NovelToon NovelToon
Petualangan Sang Pendekar Di Dua Negeri

Petualangan Sang Pendekar Di Dua Negeri

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi Timur / Perperangan
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Ikri Sa'ati

Cerita ini mengisahkan tentang perjalanan hidup seorang pendekar sakti. Bermula dengan tidak diakui sebagai anak oleh ayahandanya, sedangkan dia belum mengetahui.

Tahunya dia ayahandanya yang sebagai seorang raja telah mati terbunuh saat perang melawan pemberontak yang dipimpin oleh seorang sakti berhati kejam, yang pada akhirnya kerajaan ayahandanya berhasil direbut.

Hingga suatu ketika dia harus terpisah juga dengan ibunda tercintanya karena suatu keadaan yang mengharuskan demikian pada waktu yang cukup lama.

Di lain keadaan kekasih tercintanya, bahkan sudah dijadikan istri, telah mengkhianatinya dan meninggalkan cintanya begitu saja.

Namun meski mendapat berbagai musibah yang begitu menyakitkan, sang pendekar tetap tegar menjalani hidupnya.

Di pundaknya terbebani tanggung jawab besar, yaitu memberantas angkara murka di dua negeri; di Negeri Mega Pancaraya (dunia kuno) dan di Mega Buanaraya (dunia modern) yang diciptakan oleh manusia-manusia durjana berhati iblis....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ikri Sa'ati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EPISODE 29 TUGAS RUTIN BLACK DRAGON CLAN

Durasi pertarungan yang terjadi di depan pintu itu demikian singkatnya, kurang dari 2 menit.

Namun pertarungan itu cukup menimbulkan kegaduhan yang berarti. Sehingga dapat di dengar oleh orang-orang yang ada di dalam ruangan.

Termasuk yang mendengar kegaduhan yang terjadi di luar adalah seorang lelaki paruh baya bertampang sangar. Dialah orangnya yang bernama Alex, boss kecil salah satu geng mafia.

Naluri akan adanya bahaya yang mengancam jiwanya segera menuntut lelaki berbadan cukup besar itu untuk segera bertindak. Dia harus bertindak lebih cepat kalau tidak ingin didahului oleh lawan yang ada di luar.

Alex dapat mengetahui kalau keempat anak buahnya yang berjaga di luar sudah dilumpuhkan oleh lawan. Dari suara hantaman yang dibarengi suara jeritan kecil, sudah membuktikan akan dugaannya itu.

Tanpa banyak pertimbangan dia langsung memerintahkan anak buahnya yang berjumlah 15 orang bersiaga untuk menyerang. Maka semua anak buahnya langsung mengambil pistol mereka masing-masing dari persembunyiannya.

Sementara di ruangan yang cukup luas itu tenyata juga ada 4 orang wanita penghibur. Mereka cukup paham situasi horor yang terjadi sekarang. Makanya itu mereka langsung mengkeret ketakutan.

Maka, seperti ada yang memimpin, keempat wanita penghibur itu hendak berlari ke ruangan bagian dalam dengan maksud hendak bersembunyi.

Namun apa lacur....

Belum juga mereka dapat mencapai pintu, 4 orang anak buah Alex langsung menembaki kepala keempat gadis malang itu. Sehingga mereka langsung jatuh terkapar di lantai dengan bersimbah darah.

"Sebaiknya boss tinggalin tempat ini sebelum terlambat!" pinta salah seorang anak buah. "Biar kami yang mengurus tikus busuk yang ada di luar."

Akan tetapi, belum juga Boss Alex menanggapi usulan anak buahnya itu, tiba-tiba....

Braaakkk!!!

Seketika pintu ruangan itu yang cukup lebar hancur berantakan akibat terhantam pukulan yang amat keras. Menimbulkan bunyi suara hantaman yang amat keras.

Tentu saja Boss Alex dan semua anak buahnya terkejut bukan main. Sampai-sampai mereka terperangah diam di tempat masing-masing sambil memandang ke arah pintu yang sudah hancur.

Namun keterkejutan mereka yang cuma beberapa saat itu harus dibayar mahal. Karena ketiga pemuda yang tengah berdiri di depan ambang pintu langsung memanfaatkan situasi semacam itu dengan sebaik-baiknya.

Tanpa rasa sungkan mereka langsung memuntahkan peluru di pistol rampasan masing-masing, menembaki orang-orang yang ada di dalam secara beruntun.

★☆★☆

Dor! Dor! Dooor!

Rentetan timah-timah panas mendesing dengan cepat menimbulkan suara ribut yang memekakkan telinga. Timah-timah panas itu melesat dengan cepat, menghantam sasaran empuk yang mematikan.

Menghantam kepala hingga bocor, menembus dada hingga masuk kedalam tubuh. Hampir bersamaan delapan orang anak buah langsung terkapar tumbang dengan bersimbah darah.

Sementara anak buah yang tersisa, tak terkecuali Boss Alex, segera bangun dari keterkejutan. Sedetik mereka tersadar, sedetik itu juga mereka langsung cepat bertindak.

Maka dia dan ketujuh anak buahnya langsung menembak ke arah depan pintu di mana ketiga pemuda tampan yang menembak duluan tadi berada.

Setelah hampir 5 menit Boss Alex dan ketujuh anak buahnya memuntahkan timah-timah panas ke arah depan pintu, seakan bersepakat sebelumnya, mereka menghentikan tembakan. Namun moncong pistol tetap mengarah ke depan pintu.

Sementara sepasang mata mereka menatap liar ke arah depan pintu. Akan tetapi di situ ternyata tidak ada siapa-siapa lagi.

Tapi belum sempat mereka berpikir lama mengapa bisa demikian, kembali terdengar suara tembakan yang beruntun yang begitu mengerikan. Arahnya bukan lagi dari depan pintu, melainkan dari salah satu sudut di ruangan itu.

Belum lama peluru-peluru timah itu melesat dengan cepat, tahu-tahu sisa anak buah Boss Alex yang tinggal tujuh langsung terkapar tumbang, menyusul rekan-rekannya sudah mati duluan.

Dan baru saja Boss Alex hendak menoleh ke sumber tembakan terlontarkan sambil pula hendak mengarahkan pistolnya ke situ, keburu kepalanya sudah ditembus duluan oleh timah panas hingga mengucurkan darah.

Lalu detik berikut dia langsung jatuh terkapar dengan nyawa telah melayang.

Entah bagaimana kejadiannya tahu-tahu ketiga pemuda tampan itu sudah berada di sudut ruangan itu? Tak seorang pun yang sempat memikirkannya. Karena semuanya sudah terkapar menjadi maya.

Sementara ketiga pemuda yang tergabung dalam Black Dragon Clan kini berdiri diam di tempat masing-masing sambil menatap mayat-mayat para anggota mafia yang berserakan di ruangan VVIP itu.

Aksi pembunuhan yang baru saja mereka lakukan merupakan salah satu tugas rutin mereka. Yaitu memberantas para pengedar narkoboi dan para pedagang ilegal.

"Sebaiknya cepat kita keluar dari rumah klab malam ini," kata pemuda tampan berjaket hitam setengah bergumam sambil menatap mayat Boss Alex. "Sepertinya Pasukan Siluman Topeng Merah sudah beraksi lagi malam ini."

Sembari berbicara, pemuda tampan berjaket hitam itu meremas pistol yang masih ada dalam pegangannya. Dan aksinya itu tentu diikuti oleh pemuda berjasa merah dan pemuda berbaju kuning.

Maka, sekali tangan mereka bergerak meremas, maka laksana kerupuk layaknya diremas, pistol itu langsung remuk.

Setelah melakukan adegan yang menakjubkan itu, ketiga pemuda tampan itu bergerak melangkah hendak tinggalkan tempat laknut itu.

"Pasukan Siluman Topeng Hitam sepertinya beraksi di tempat kediaman 4 konglomerat, Tuan Muda," kata pemuda berjas merah memberi tahu.

"Ya, aku juga sudah tahu," kata pemuda yang dipanggil Tuan Muda. "Makanya itu kita harus bergerak cepat."

"Jack! Kamu pergi ke kediaman Pak Candra," lanjut Tuan Muda, "dan kamu, Saka, pergi ke kediaman Pak Hendra."

Sedangkan aku akan pergi ke kediaman Pak Darmawan...."

"Siap, Tuan Muda."

"Siap, Tuan Muda."

★☆★☆

Kembali ke kediaman Pak Hendra....

Para elit Klan Rajawali Emas telah keluar dari ruang rapat khusus yang diselenggarakan di rumah Pak Hendra. Mereka berjalan santai menuju ruang tengah yang luas sambil ngobrol santai.

Lima orang penting Klan Rajawali Emas saling berbincang di antara mereka. Sedangkan para ksatria elit klan saling berbincang di kalangan mereka sendiri pula.

Di ruang tengah yang luas itu ternyata telah berkumpul para kerabat yang sedang berbincang-bincang santai di berbagai tempat.

Tiga orang wanita yang masih tampak cantik tengah duduk sambil berbincang ringan di sebuah sofa di depan televisi. Tiga wanita yang masih cantik itu adalah Bu Intan, istri Pak Hendra; Bu Dahlia, Istri Pak Burhan; dan Bu Indriana, istri Pak Fatah alias ibunya Keysha.

Tak jauh di depan ibu-ibu itu duduk di lantai tiga gadis kecil usia 11-12 tahun, sambil menonton mereka juga tampak asyik ngobrol.

Entah mengomentari tentang apa yang mereka tonton, atau membincangkan tentang persoalan yang terjadi di kalangan mereka.

Di salah satu sisi ruangan duduk dengan manis di kursi empuk tiga orang gadis cantik yang juga tengah berbincang penuh canda tawa.

Ketiga gadis cantik itu ternyata Arabella dan Renatha, serta seorang gadis berwajah lembut berambut panjang yang bernama bernama Pandan Arum, adik Citra Arum.

Di tempat yang lain, di salah satu sudut ruangan di ruangan yang sama juga duduk di kursi empuk sambil ngobrol sepasang insan yang tampak bagai sepasang kekasih.

Yang wanitanya, gadis cantik berusia 20-an tampak duduk bersandar manja di pundak si pemuda tampan.

Tapi sesungguhnya mereka itu tidak berpacaran. Dengan kata lain si pemuda yang bernama Arkatama, yang ternyata kakak Arabella, tidak mau berpacaran dengan gadis kuliahan itu yang bernama Shafira, kakak Renatha.

Arkatama menganggap Shafira hanya sebagai adik sekaligus sahabat saja, tidak mau lebih. Sedangkan Shafira bahkan ngotot ingin menjadi pacar Arkatama.

Tak lama berselang, rombongan rapat rahasia telah sampai di ruang tengah. Hampir semua orang yang ada di ruang tengah memandang mereka.

Tampak Arkatama, yang juga seorang ksatria elit, segera berdiri begitu junjungannya, Pak Darmawan telah muncul di ruang tengah. Otomatis Shafira melepaskan pelukannya pada pemuda tampan itu.

"Yang Mulia sudah datang, Fira," kata Arkatama yang sudah bersiap-siap pergi. "Aku pamit dulu."

"Hm...," sahut Shafira dengan malas. Padahal dia masih ingin ngobrol dengan pemuda yang dicintainya itu.

Lalu Mahesa terus melangkah menuju ruang tamu mendahului rombongan, diikuti oleh Shafira dengan pandangan mata yang seketika berubah sendu.

Sementara Pandan Arum, begitu ayahnya dan rombongan telah muncul di ruang tengah, dia langsung berpamitan kepada Arabella dan Renatha.

"Sampai ketemu lagi ya."

Lalu gadis cantik berpembawaan lembut itu berdiri dan terus melangkah menghampiri Pak Darmawan dan rombongan. Sedangkan Arabella dan Renatha masih duduk di tempat masing-masing sambil memandang Pandan Arum, terus rombongan rapat.

Sementara tiga wanita yang berusia 50-an namun masih tampak cantik, begitu melihat suami mereka masing-masing telah datang, mereka langsung berdiri hampir bersamaan.

Kemudian Bu Dahlia dan Bu Indriana memanggil putri mereka untuk diajak pulang hampir bersamaan.

"Gisell, ayo kita pulang, sayang!"

"Rekha, papa udah datang, sayang, ayo!"

Lalu tanpa menunggu gadis-gadis kecil itu, Bu Dahlia dan Bu Indriana segera melangkah menghampiri rombongan rapat, diikuti oleh Bu Intan.

Gisella dan Rekha langsung bangkit berdiri saat mendengar panggilan ibu mereka masing-masing. Faniza, adik Renatha juga ikut berdiri. Lalu Gisella dan Rekha saling berpamitan kepada Faniza.

"Sorry ya, Gisell, Rekha, aku nggak bisa nemanin sampe pintu," kata Faniza minta maaf. "Soalnya aku udah ngantuk banget."

"Ya udah sana, tidur cepet!" kata Rekha menyuruh. "Bobo cantik ya!"

"Tapi inget, besok jangan sampe telat loh!" kata Gisella mengingatkan.

Faniza cuma tersenyum simpul. Lalu berbalik, terus melangkah meninggalkan kedua sahabatnya setelah melambaikan tangan. Sedangkan Gisella dan Rekha juga ikut melangkah mengikuti bunda mereka yang sudah melangkah.

★☆★☆★

1
juju Banar
lanjut
Adhie: lanjuuut...
total 1 replies
anggita
chapternya sdh banyak tpi yg mampir baca masih sdikit. klo mau promo novel bisa ke tempat kami. bebas👌
Adhie: makasih kaka...
total 1 replies
anggita
oke thor, terus berkarya tulis, semoga novel ini lancar jaya.
Adhie: terima kasih dukunggannya...
total 1 replies
anggita
wow... naga merah, kuning.
Adhie: hehehe...
total 1 replies
anggita
like👍 dukungan utk fantasi timur lokal.
anggita
gang.. red blue girl 8🙄
anggita
hadiah tonton iklan☝
anggita
tiap chapter cukup panjang 👌
Adhie: itu gaya saya dalam menulis novel kaka... biar agak puas bacanya dalam satu chapter
total 1 replies
anggita
pangeran pandu wiranata..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!