Gadis berusia 24 tahun seorang guru SD berparas cantik dan berpakaian tertutup, menemuka seorang gadis kecil yang tengah menangis.
"Mamah..!"
Mendengar dirinya di panggil Mama oleh gadis kecil yang tidak ia ketahui asalnya, shock.
Gadis kecil itu meminta dirinya untuk membawanya bersamanya. Padahal dari apa yang di gunakan anak itu tidak terlihat seperti anak terlantar. Siapakah anak itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur dzakiyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
First love
Shaka berbalik melihat Khyra, air matanya yang tersisa di pipi, membuat Shaka terdorong ingin mengusap air matanya, tetapi lagi-lagi terhalang mengingat agama Khyra.
Khyra mulai tertarik mendengar cerita Shaka, apa lagi mengenai ibu Lea. Akhirnya cerita ibu Lea keluar dari mulut Shaka.
Cahaya bulan yang telah masuk lewat jendela, meski cahayanya di kalahkan dengan cahaya lampu namun tetap terlihat, cahaya bulan itu menyinari kedua orang yang telah berjongkok di pinggiran dinding.
"Apa.. Apa saya bisa mendengar cerita tentang ibu Lea?" tanya Khyra ragu-ragu, rasa takutnya mulai hilang dan digantikan rasa penasarannya.
Shaka tersenyum lega, membuat Khyra dapat melihat ketampanan Shaka, namun Khyra segera mengalihkan pandanganya, Khyra tidak tahan dengan aroma alkohol Shaka yang masih tercium, aromanya begitu kuat.
"Jujur saja, Lea bukan anakku.." lirih Shaka pelan dan kembali menatap lantai, terasa ada sesuatu yang menusuk hatinya ketika mengucapkan Lea bukan anaknya, tapi itulah kenyataan.
Khyra terkejut mendengarnya, dan tiba-tiba sadar dengan pembicaraan yang terjadi di meja makan bersama orang tua Shaka waktu itu. Dimana Tuan besar sempat mengungkit Shaka belum menikah.
Bisa-bisanya Ia tidak sadar pada saat itu, dan terus berpikir Lea adalah anak kandung Shaka. Apa lagi, Sakinah pernah mengatakan tidak pernah ada acara pernikahan di keluarga Virendra.
"Kalau bukan anak Tuan.." belum Khyra selesai Shaka melanjutkan perkataannya.
"Lea anak dari wanita yang ku cintai sejak SMP, dia sahabatku, tapi.. karena kebodohan ku yang tidak cepat mengikatnya dengan tali pernikahan, terus mengulur waktu dan hanya sibuk dengan pekerjaan waktu itu. Hingga dimana, orang lain mengambilnya.."
"Aku masih ingat jelas undangan pernikahan yang ku terima di ruang meeting pada saat itu." lanjut Shaka sembari mengingat momen penyesalannya.
Shaka tersenyum tipis dengan tatapan kosong, mengingat kebodohannya waktu itu.
"Maaf, apa Tuan tidak apa-apa?" tanya Khyra ketika Shaka terdiam dan terus menunduk kelantai. Rasanya Khyra ingin menghentikan obrolan menyedihkan ini. Tetapi Khyra masih sangat penasaran. Penasaran dimana orang tua Lea sekarang, dan kenapa Lea bersama Shaka.
"Dia meninggal 5 tahun lalu bersama suaminya akibat kecelakaan, dan itu sehari setelah Lea lahir," jelas Shaka, ia terdiam menunduk terasa ada sesuatu di hatinya, membuatnya sesak dan tidak dapat melanjutkan ceritanya.
Karena dorongan kuat dan penyesalan tidak menikahi cinta pertamanya, juga kebodohannya. Shaka memutuskan mengambil Lea dan mengangkatnya sebagai putrinya, hingga orang tua Shaka menerima Lea sebagai Cucu Virendra, dan menggelar Nona muda Virendra.
Khyra terus menyimak tiap apa yang Shaka katakan, dia sendiri dapat merasakan rasa penyesalan kuat yang Shaka rasakan, ternyata di balik seorang Presdir, Shaka Virendra, ada cerita menyakitkan dan lebih sedihnya dia mendengarnya langsung dari Shaka sendiri.
Kehilangan wanita yang sangat di cintainya, di tambah wanita itu adalah cinta pertamanya, apa lagi sudah mencintainya sejak SMP. Siapa yang tidak menyesal, selain kehilangan karena sudah di miliki orang lain, juga kehilangan sepenuhnya, gadis di cintainya itu telah meninggal dunia.
Pada saat Shaka mengangkat Lea, banyak hal yang terjadi, penolakan dari keluarga Lea hingga terjadi konflik besar antara dua keluarga. Karena kegilaan Shaka waktu itu dia tidak peduli dengan keluarga Lea sendiri dan tetap mengangkat Lea menjadi putrinya. Penolakan keluarga Lea juga tidak murni karena Lea, mereka mengejar sesuatu dari Shaka.
Saat Shaka tahu maksud penolakannya. Shaka akhirnya membungkam mereka dengan memberikan separuh harta yang Shaka miliki, dua perusahaan perhiasan yang Shaka kelola di berikan kepada keluarga Lea. Setelah itu mereka menghilang, namun seiringnya waktu mereka kembali mengusik Shaka dan beberapa kerabatnya di Tiongkok meminta kerja sama dengan Ceo V'E, ayah Shaka. Dengan maksud tertentu.
Sebenarnya, Shaka sadar keputusannya salah mengangkat Lea sebagai putrinya. Mengapa demikian? Karena dia tidak sepenuhnya memberikan kasih sayang yang anak kecil inginkan, malah sibuk dengan pekerjaan hingga Lea tumbuh menjadi anak kecil yang mulai lincah dan pintar berbicara. Mulai menyadari ayahnya yang terus tidak ada di sampingnya ketika membutuhkan sosok ayah.
"Ini sudah setengah dua," ucap Shaka melihat jam tangan yang melingkar di pergelangannya. Karena kejadian sebelumnya hingga dimana ia bercerita, tanpa di rasa waktu telah berlalu dengan cepat.
Khyra tidak merespon, dia termenung dalam pikirannya, memikirkan tiap cerita yang dia dengar. Cukup lama Khyra terdiam membuat Shaka heran, Shaka berbalik melihat Khyra, Shaka menjentikkan jari menyadarkan Khyra.
"Tuan tidak lapar?" tanya Khyra setelah sadar dari pikirannya yang berkecamuk.
Lagi-lagi Shaka merasa bersalah, dia hampir melukai gadis di hadapannya, gadis yang sudah banyak membantunya, bahkan rela menunggu dirinya hanya untuk makan malam.
Shaka mulai sadar, apa lagi ketika mengingat Khyra sebelumnya mengatakan ingin berhenti, rupanya dia tidak ingin melepaskan Khyra bukan karena alasan Lea saja, namun hatinya lah yang tidak rela. Hatinya terasa sakit ketika mendengar Khyra ingin berhenti, seolah ada sesuatu yang menusuk hatinya begitu dalam.
"Tuan.. Jika tuan lapar saya akan menghangatkan makanannya," ujar Khyra melihat Shaka yang terus menatap dirinya.
"Tidak usah Khyra.. Kamu istirahatlah, banyak hal yang terjadi, kamu pasti sudah sangat lelah." tutur Shaka lembut.
"Tapi emang tuan tidak lapar?"
"Khyra.. sana tidurlah," pinta Shaka sangat lembut, sangat berbeda ketika dia mabuk, Khyra dapat merasakan suara lembut Shaka masuk di telinganya dan terdengar menenangkan.
"Baiklah Tuan, kalau begitu saya izin ke kamar," ucap Khyra segera beranjak dari duduknya dan segera mengambil langkah pergi menuju tangga.
Shaka memandang kepergian Khyra, gadis yang sebelumnya menangis dengan tubuh gemetaran di depannya karena ulahnya. Mungkin Khyra belum bisa memaafkan dirinya. Shaka akan terus menunggu dan berusaha sampai Khyra memaafkannya.
Mengingat Khyra sebelumnya menangis dalam ketakutan, tubuhnya bergetar hebat, dimana Shaka sempat berpikir untuk memberikannya pelukan hangat, menenangkannya dengan pelukan tersebut, dan saat Khyra mulai pergi Shaka kembali ingin meraih tangan Khyra, menggenggamnya dengan kuat. Shaka merasa sedikit tidak rela ketika Khyra pergi.
"Sepertinya.. aku mulai menyukainya," batin Shaka bangkit dari duduknya dan segera berjalan ke kamarnya.
Langkah Shaka terhenti dan menyempatkan berbalik ke lantai dua.
"Aku harap kamu bisa tidur dengan nyenyak setelah kejadian ini," gumam Shaka dan melanjutkan langkahnya.
Shaka memutuskan untuk bersih-bersih sebelum tidur karena dia sendiri tidak nyaman dengan aroma alkohol yang menempel di tubuhnya. Setelah tubuh Shaka kembali segar ia kemudian duduk di atas kasur, meraih ponselnya dan mengecek sesuatu. Kemudian menyimpan kembali dan mulai berbaring.
Shaka kembali mengingat kejadian saat dia mabuk, Shaka menutup matanya dan menghembuskan nafas, dia benar-benar merasa bersalah. Shaka tidak akan mengulanginya, dia memutuskan untuk tidak akan pernah lagi menyentuh minuman yang beralkohol. Shaka tidak ingin kejadian ini terulang. Membuat Khyra sangat ketakutan.
Tak lama kemudian Shaka mulai terlelap dalam tidurnya, malam itu, malam pertama di negara Tiongkok dengan apa yang terjadi. Berharap itu tidak terulang kembali.
teruskan Thor, teruskan 😁