Malang benar nasib Kanaya setelah ia melawan Papanya sendiri dan tidak mendapatkan restu dari sang Papa.
Kanaya nekat menikah dengan Adrian yang ia harap bisa membahagiakannya. Harapan itu ternyata hanyalah harapan semata yang Kanaya bisa bayangkan. Sebab Adrian ternyata tega menjual Kanaya hanya demi uang untuk menyelamatkan perusahaannya.
Kanaya di jual, dan ceraikan oleh Adrian. Namun siapa sangka setelah terusir dan diceraikan, Kanaya kini terbelenggu oleh cinta seorang keturunan mafia, Adam De Costa.
Lantas bagaimana kehidupan Kanaya selanjutnya ? akankah Kanaya bisa menerima Adam dalam hidupnya ?
Ikuti ceritanya dalam novel "Oh My Kanaya" karya Dewi KD. Jangan lupa untuk memberikan support dalam bentuk Like dan Komen yang sebanyak-banyaknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi KD, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 14
“Kanaya, ayo kita pulang.” Bujuk Kaisar, sudah dua jam Kaisar dan Kayra berserta kedua anaknya termasuk Adam menemani Kanaya yang masih setia di pusara Kendra.
“Kanaya, ayo Nak, Kita pulang.” Kayra juga ikut membujuk Kanaya.
“Kanaya, ayo pulang.” Anya juga ikut membujuk Kanaya. Ia ikut menyesal mengapa tidak sejak dulu ia memperhatikan Kanaya, andai saja ia tak di patriarki oleh mertuanya tentu saja Kanaya tidak akan kehilangan kasih sayang darinya.
“Aku hanya ingin disini, Aku ingin disini, lihat hari sebentar lagi akan turun hujan, pasti Kendra nanti kedinginan, Aku tidak mau meninggalkannya sendirian !” kata Kanaya menangis pilu, tak mau berpisah dari putranya.
Semua orang yang mendengar itu tentu saja merasa pilu dan ikut bersedih.
“Kanaya, ayo pulang Nak…” kali ini nenek Kanaya yang mencoba membujuk Kanaya, Diana.”
“Nenek…” lirih Kanaya ia menangis di pelukan Diana.
“Ikhlaskan kepergiannya, Tuhan memberikan mu ujian semacam ini untuk mengukur bagaimana dirimu kuat menjalani hidup mu, Sayang. Nenek yakin Kendra saat ini sudah tenang dan bahagia di sisi yang maha kuasa, dia akan menjadi penolong mu nantinya di akhirat kelak.” Kata Diana memberikan nasehat pada cucunya itu.
“Hiks..hiks..Nenek.” Kanaya sudah tak bisa berkata apa-apa lagi. Pada akhirnya Diana berhasil membujuk Kanaya untuk pulang dan meninggalkan makam Kendra. Semua keluarga pun satu persatu pergi meninggalkan makam Kendra termasuk juga Adam yang berjalan paling terakhir.
“Hei !” ucap Kayana menatap tajam Adam, sebab sejak tadi Kayana terus memperhatikan pria asing itu.
“Apa Kau tuli ?” tanya Kayana
Adam kemudian menghentikan langkah kakinya, dan berbalik menatap Kayana. Adam yakin gadis di hadapannya itu adalah adik bungsu Kanaya.
“Jauhi Kakak Ku !” kata Kayana memberikan ultimatum untuk Adam.
“Kau tidak punya hak untuk mengatur Ku, Nona !” kata Adam pelan dengan suara beratnya.
“Tentu saja Aku punya hak ! Aku adiknya ! Kau tidak lihat kondisi mental Kakak Ku, dia di ceraikan suaminya, belum lagi dia harus menerima kenyataan kalau anaknya meninggal ! Pakai otak mu itu !” kata Kayana meluapkan emosinya, ia yakin kalau Kakaknya punya hubungan dengan pria di hadapannya saat ini.
“Aku tahu itu ! dan Kau tidak perlu ikut campur !” bisik Adam kemudian ia membalikkan tubuhnya meninggalkan Kayana yang menurutnya tidak penting baginya.
“HEI….DASAR PRIA AROGAN !” maki Kayana kesal bukan main.
Disaat Kanaya tengah berduka kehilangan Kendra dan selalu merindukan Kendra bisa ia peluk kembali disetiap tidur malamnya. Adrian malah bersenang-senang diatas penderitaan dan rasa sakit yang Kanaya rasakan.
Satu minggu telah berlalu, sejak kepergian Kendra. Adrian dan Serina baru pulang ke Ibu Kota, berserta Yulia. Mereka baru tahu kalau Kendra sudah meninggal dan di makam kan satu minggu lalu.
“APA ?!!!” ucap Adrian dengan suara meninggi, ia tak tahu kalau putranya sudah meninggal dan Kendra meninggal ternyata tepat saat Adrian menikahi Serina.
“Ibu, apa Lina tidak memberitahu Ibu ?” tanya Adrian pada Ibunya.
“Itu…Ibu tidak tahu !” kata Yulia ikut panik, kemudian ia teringat bagaimana Lina menghubunginya lebih dari lima belas kali namun tak kunjung ia angkat panggilannya, dan malah memblokir nomor ponsel Lina.
“Astaga !” ucap Yulia dalam hati, dan hanya bisa memejamkan kedua matanya.
Serina bahkan hanya bisa menggelengkan kepalanya, ia pun tak tahu kalau putra Adrian meninggal dunia.
Adrian nampak terdiam dan mati rasa, ia terduduk lesu ketika mendengar kabar itu. Ia teringat akan ucapan Lina saat ia hendak pergi ke Bali waktu itu, kalau Kendra sakit namun Adrian terlalu sibuk sendiri untuk pernikahannya bersama Serina di Bali.
“Siapa yang memakamkan Kendra ?” tanya Adrian pada pelayan dirumahnya.
“Nyonya Kanaya dan juga kedua orang tua berserta keluarga besarnya.” Kata salah satu pelayan yang juga ikut menyaksikan pemakaman Kendra waktu itu.
“Kanaya ? Kedua orang tuanya ? Keluarganya ?” Adrian menjadi bingung sendiri. Sejak kapan Kanaya punya orang tua ? dan juga keluarga ? Keluarga yang mana ? Adrian menjadi bingung sendiri. Sebab yang ia tahu Kanaya tidak punya orang tua, bahkan di pernikahan mereka pun kedua orang tua Kanaya tidak hadir.
“Ini orang tua dan keluarga Nyonya Kanaya, Tuan.” Ucap pelayan tersebut yang mengambil foto secara diam-diam saat pemakaman Kendra.
Betapa terkejutnya Adrian ketika melihat siapa yang memeluk Kanaya. Siapa yang tidak kenal sosok pria itu, semua orang begitu tunduk dan berlomba-lomba ingin dekat dengannya, sebab ia adalah seorang pebisnis nomor satu yang ada di Indonesia.
“TIDAK MUNGKIN !”
...****************...
pasti kayana ada rasa sm adam.......
jangan lukai perasaannya.
apa mau melarikan diri 🤣🤣🤣🤣