Menjadi wanita simpanan pria beristri, bukalah pilihan hidup bagi Vivian. namun dia bisa apa? cuma ini jalan satu-satunya agar bisa mendapatkan uang dalam waktu cepat, demi kesembuhan sang ibu tercinta.
"Oke, Viv. selama kamu menjadi wanita simpananku, kamu dilarang untuk jatuh cinta apalagi hamil. jika kamu melanggar kesepakatan kita, maka kamu harus pergi tanpa mendapatkan apa-apa dariku, karena cuma istri sahku yang berhak untuk melahirkan calon penerus Davison."
"Oke, aku terima dengan senang hati syarat darimu, tuan." Viv tersenyum merasa syarat yang diberikan cukup mudah.
Seiring berjalannya waktu, cinta tumbuh dihati mereka. meskipun tidak terucap namun David berusaha untuk terus melindungi Viv, dari niat jahat ibu tirinya yang ingin menguasai harta warisan atas nama Viv.
Bahkan karena kecerobohannya, Viv hamil dan jatuh cinta pada Dav, hingga melanggar kesepakatan.
Bagaimanakah kisah cinta mereka selanjutnya? apakah Viv pergi tanpa membawa apa-apa atau sebaliknya?"😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ritasilvia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menemani tamu pertama
“Viviiii!!!....” teriak Sinta, tiba-tiba begitu bersemangat, hingga membuat Vivian hampir menjatuhkan gelas yang tengah dipegangnya.
“Apaan sih teriak-teriak, bikin kaget aja.” Balas Vivian lalu menutup kupingnya dengan ekspresi manyun.
“Besok, kita diminta papi Sugiono untuk menemani tamu VVIP di suatu tempat. kamu bisa bayangin berapa banyak cuan yang akan kita dapatkan dengan mudahnya." ucap Sinta antusias.
“Okey, cuma untuk menemani saja kan?" tanya Vivian memastikan.
“Ya, papi Sugiono mengatakan jika mereka tidak akan memaksa jika kita menolak untuk memberikan pelayanan diatas ranjang."
"Tapi dimana tempatnya?"
"Casino De Larose, hotel mewah dan berkelas yang terletak disebuah pulau yang sangat indah, tidak sembarangan orang yang mampu pergi ketempat seperti itu." Jawab Sinta antusias sekali.
***
Disebuah Mansion, David yang baru pulang melonggarkan dasinya lalu melipat lengan bajunya hingga sikut. Pria dewasa yang juga penguasa berbagai bidang industri itu terlihat tengah memikul beban bathin yang berat.
Uang dan kekuasaan yang dimiliki David, seakan tidak mempunyai arti bagi istri nya Marina de larose, wanita cantik itu lebih memilih dan terjun ke dunia model yang menjadi mimpi nya selama ini, ketimbang harus mengurus suaminya yang seorang Milioner.
“Cukup Marina, apa kemewahan dan uang yang aku berikan masih belum cukup untuk mu.” David kembali mengeluarkan rasa protesnya.
“Please honey, izinkan aku untuk berangkat ke Amrik sekarang. Waktuku sudah tidak banyak lagi, sore ini pesawatku akan berangkat.” Ucap Marina sambil memasukkan beberapa barang-barangnya kedalam koper.
"Apa ini yang kamu sebut Cinta dan sebuah keluarga? sedangkan kamu sendiri tidak pernah ada untukku." David berusaha melunak, berharap wanita yang dicintainya itu mau berubah pikiran. namun, usahanya nya itu seakan sia-sia, tekad Marina sudah bulat untuk pergi menghadiri sebuah ajang fashion kelas dunia yang akan melambung kan karirnya kedepan.
"Honey, ini kesempatan yang sangat langka. Maaf aku tidak bisa menyia-nyiakan kesempatan ini. aku janji ini yang terakhir." bujuk Mariana melanjutkan langkahnya tanpa pelukan dan ciuman selamat tinggal bahkan dia tidak menoleh lagi kebelakang, takut David akan menghentikannya.
"Pergilah Marina, aku juga bisa mencari kesenanganku sendiri." gumam David seraya mengepalkan tangannya emosi, dia begitu marah menatap kepergian sang istri yang begitu egois. namun rasa cinta David yang kuat, membuat dia masih bersabar menghadapi sikap istrinya Marina.
David mengeluarkan ponselnya, menghubungi sang asisten pribadinya Nick.
“Nick, siapkan semuanya. sore ini kita berangkat liburan, sekalian menjamu para kolega bisnisku." perintah David.
“Baik Tuan.”
Helikopter pribadi, membawa David menuju sebuah pulau. dimana berdiri bangunan hotel megah miliknya sendiri. yang dikelilingi lautan lepas, disana juga terdapat kapal pesiar mewah, yang digunakan pengunjung kelas atas untuk memanjakan mata mereka, penginapan bagi para wisatawan asing, ataupun mereka yang menikmati bulan madu bagi pasangan yang baru menikah.
Sampai dikamar pribadinya, David langsung menuju kamar mandi, membersihkan tubuh lalu mengganti pakaian bersih. Penampilan nya benar elegan dan rapi, David melangkah keluar kamar dengan penuh percaya diri. didepan pintu kamar sudah menunggu asisten pribadi nya Nick seraya memegang beberapa berkas ditanganya.
"Bagaimana dengan rencana pertemuan bisnis kita malam ini?" Ucap David sambil terus melangkah memasang jam tangan merek terkenal dipergelangan tangannya.
"Semuanya aman terkendali tuan." Balas Nick berusaha mengimbangi langkah kaki David yang cepat menuju ruang pertemuan.
"Nick, lalu gadis yang aku minta kemaren?" dengan nada suara pelan.
"Mereka sudah menunggu anda di ruangan VVIP."
"Mereka? berapa orang yang kamu minta untuk menemaniku dalam perjamuan ini?" tanya David mengerutkan keningnya, sebenarnya dia masih kesal pada sang istri sekaligus malu setiap datang dalam pertemuan bisnis seperti ini, dia tidak pernah ditemani Marina, ataupun perempuan lainya. seperti yang dilakukan oleh rekan-rekan bisnisnya yang sering datang dengan pasangan ataupun perempuan cantik yang berbeda-beda. sehingga kali ini David ingin membuktikan jika dia juga pria dewasa yang normal dan butuh kehangatan perempuan.
"Maaf tuan, mereka berdua sama-sama cantik. saya bingung untuk menentukannya. sehingga saya meminta kedua gadis itu untuk datang, biar tuan sendiri yang menentukan pilihan." ujar Nick mengeluarkan ponselnya untuk memperlihatkan foto kedua gadis tersebut.
"Oke, aku pilih yang wanita ini untuk menemaniku makan malam. yang satu lagi aku berikan untuk menemanimu." ucap David tersenyum menatap asistennya yang terlalu lama menjomblo sehingga terlihat kaku jika berhadapan dengan wanita.
"Ba... baiklah tuan." jawab Nick gugup saat ditawari wanita cantik.
***
Vivian dan Sinta, yang juga melangkah masuk ketempat yang begitu megah dan sangat mewah bagi ukuran mereka berdua yang tergolong ekonomi menengah kebawah.
“Wah, tempat ini begitu indah dan sangat bagus.” Puji Vivian sambil menggandeng lengan sahabatnya Sinta. mengayunkan langkah santai memasuki lobby yang luas.
Mereka disambut hormat oleh pelayan, lalu langsung diarahkan menuju sebuah ruangan VVIP, Gemerlap cahaya lampu dan musik yang memecah gendang telinga, tidak menyurutkan langkah kaki dua wanita cantik ini. mereka terus melangkah memasuki Club malam yang terdapat dilantai sebelas hotel, khusus diminta untuk menemani tamu kehormatan.
"Selamat datang Nona, itu tuan David. silahkan duduk disebelahnya." bisik Nick pada Vivian.
"Oke terimakasih." Vivian melangkah anggun menuju meja David, sedangkan Sinta duduk bersebelahan dengan Nick.
Pria dewasa itu langsung membulatkan matanya begitu disuguhi pemandangan yang sangat mengiurkan. gairahnya seketika bangkit setelah sekian lama tidak dimanjakan Marina, karena selama ini David sangat menjaga dirinya dan tidak pernah menyentuh wanita sembarangan.
Walaupun banyak wanita yang tergila-gila bahkan rela dengan senang hati menyerahkan tubuhnya, namun David tidak pernah tergoda. karena menurut dia tubuhnya terlalu berharga untuk wanita semacam itu.
Tapi tidak untuk gadis muda yang sedang duduk disebelahnya sekarang, David seakan lupa pada prinsipnya selama ini. perlahan dia mendekat menatap wajah yang sangat cantik dan Natural, kulitnya putih mulus bagaikan susu. Hembusan nafas Vivian tepat mengenai kulit wajah tampannya.
“Sangat cantik dan seksi, baby siapa namamu?” bisik David menarik saliva nya.
Tanpa sadar dia mendekati bibir Vivian dan mulai mengecupnya dengan perlahan, sangat manis dan begitu memabukkan. Vivian yang kaget menjadi sangat gugup dan takut, namun dia sadar semua ini sudah menjadi resiko dari pekerjaan yang digelutinya.
"Namaku Viv, tuan." sengaja tidak menyebutkan nama panggilan yang sebenarnya Vivi atau Vivian.
"Viv, nama yang unik. sayang sekali masih terlalu muda untuk terjun ke dunia hitam seperti ini." gumam David sedikit berempati.
Satu jam berselang David menutup pertemuan bisnisnya dengan makan malam lalu dilanjutkan dengan minum-minuman beralkohol, Vivian dan Sinta saling pandang, lalu meneguk sedikit saja minuman tersebut. Sekedar untuk menghangatkan tubuh mereka saja, mengingat udara yang begitu dingin.
david ini emng bukan pria setia, dia sdh tau prasaanya padavici mski belum terucap dari mulutnya tapi apa"ada masalah, lari ke hal yang membuatnya mendua. ya kek gini contohya cari pelampiasan.🙄
kalo emng dia bisa bergairah ya bisalah dia masuk sarang wanita lain. kecuali dia sdh tdk bergairah sejak sabrian menggodanya baru dibilang mmng dia tdk tertarik sejak awal dengan wanita lain kecuali dengan Vivi.
KOK ADA KALIMAT YAN MENJURUS CEO BODOH BEGINI GAK SESUAI DENGAN GAYA KEPEMIMPINANNYA.
BEBERAA KALIMAT SAJA SUDH MENUNJUKKAN DIA BUKAN CEO😏
hapus!
JADI HAPUS AJA KALIMAT YANG MENGATAKAN DAVID SEOLAH-OLAH DIA PRIA.MAHAL YANG TDK TERSENTUH APALAGI UNTUK WANITA MURAHAN.