NovelToon NovelToon
Luka Cinta Tak Berobat

Luka Cinta Tak Berobat

Status: sedang berlangsung
Genre:Hamil di luar nikah / Romansa / Menikah Karena Anak
Popularitas:52.8k
Nilai: 5
Nama Author: Meindahfizz88

Luka Cinta Tak Berobat

Aisyah Humaira adalah seorang gadis desa yang tinggal di rumah majikan sang mama, selama tinggal di rumah sang majikan Aisyah bersahabat baik dengan putra rumah megah itu. Ia juga dianggap seperti anak seperti anak sendiri oleh sang majikan. Namun setelah kejadian naas itu telah mengubah segalanya. Aisyah gadis yang ceriah berubah menjadi gadis pemurung dan pendiam. Aryan yang selalu curhat dengan Aisyah tiba-tiba berubah menjauh, bahkan dia menawarkan diri pada orang tuanya untuk melanjutkan studinya di luar negeri saat tahu kehamilan Aisyah. Aryan tak ingin dimintai pertanggungjawaban karena tak memiliki rasa pada sahabatnya. Akhirnya Aisyah memutuskan membesarkan anaknya seorang diri. Aisyah lebih memilih menyembunyikan Ayah dari anak yang dikandungnya hingga pergi dari rumah megah itu. Ia akan membawa lukanya sendiri, tak perlu ada orang lain ikut merasakannya karena kesalahannya di malam itu. Cintanya hanyalah sebuah batas impian.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meindahfizz88, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab.29

Pagi datang menyapa dengan sinar indahnya, menyambut dengan pelukan hangat.Suara burung berkicau bernyanyi dengan nyaring. Bagaikan melodi alam yang merdu.

***

Pagi-pagi sekali Aryan mempersiapkan diri untuk membawa Bu Marni pulang atas izin dokter. Sengaja memperlambat aktifitasnya agar seseorang yang ditunggu datang dengan tepat waktu.

" Bibi tidak ingin menunggu kedatangan Aisyah?"

Sebuah pertanyaan keluar dari bibir Aryan membuat Bram dan Bu Marni terpaku. Sesaat Bram memicingkan mata menatap sang putra.

" Kamu tahu dari mana jika Aisyah akan datang?" tanya Bram penuh curiga.

Aryan gelagapan dan berusaha menghindari pertanyaan sang ayah.

" Aryan ingin ke toilet sebentar." ucapnya kemudian berlalu.

" Aryan ketemu Aisyah kemarin? Kenapa tidak pernah cerita. " Bram balik bertanya pada putranya.

Aryan menghentikan langkahnya terdiam ditempatnya.

" Kamu ketemu Aisyah?" tanya Bram memastikan.

Aryan mengangguk pelan tanpa menatap ayah maupun Bu Marni.

"Aryan hanya melihatnya dari kejauhan dan Aryan tidak sempat mengucapkan apa-apa padanya."ungkapnya.

Aryan hanya mampu mengatakan sebagian kebenaran dari kedua orang tua paru di ruangan itu.

Aryan kembali melanjutkan langkahnya tanpa menghiraukan panggilan ayahnya.

" Aryan benar bi, sebaiknya kita menunggu Aisyah. Bagaimana jika Aisyah ke sini bersama putranya." ucap Bram membenarkan yang dikatakan Aryan.

Bu Marni tidak menjawab, dalam hatinya tidak ingin Aisyah ke sini. Putrinya terlalu berharga untuk mempertemukannya dengan pria seperti Aryan. Pria pengecut yang lari dari tanggung jawab tidak pantas dikasihani.

" Bibi dengar apa yang kukatakan?" sahut Bram ketika melihat bi Marni melamun tanpa menjawab penuturan-nya.

" Tapi tuan, bibi tidak yakin jika Aisyah datang ke sini. Putranya masih kecil dan pasti sangat merepotkan." pungkasnya.

Bram mengangguk mengerti dan segera ia keluar mengurus administrasi pengobatan Bu Marni.

" Aryan, bantu ayah memapah bibi ke mobil!" pintanya pada sang putra.

Aryan menurut dan mengikuti ayahnya masuk kembali ke ruangan.

" Tidak usah digendong, bibi sudah bisa jalan. " sahut Bu Marni cepat kala tangan Aryan ingin menggendongnya.

Aryan bisa merasakan tatapan tidak suka bi Marni terhadapnya. Aryan malah sebaliknya, bersikap tidak peduli seolah tidak ada yang terjadi pada mereka.

Sebuah ketukan dari arah pintu menghentikan aktivitas mereka. Bi Marni yang ingin turun dari bangsal menoleh. Melihat majikannya tersenyum sumringah membuatnya ketar-ketir.

" Assalamualaikum," terdengar suara lembut yang sangat dikenali.

" Waalaikumsalam," jawab mereka serempak.

" Mari masuk, Nak!" sahut Bram cepat menyambut kedatangannya.

Aisyah masuk dan meraih tangan Bram lalu menghampiri ibunya. Aisyah tidak menoleh sedikit pun pada sosok pria yang berdiri di samping Bram. Hatinya tidak tenang saat ini karena putranya ikut bersamanya.

" Bagaimana kabarnya, Bu? " sambutya ramah.

Bu Marni memeluk putrinya, dia tahu hati Aisyah pasti terluka bertemu putra majikannya.

Ucapan salam seseorang mengalihkan perhatian mereka. Bu Aidah masuk dengan seorang bocah. Bram mengerutkan kening penuh keheranan.

" Ummi Aidah?" sahutnya.

Bu Aidah berbalik lalu menyambutnya dengan hangat.

" Sebuah keberuntungan kami bertemu dengan anda di tempat ini, Tuan." sambutya.

" Terimakasih, Ummi.

Anak kecil yang ada digendongan ummi Aidah melihat Aryan berdiri mematung. Bocah itu minta untuk diturunkan.

" Zidan ya," ucap Bram cepat dan ingin meraih lengan bocah itu.

Zidan terkekeh kecil lalu berlari menuju pada seseorang.

" Zidan, " cegah Aisyah cepat.

" Tidak boleh pergi sama orang asing, Sayang." ucapnya lembut namun tegas pada putranya.

Bagaikan petir di siang bolong menghantam tubuh pria itu.

" Orang asing," Aisyah menyebutnya orang asing." batinnya bergemuruh.

Aryan memandang Aisyah dengan tatapan sulit diartikan. Tangan Aisyah meraih lengan putranya yang ingin diminta digendong pada pria itu.

***

Bi Aidah kini bercerita banyak pada ibu Aisyah. Mulai pertemuan mereka ketika di mobil sampai Aisyah ikut bersamanya.

" Aisyah anak yang baik, kami sangat beruntung memiliki putri seperti Aisyah." terang Ummi Aidah.

Bi Marni tak mampu berkata-kata lagi, putrinya tinggal di tempat yang sangat tepat. Andaikan dari dulu mengetahui keberadaan putrinya, dia tidak akan menderita seperti ini.

" Terimakasih banyak ummi, kalian sudah menjaga Aisyah dan putranya sangat baik." ucapnya terisak.

Bram mengalihkan perhatiannya pada bocah itu.

" Zidan putra Aisyah?" tanya Bram.

Begitu banyak rahasia Aisyah yang tidak dia ketahui. Kemana saja dirinya selama ini.

Aisyah mengangguk dan tak mampu lagi membendung air matanya.

Bram merengkuh Aisyah yang dianggap seperti putrinya sendiri. Mengelus pelan kepalanya penuh kasih sayang.

Aryan melihat semua interaksi mereka, dia seperti orang bodoh di ruangan itu, seolah dirinya tak dianggap oleh orang-orang.

" Zidan cucu kakek, panggil Bram pada bocah itu. Tangannya ingin meraih tapi Zidan menolak. Bocah itu hanya ingin pada Aryan.

" Pa.. pa..," celotehnya.

Aisyah bingung, siapa yang mengajari bocahnya seperti itu.

" Tidak boleh, sayang. Nanti digendongan sama Abah ya." bujuknya.

Tak mampu menahan rasa perih dalam dada, Aryan keluar dari ruangan penuh sesak itu.

" Aisyah," ucapnya menyebut nama sahabatnya dengan wajah memerah.

1
Nasechah
lanjjut
Dian Isnawati
lanjut
Daulat Pasaribu
knp up sedikit thor
Nasechah
semangat up nya thor
Dian Isnawati
lanjut
Ambo Nai
cepat bongkar keburukan Zahara
Daulat Pasaribu
jgn di kasih ampun lah Thor si aryan
Meindah88
Sabar kak😍
Anonymous
kok nggantung bgt thor...
Nasechah
yahhh kok dikit banget up nya, padahal slalu d tunggu
Daulat Pasaribu
lanjut Thor knp upnya makin sikit thor
Nasechah
jangan lama2 y kak up nya, penasaran ama ending nya
Daulat Pasaribu
jgn sampai di maafkan sama aiyah begitu mudah bayangkan bertahun tahun.
Dian Isnawati
lanjut
Nasechah
makin penasaran sama ceritanya
Daulat Pasaribu
mampoos kau Aryan
kalau bisa dpt balasan lebih parah kau aryan
Daulat Pasaribu
biarkan saja.midah mudahan aisyaha dpt jodoh yg lebih baik
MeiSusi Lowati
satu kata.... SOOOKOOOR
Bunda Vitaliq
bagus ceritanya AQ suka
Daulat Pasaribu
kpn si Thor si Zahra ini ketahuan selingkuh....klau bisa Thor dua cecunguk (Aryan&Zahra) itu kena balasan setimpal timpalnya.
Meindah88: sabar kak🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!