Zombie Hunter, sebuah game misterius yang telah membawa satu tim yang beranggotakan dua puluh orang masuk ke dalam dunia pararel. Sehingga kedua puluh orang itu terjebak di sebuah kota mati yang dipenuhi dengan jutaan zombie.
Seakan di dunia tersebut telah terjadi hari kiamat, hanya dipenuhi dengan mayat hidup yang sangat menyeramkan. Mereka akan menyerang manusia dengan cara membabi buta.
Tapi bagaimana kalau ternyata game tersebut telah membuat peraturan bahwa hanya satu orang saja yang memiliki kesempatan untuk menang dan bisa keluar dari dunia yang mengerikan itu? Akankah ada yang berhasil selamat?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29
"Katakan siapa yang harus aku bunuh duluan?" Raka memberikan penawaran kepada Liondra dan Alex, dia tidak main-main dengan ucapannya.
Saat ini Raka sedang mengarahkan senapannya ke arah Alex, kemudian dia mengarahkan senapan tersebut ke arah Liondra. Rupanya Raka memilih untuk membunuh Liondra terlebih dahulu. Walaupun dia tahu resikonya, ketika suara tembakan terdengar, itu artinya dia akan memancing perhatian zombie-zombie yang ada di jalan raya sana.
Raka ingin menarik pelatuk, tapi Alex dengan gerakan cepat menendang tangan Raka.
Bugh!
Sehingga senapan yang dimiliki oleh Raka jatuh ke bawah, tepatnya ke jalan raya yang dipenuhi oleh zombie.
Aarrggkkhh!
Aarrggkkhh!
Zombie-zombie yang ada disana segara berlarian mengejar suara jatuhnya senapan tersebut.
Hal tersebut membuat Raka sangat marah sekali. "Anj*ng! Brengsek lu!"
Bagaimana mungkin Raka tidak emosi, jika dia kehilangan senjatanya, itu artinya dia tidak akan bisa naik level. Sehingga terdengar suara sistem.
[Raka, kamu harus mengambil kembali senjatamu, jika ingin level kamu naik.]
Dengan tersulut emosi, Raka segera berlari, dia menyerang Alex dengan tangan kosong.
Bugh!
Bugh!
Bugh!
Keduanya saling melayangkan pukulan satu sama lain. Mereka saling membalas pukul apapun yang mereka jangkau, membuat keduanya sama-sama terlihat babak belur.
Buuukkk!
Tiba-tiba terdengar sebuah pukulan yang sangat keras.
Rupanya Liondra telah berhasil memukul kepala Raka dengan sebuah balok kayu yang dia temukan di rooftop sana, membuat kepala Raka terluka, bahkan kepala bagian belakang pria itu telah mengeluarkan darah.
"Shhh... arrrghhh!" Raka merintih. Dia merasakan kepalanya sangat pusing.
Raka ingin membalikkan badannya, dia tahu pasti Liondra yang telah memukul kepalanya. Tapi dengan pergerakan cepat Alex segera melayangkan pukulan keras pada wajahnya.
Bugh!
Satu pukulan tersebut sukses membuat tubuh Raka tumbang. Sehingga akhirnya tubuh Raka terkapar, tak sadarkan diri.
...****************...
Pada siang hari seluruh zombie yang ada disana pasti akan melihat dengan jelas keberadaan Tian dan Riska di dalam mobil, sehingga Alex dan Liondra berinsiatif untuk segera membantu mereka agar bisa keluar dari mobil tersebut dan berpindah ke toko pakaian.
"Kamu tunggu disini! Kalau seandainya keberadaan kami diketahui oleh zombie, kamu harus melempar barang-barang ini untuk mengelabui mereka." Alex meminta Liondra untuk memantaunya, Tian, dan Riska.
Sehingga di balkon sana Liondra menyiapkan barang-barang anti pecah untuk mengelabui zombie-zombie yang ada di bawah sana.
"Iya. Tapi kamu harus berjanji kamu harus kembali dengan selamat dan aku harap kamu berhasil membawa Tian dan Riska kesini." Jawab Liondra dengan mata berkaca-kaca. Dia sangat mengkhawatirkannya Alex.
Alex menganggukkan kepalanya. "Iya, aku janji."
Alex segera melangkahkan kakinya untuk keluar dari balkon tersebut, tapi dia tiba-tiba membalikkan badannya. Berjalan mendekati Liondra kembali, membuat Liondra terkejut.
"Aku tidak tahu nasib kita akan seperti apa kedepannya. Apakah kita akan selamat atau tidak, ataukah mungkin ini bisa saja menjadi moment terakhir kita. Tapi aku tidak ingin mati penasaran." Ucap Alex dengan terengah-engah. Baginya sangat sulit sekali untuk mengatakannya.
"Maksudmu?" Liondra tidak paham, dia mengerutkan keningnya.
Liondra sangat terkejut ketika Alex tiba-tiba merengkuh pinggang Liondra, menyatukan bibir mereka berdua. Namun, karena Liondra pun merasakan hal yang sama dengan Alex, dia membalas ciuman Alex. Mereka saling melu-mat dan saling memagut dengan penuh cinta.
Ciuman mereka tak berlangsung lama, karena mereka sadar bukan waktunya untuk mengungkapkan isi hati mereka berdua. Mereka hanya takut ini adalah moment terakhir untuk mereka berdua, sehingga mereka ingin mengungkapkan perasaan mereka lewat sebuah ciuman.
"Aku... aku pergi dulu." Pamit Alex.
Liondra menganggukkan kepalanya dengan mata berkaca-kaca.
Kira2 Liondra bisa selamat enggak ya? dengan darah yang terus merembesss, sedang zombie jika memciumm bau darah seperti manusia yang menciumm bau duitt warna merahh 🤭
Alex dan Tian...bagaimanapun caranya kalian bertiga harus selamat, meski harus melawan syistem...kalian harus bisa keluar dari dunia portal yang menyesatkan..
Memang Raka sungguh terlalu, ambisi dan keserakahan sudah menutup akal sehatnya 😱. Bahkan wanita yang "katanya" sempat disayang akhirnya dijadikan lawan 😉😞.
Apa iya hanya sampai di sini kisah Alex dan Liondra? Akankah Liondra masih bisa untuk bertahan ....
biar si Raka yng di cabik² oleh zombie 😏
Raka memamg bringsikk, pengecut, mana ada laki2 yang katanya mencintai tapi tega menyakiti..untung saja kamu sudah putus sama Raka...li? andai kamu pergi, kamu pergi dengan senyuman dan membawa cintamu..
Sepertinya memang smeuanya harus meninggal..kecuali Alex...👻👻