arsitek dari Bukarest. Cobalah nanti berkunjung ke sana. Buktikan keindahan gereja kami, " kata Emile.

"Dan satu lagi ada sebuah danau Tua di desa ini yang secara turun temurun dianggap menyimpan misteri. Kami percaya danau itu tempat berkumpulnya mahluk halus gentanyangan yang belum menemukan kedamaian. Sehingga, kami dilarang mendekati danau utamanya pada malam hari. " tambah Emile, nada suaranya sedikit berubah menjadi serius.

"Lacul Negru, nama danau itu. Sebuah tempat yang penuh misteri," bisiknya

Seketika Cassandra menatap Emile, dan berkata, "Saya pernah mendengar tentang danau itu, dari seseorang, ketika saya baru datang di desa ini. Apakah ada cerita khusus yang perlu saya ketahui?"

Raut wajah Emile sedikit berubah, senyum tipis tersungging, tetapi matanya menunjukkan ketegangan. "Banyak sekali versi cerita tentang danau itu. Selain beberapa orang orang tua yang mengatakan, bahwa Lacul Negru, merupakan tempat roh-roh jahat berkumpul, ada juga lainnya yang mempercayai bahwa danau itu merupakan gerbang portal menuju ke dunia lain. Suatu saat mungkin anda perlu mendengar langsung dari tetua desa ini, mereka pasti lebih tau dan punya lebih banyak cerita.”

Setelah membeli beberapa kue, Cassandra berkata, “Terimakasih untuk pelayananmu Emile, kau sangat baik dan bersahabat. Aku merasa terhibur. Kue kue ini juga terlihat sangat lezat. Saya tidak sabar ingin mencobanya.”

Emile membalas ucapan Cassandra dengan ramah. "You are Welcome , Cassandra. Senang bisa melayanimu. Jika nanti ada sesuatu yang kau butuhkan jangan sungkan untuk datang ke sini. Aku siap membantumu. "

Cassandra tertawa riang dan kembali berkata, "Dan, jika kamu ada waktu, mampirlah ke penginapanku di penginapan Nyonya Elena. Saya ingin mengajakmu ngobrol dan mendengar lebih banyak tentang kehidupan warga di sini.”

Emile membalas dengan senang. "Tentu saja, saya akan mampir. Pasti menyenangkan berbicara dan jalan jalan denganmu mengelilingi desa.”

Dengan perasaan puas dan bahagia, Cassandra meninggalkan toko kecil itu, dan berjalan perlahan mengikuti papan petunjuk desa yang memberikan informasi Lokasi Danau Lacul Negru.

Sambil membawa kantong belanjaan di tangannya, Cassandra mengikuti petunjuk arah menuju ke jalan setapak yang semakin lama semakin jarang dilewati orang. Jalanan mulai menanjak, menembus ke dalam tepian Hutan yang mengelilingi Valea Umbrelor.

Setelah beberapa saat berjalan, dari kejauhan Cassandra melihat kilauan cahaya.Ternyata Cahaya itu berasal dari air danau yang berkilauan terkena matahari sore. Lacul Negru. Cassandra mempercepat langkahnya, rasa penasaran kembali memuncak melihat apa yang ditemukannya. Tak berapa lama akhirnya dia mencapai tepi danau, pemandangan yang terhampar di depannya benar-benar memukau.

Cassandra terdiam membeku, terpana oleh keindahan yang saat ini tergelar dihadapannya. Dia mendekat ke tepi danau, lalu duduk di sebuah batu besar yang menghadap langsung ke air. Angin sepoi-sepoi menyapu rambutnya, membawa aroma segar dari hutan di sekitarnya.

"Danau ini Sungguh indah," pikir Cassandra dalam hati. "Bagaimana mungkin tempat seindah ini dikaitkan dengan begitu banyak cerita mengerikan?"

Batin Cassandra kembali berkata, "Mungkin warga desa ini hanya terlalu takut dengan apa yang mereka tidak pahami. Atau Mungkin mereka tidak pernah melihat keindahan Lacul Negru yang memukau di sore hari macam ini, sehingga bayangan ketakutan dan misteri sajalah yang menguasai pikiran mereka.”

Entahlah akibat pengaruh cerita Emile dan Adrian, atau karena memang suasana waktu itu, tiba-tiba Cassandra menjadi sedikit gelisah. Seuntai pertanyaan kembali bergelora dalam benaknya, “Apakah ketenangan ini hanya sementara? Mungkinkah secara tiba tiba muncul hal mengerikan dari dasar Danau ke permukaan?”

“Mungkinkah justru ini bahaya Lacul Negru? Pemandangan indah yang menipu dan ketenangan yang menutupi sesuatu yang sedang bergejolak di dalamnya?” suara hati Cassandra seperti mengingatkan.

Cassandra kembali teringat cerita emile tentang mitos berkumpulnya roh roh jahat di danau Lacul Negru serta gerbang portal menuju alam lain yang entah dimana posisinya di danau ini.

"Tapi bagaimana mungkin sesuatu yang begitu tenang dan indah bisa menjadi berbahaya?" Cassandra bertanya kembali pada dirinya sendiri.

Kemudian Cassandra menghela nafas panjang, dia berusaha menikmati momen indah di Lacul Negru. Namun karena kesendiriannya, dan karena sudah begitu banyak mitos menakutkan tentang Lacul Negru, tetap saja perasaan aneh membayangi pikirannya.

Kembali Cassandra bergumam sendiri, "Mungkin aku terlalu mengingat hal-hal yang tidak perlu, Atau mungkin masih terdapat banyak hal lain lagi yang perlu aku pelajari tentang danau dan desa ini. “

Matahari semakin tenggelam memasuki peraduannya, bergegas Cassandra berdiri dari tempatnya melamun, dan memutuskan kembali ke penginapan. Namun, sebelum dia beranjak pergi, sekali lagi dia menoleh ke arah Danau, cahaya matahari terakhir menciptakan bayangan di permukaan air yang tenang.

Cassandra terkesiap, untuk beberapa saat dia seperti menangkap bayangan hitam berkelebat didalam air. Namun pikiran itu kembali ditepisnya jauh dan berkata dalam hati, “Ah, hanya bayangan,” gumamnya, menutupi ketakutan yang mulai merambat dan tak mau pergi

***

Sesampai di penginapan, Elena menyambutnya, "Bună seara, Nona Dumont," sapanya dengan suara yang dalam dan serak. "Bagaimana perjalanan Anda? Apakah anda sudah menemukan apa yang Anda cari?"

"Terima kasih Elena, perjalanan saya cukup menyenangkan. Desa ini benar benar cantik.” Ujar Cassandra.

Elena mengangguk pelan, lalu wajahnya kembali berubah serius. "Saya ingin memberi Anda sebuah peringatan, Nona Dumont. Ada baiknya anda menjauhi Lacul Negru khusunya saat malam hari. Tidak ada manfaatnya sama sekali datang ke tempat itu setelah Matahari terbenam. Justru saya mengkhawatirkan keselamatan anda di sana.”

Cassandra tersenyum dan berkata pelan, "Terima kasih atas peringatannya Elena, Saya akan ingat pesanmu."

Elena hanya mengangguk, lalu berkata, "Makan malam sudah disiapkan di ruang makan. Anda bisa makan sekarang, tetapi ingat, dapur akan tutup pada pukul 19.00. Setelah itu, saya tidak melayani apa pun sampai besok pagi. Jadi, jika Anda membutuhkan sesuatu, lebih baik Anda minta sekarang."

"Apakah ada tamu lain di penginapan ini?" tanya Cassandra, penasaran.

Elena menggeleng. "Tidak ada. Anda adalah satu-satunya tamu kami hari ini. "

***

Setelah menyantap makan malam, Cassandra bergegas kembali ke kamarnya. Dia duduk diatas tempat tidur, memandang ke luar jendela yang menyajikan pemandangan hutan gelap yang nampak di kejauhan. Bayangan pohon-pohon yang bergerak tertiup angin tampak seperti sosok-sosok misterius yang menari di bawah cahaya bulan yang redup.

Pikirannya melayang pada kehidupan cintanya hancur berantakan beberapa bulan lalu. Pria yang dia cintai, mengkhianatinya dengan cara yang paling kejam yang tak pernah dia bayangkan. Dan sekarang, dia berada dalam fase menyembuhkan diri sendiri dengan datang ke Valea Umbrelor.

Tak terasa, air mata mulai mengalir di pipinya. Kenangan pahit itu masih terasa segar, menusuk-nusuk hatinya seperti duri yang tak bisa dicabut. Namun, kelelahan yang dia rasakan mengalahkan kesedihannya.

Matanya perlahan tertutup, dan dalam sekejap dia pun tertidur , terbenam dalam dunia mimpi. Mimpinya terasa aneh, dalam mimpi, Cassandra berlari tanpa henti melewati hutan yang gelap, dengan nafas terengah-engah.

Sampai akhirnya, dia melihat cahaya berkilauan, Cahaya dari Lacul Negru. Airnya tampak, keemasan di bawah cahaya bulan. Tanpa ragu, dia melompat ke dalam air, serta merta merasakan dingin air danau seperti es membeku yang segera menyelimuti tubuhnya.

Tak berapa lama, dingin yang semula Nampak wajar berubah menjadi semakin menakutkan, Rasanya seperti ada sebuah kekuatan kegelapan yang menariknya ke bawah, terus semakin dalam, hingga dia merasa tenggelam dalam kegelapan yang tak berujung.

1
Neng Aas
sangat bagus, serasa nyata masuk dalam cerita nya
Neng Aas
akhirnya 😍 tapi sedih buat nasib lucas 🥲
Leona Night: Terimakasih Neng Aassudah setia mendampingi aku cerita sampai tamat/Heart//Heart//Heart/
total 1 replies
Leona Night
Terimakasih sayang, nanti aku ganti mampi ya/Heart/
Sylvia Rosyta
aku mampir kak, ceritanya seru.Aku gak sabar nunggu up nya.Salam dari penulis novel Pengantin Cantik Pilihan Tuan Ibrahim 😊
🌟~Emp🌾
penuh tabir misteri ❤️
🌟~Emp🌾
mistik banget cerita nya
🌟~Emp🌾: masama 🥰❤️
Leona Night: Terimakasih sudah mampir. semoga krasan dan suka ceritanya/Pray//Heart/
total 2 replies
🌟~Emp🌾
keren,, tentang legenda y novel nya
I Fa
thor mungkin ini terakhir kalinya aku baca novelmu, bukan karena aku tak suka dgn ceritanya tapi aku mau pergi dan ngga pegang hp lagi, maaf ya Thor ngga bisa nemenin novel ini sampai tamat, ceritanya bagus banget dan aku sangat suka sekali
mungkin sekitar 6 bulan lagi aku baru bisa lanjutin baca ceritanya.
bye bye author see you next time tetap semangat ya dan namatin ceritanya ya
Leona Night: see u again/Heart/
total 1 replies
I Fa
please, Thor selametinn casandra
Racih Kusmawati
ceritanya bagus alurnya jg bagus karakter tokohnya kuat
I Fa
Adrian kamu begitu tulus tapi bagaimana dengan Lucas?
Neng Aas
Thor ko gak update lagi 😿 nungguin dari kemaren loh
Leona Night: sudah upadet...lagi bapil...kurang enak badan...hihihi
total 1 replies
I Fa
keren
Neng Aas
kasian si Adrian cuma jadi pelampiasan si Cassandra doang, udahlah buat si Cassandra meninggoy tenggelam di danau aja Thor 😏🤪
Leona Night: sabar sabar/Drool/
total 1 replies
I Fa
gila!!
aa sumpah
ngga mampu berkata-kata
I Fa
😭😭💔
I Fa
Hai Thor maaf ya ngga pernah ngasih bintanglima tapi jujur aku penikmat karyamu
mungkin Thor bingung tapi aku adalah nadeya (akun lamaku) tapi karena ada masalah ma akunku jadinya aku pake akun baru.
tapi Thor aku selalu suka sama tata bahasamu yang nyaman buat dibaca dan semuanya itu mengalun indah bagaikan nada" kadang aku malah terhanyut dalam setiap goresan pena yang Thor tuliskan.
Tolong selesaikan cerita ini ya Thor sampai tamat soalnya aku punya trauma biasanya kalo yang pada baca sedikit dan like sedikit authornya langsung pindah atau ceritanya digantung aja.
Makasih author karena udah bertahan sampai sini walaupun yang baca cuman dikit dan makasih juga karena udah tiap hari update.
Leona Night: Pasti aku update sampai tamat. Terimakasih supportnya/Heart//Heart//Heart/
total 1 replies
Yulianti Azis
Semangat nulisnya kak. aku mampir yah
Leona Night: terimakasih /Heart/
total 1 replies
I Fa
lucasss
Eko Arifin
Semangat Thor 🔥
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!