King Mafia & Ninja Polos

*

*

Happy reading All 💖💐...

(Selamat membaca semua nya)

*

*

"Tapi ini sangat banyak, aku akan membagi nya pada mbak Erna, dan anak-anak didik ku di pesantren." Nadia melepaskan pelukan nya, lalu beralih ke koper yang berisi berbagai jenis makanan itu.

"Tentu, itu kan sudah menjadi milik mu, mau kamu apakan tidak masalah. Asal jangan kamu buang." Liem berkata dengan sangat lembut.

"Mana mungkin aku akan membuang makanan yang sangat lezat ini." Ucap Nadia Dengan datar, dan sok cemberut.

"Aku bercanda sayang." Ucap Liem, lalu ia memeluk kembali Nadia.

"Aku sangat merindukanmu." Ucap Liem dengan suara berat nya.

"Apa sih Liem, jangan peluk-peluk. Aku mau menyicipi semua makanan yang ada di koper ini." Ucap Nadia ingin membuka salah satu makanan di koper itu. Namun, terhenti karena Liem melarang nya, dan menutup kembali koper itu, dan menurunkan nya di dekat ranjang.

"Apa sih Liem? Gak jelas banget jadi orang." Kesel Nadia, karena ia tidak bisa menyicipi makanan itu, padahal sedari tadi ia sudah ia sudah tidak sabar untuk memakan makanan itu.

"Besok kamu juga bisa memakan nya, sepuas mu, tapi sekarang aku sangat merindukanmu." Ucap Liem, ia memeluk Nadia kembali, dan membaringkan nya.

"Emang nya kamu gak capek? Kan habis perjalanan jauh." Nadia sudah sangat mengenal suami nya itu, di balik kata rindu ia sudah paham akan maksud suami nya.

"Tidak sayang, apa lagi setelah mendengar mbak Erna hamil, berarti bang Nando dan mbak Erna akan segera menjadi orang tua, aku juga ingin seperti mereka." Ucap Liem dengan suara manja nya pada istri nya itu.

"Iya itu kan, semua salah mu sendiri, mengapa meninggalkan ku." Kesel Nadia, ia kembali teringat akan kejadian tadi.

"Iya, iya, aku akui aku yang salah, sekarang kan aku sudah disini." Ucap Liem sudah tidak bisa menahan hasrat nya. Liem langsung memulai aksi nya, karena tidak ada penolakan dari Nadia.

***

"Pagi semua nya." Sapa Nadia, kini mereka semuanya telah berkumpul di meja makan untuk sarapan.

"Pagi." Jawab mereka serempak.

"Cerah banget tuh muka." Ucap Nando.

"Iya dong." Jawab Nadia, sambil tersenyum manis.

"Kamu kayak happy banget sih Nad, pasti karena suami mu udah pulang kan." Ledek Erna.

"Iya lah pasti nya, di tambah lagi kita kan akan healing-healing untuk menggantikan hanymoon yang tertunda, ya walaupun mbak Erna sudah hamil, yang penting kan jalan-jalan nya." Jelas Nadia berbinar. Ia sangat antusias mengatakan itu.

"Nanti saja bahas itu, kita makan dulu aja." Ucap umi. Semua nya pun makan dengan hikmat, tidak ada lagi yang berbicara.

Selesai makan, mereka semua menuju ruang tamu, untuk membahas masalah hanymoon yang sempat tertunda. Seperti biasa nya, para lelaki yang terlebih dahulu pergi ke ruang tamu. Nenek juga di suruh menunggu ke ruang tamu saja, karena usia nya yang sudah rentan. Walaupun nenek masih bisa membantu, tetap saja para wanita itu tidak akan mengizinkan nya.

"Selamat menikmati teh, dan cemilan nya." Ucap Nadia. Walaupun mereka baru selesai makan makanan yang berat, tapi saat berbincang-bincang harus di temani dengan cemilan. Agar tidak membosankan.

"Baik lah, berhubung semua nya telah berkumpul di sini. Jadi, Abi mau bertanya mengenai hanymoon yang sempat tertunda. Apakah kalian masih ingin ber hanymoon?" Tanya Abi. Abi sengaja bertanya seperti itu, karena agar ia bisa menentukan akan melanjutkan atau tidak.

"Tentu saja bi. Selain hanymoon itu kan tujuan nya agar kita berjalan-jalan, dan kalo bisa cari negara yang sedang turun salju. Agar kita bisa bermain salju." Ucap Nadia antusias, dan di setujui oleh Erna dan umi.

"Bagaimana dengan mu Liem, apakah kamu telah menyelesaikan semua masalah mu? Dan apakah kamu setuju dengan pendapat istri mu?" Tanya Abi pada Liem, karena mengingat tertunda nya acara hanymoon mereka, di sebabkan oleh menantu nya itu.

"Untuk masalah Liem, Alhamdulillah sudah selesai bi, tapi Maaf Abi, semua nya. Bukan nya Liem tidak mau ikut, tapi nenek tidak bisa untuk pergi jauh. Mengingat kondisi nya yang juga sudah rentan, aku juga tidak mungkin meninggalkan nya seorang diri disini." Ucap Liem dengan lembut, dan hati-hati. Karena ia takut melukai hati semua nya, walaupun ia tau mereka pasti akan kecewa dengan jawaban Liem.

"Hei, tidak usah begitu, kalian pergi saja. Bukan kah ayah mu tinggal di sekitar sini juga? Aku bisa menginap di rumah nya. Aku juga ada hal yang ingin aku selesaikan dengan ayah mu, jadi selama kalian pergi, aku bisa tinggal bersama ayah mu sembari menunggu kalian pulang." Ucap Nenek, ia tidak mau karena ke keberadaan nya itu, membuat mereka tidak bisa bergerak kesana kemari akibat tidak tega meninggalkan nya.

"Apakah tidak pp Buk? Aku minta maaf buk, seharus nya sedari awal aku menanyakan pada ibu dulu, karena bagaimanapun ibu lebih tua di antara kami semua, dan restu ibu sangat penting bagi kami." Ucap abi merasa bersalah, bisa-bisa nya ia melupakan wanita tua yang ada di rumah nya itu.

"Tidak perlu merasa bersalah begitu, aku ini masih sehat, kalo aku ingin, aku bisa ikut bersama kalian. Tapi, ada hal yang harus aku selesaikan dengan ayah Liem, jadi selama kalian pergi aku bisa menyelesaikan masalah keluarga kami." Ucap nenek lembut dan tersenyum manis, ia benar-benar merasa beruntung bertemu dengan keluarga Nadia, yang peduli padanya dan juga pada cucu nya.

"Apakah nenek yakin?" Tanya Liem masih tidak enak hati, ia tidak tega meninggalkan sang Nenek.

"Tentu liem, apakah aku pernah berbohong dengan ucapan ku?" Tanya nenek balik, ia kesel pada cucu nya itu, karena tidak percaya pada nya.

"Iya, iya, kapan kita akan berangkat bi?" Tanya Liem mengalihkan pembicaraan, karena ia tahu bahwa nenek nya itu pasti sedang kesal pada nya.

"Kemungkinan Minggu depan, biar Abi akan pesankan pesawat nya, jadi kalian nanti bisa langsung tinggal siap-siap saja." Ucap Abi pasrah, sebenar nya ia juga masih tidak tega meninggalkan nenek, tapi mau bagaimana lagi. Mungkin nenek memang harus bertemu dengan ayah Liem untuk menyelesaikan masalah keluarga mereka, pikir Abi.

"Baik lah, aku rasa semua nya telah selesai dan setuju kita akan berangkat hanymoon Minggu depan. Walaupun dengan berat hati kita harus meninggalkan Nenek, semoga saja tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan. Mengingat jam juga sudah jam 9 lewat, aku pamit ya semua nya, karena ada meating jam 10." Ucap Nando angkat bicara, sedari tadi ia memang hanya diam. Tapi karena ia teringat akan ada meating, mau tidak mau ia harus pergi ke kantor.

Bersambung....

Untuk para readers yang membaca novel ini, tolong dukungan nya ya, dengan cara like, komen, subscribe, dan gift nya. Terimakasih ya, untuk kalian yang mau mendukung karya ku.💗💞🫂🙌