NovelToon NovelToon
Mencintaimu Dalam DIAM

Mencintaimu Dalam DIAM

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta setelah menikah / Nikah Kontrak / Diam-Diam Cinta / Dijodohkan Orang Tua / Live/Variety Show
Popularitas:48.9k
Nilai: 4.7
Nama Author: Bilqies

Narin seorang mahasiswi yang lugu berumur 23 tahun,diam diam dia menyukai seorang mahasiswa yang populer dikampusnya.
Eric sosok mahasiswa yang dingin namun sangat di kagumi oleh seluruh mahasiswi dikampusnya karna ketampanan dan kecerdasan yang dimilikinya.

Namun setelah lulus hal yang tidak disangka oleh Narin adalah dia dijodohkan dengan laki laki yang dia sukai sejak dulu yaitu Eric.

Akankah Narin bisa mendapatkan cinta Eric yang sama sekali tidak mencintainya atau dia akan mengubur rasa cintanya itu ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bilqies, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28

Dua Minggu kemudian, mama Eric sudah kembali kerumahnya karena sang suami sudah pulang dari luar kota. sebenarnya berat untuk mama Eric berpisah dengan mereka, dia masih ingin lebih lama lagi tinggal bersama anak dan menantunya itu, tapi keadaan lah yang mengharuskan dirinya pulang karena papa Eric sudah selesai dengan tugasnya di luar kota.

Setelah kepulangan mama Eric, semuanya berubah drastis kembali seperti awal. begitupula dengan sikap Eric yang kembali dingin seperti sedia kala.

Di sebuah kamar yang luas nan megah dengan berbagai furniture dan hiasan lain yang menambah kesan indah dalam ruangan itu, tampak dua orang yang sedang berdiam diri dengan pikiran mereka masing masing.

Suasana di kamar itu tampak hening tidak ada satu katapun yang keluar dari bibir mereka, ditambah dengan tatapan Eric yang tajam menatap lurus ke Narin membuat Narin pun merasa takut. beberapa menit kemudian Eric pun memecah keheningan dengan mengeluarkan kata kata yang menyakitkan untuk Narin.

"Sekarang mama sudah pulang dan kita tidak perlu bersandiwara lagi, cepat kau kemasi semua barang barangmu yang ada di dalam kamarku." ucap Eric dingin sambil melangkah keluar dari kamarnya

Narin yang mendengar perkataan Eric pun hatinya merasa sakit namun tak berdarah. dengan langkah cepat sambil terisak dia bergegas menuju ke walk in closet, dia mengambil tasnya dan segera memasukkan barang barangnya tanpa ada yang tertinggal satu pun di lemari itu.

Setengah jam kemudian Narin yang sudah selesai mengemasi barang barangnya dia segera keluar dan menuju ke kamarnya. tiba dikamar dia segera mengeluarkan barang barangnya dan menyusun rapi di lemari miliknya.

Narin yang merasa kelelahan dia segera membaringkan tubuhnya di atas ranjang. Dia menggeliat dan melepas kerinduannya karena sudah lama dia tidak tidur di kasur empuknya itu. tidak lama kemudian terdengar suara ketukan pintu dari luar kamar.

Tok... tok... tok...

Narin pun segera turun dan membuka pintu kamar, di luar tampak Bi Asih yang berdiri di depan pintu.

"Permisi non, tuan muda ingin non Narin menemuinya di ruang kerjanya sekarang." ucap Bi Asih sopan dengan menundukkan kepalanya tanda memberikan hormat pada istri majikannya itu

"Apa! menemuinya!!!" tanya Narin bingung sambil mengerutkan keningnya

"Iya non, lebih baik non Narin sekarang temui tuan muda di ruang kerjanya karena tuan muda tidak suka menunggu." jelas Bi Asih

"Baiklah bik aku akan menemuinya." ucap Narin dengan senyum paksanya

"Kalau begitu bibi permisi dulu non." pamit Bi Asih sopan

Setelah kepergian Bi Asih, Narin segera melangkahkan kakinya ke sebuah ruangan yang berada tidak jauh dari kamar Eric. dengan berani Narin mengetuk pintu ruangan itu.

Eric yang berada di dalam ruangan itu pun segera menyuruh Narin masuk.

Ceklek

Pintu ruangan pun terbuka, Narin yang dipenuhi dengan perasaan takutnya dia pun terus melangkah ke arah Eric yang sedang duduk di kursi kebesarannya dengan jari lentiknya yang masih setia berkutat di di atas keyboard laptopnya.

Tap... tap... tap...

"Permisi tuan, ada apa ya tuan memanggil saya kesini ???" tanya Narin to the poin sambil menatap lurus Eric yang masih sibuk dengan pekerjaannya

Narin yang merasa tidak mendapat respon sama sekali dari lawan bicaranya segera dia memberanikan diri untuk mengatakan sesuatu sehingga membuat Eric langsung menatapnya tajam.

"Baiklah jika tuan tidak mau bicara saya akan segera keluar dari ruangan ini, karena buang buang waktu saja jika tidak ada hal penting untuk di bicarakan." jelas Narin ketus

Seketika Eric pun menghentikan pekerjaannya dan langsung menatap tajam ke arah Narin yang sedang berdiri di depannya. Narin yang di tatap oleh Eric dia segera menepis semua rasa takutnya itu, dia mencoba menetralkan perasaannya saat ini dengan mengedarkan pandangannya ke arah lain.

"Berani sekali kau bicara seperti itu padaku, kau pikir kau siapa berani memerintahku, Huh." tukas Eric dengan tatapan tajam dengan dada yang bergemuruh seakan ingin meledak di dalamnya

"Duduk" titah Eric sambil terus menatap tajam ke arah Narin

"Terima kasih tuan." ucap Narin sambil menarik kursi yang ada di depannya dan segera mendudukkan dirinya di atas kursi

"Besok malam temani aku pergi ke acara pesta rekan kerjaku, dan ingat aku tidak ingin jika kau datang dengan penampilanmu yang sedikit kampungan itu. Satu hal lagi kau jangan besar kepala karena aku mengajakmu ke sebuah pesta, aku melakukan itu karena terpaksa karena semua rekan bisnisku datang dengan membawa istri mereka masing masing sesuai dengan permintaan rekan bisnisku yang mengadakan pesta besok malam." jelas Eric ketus yang terus menatap lurus ke arah Narin yang sedari tadi dia menundukkan kepalanya menatap ke sebuah meja yang ada di depannya dan seketika membuat Eric meradang karena dia merasa Narin tak menghiraukannya.

Deg

Narin pun tampak kaget atas penuturan Eric barusan yang mampu membuatnya sakit hati. Dia tiba tiba sadar bahwa tidak mungkin seorang Eric yang arogan dengan cepat menyukainya yang hanya seorang gadis sederhana seperti dirinya. Pikir Narin dalam hati

Namun dengan cepat Narin segera menepis rasa kecewanya itu karena dia tidak ingin merasakan sakit yang terlalu dalam lagi. Dia ingat betul dengan perjanjiannya tempo dulu sebelum dia menikah dengan Eric, bahwa apapun perintah Eric dia harus tetap menjalankannya tanpa ada penolakan sama sekali.

Eric yang merasa Narin tidak menghargainya segera dia berdiri dan menggebrak meja yang ada di depannya sontak membuat Narin terlonjak kaget dan masih dengan tatapannya yang menunduk.

Brak

"Dengar aku tidak mau saat aku bicara kau hanya menunduk dan melamun, sekarang lihat aku." tukas Eric

Seketika Narin pun sadar dari lamunannya dan dia memberanikan diri menatap lurus ke depan dimana sudah ada Eric yang menatapnya juga dengan penuh emosi. akhirnya mereka pun saling pandang satu sama lain dan menyelami pikiran mereka masing masing.

"Sekarang kau boleh pergi, aku tidak ingin melihatmu lama lama berada disini." ucap Eric ketus sambil mengalihkan pandangannya ke laptop yang ada di depannya

"Permisi tuan " pamit Narin

Tiba di kamar, tampak Narin yang sedang duduk menatap ke luar jendela dengan perasaan yang tak bisa di ucapkan dengan kata kata. pertahananan yang sempat dia jaga dari tadi saat di depan Eric tiba tiba air matanya lolos begitu saja membuatnya terisak.

Di sisi lain Eric yang sedang sibuk dengan pekerjaannya, tiba tiba dia teringat akan ucapannya barusan terhadap Narin. namun Eric yang arogan sama sekali tidak merasa bersalah bahwa dia sudah menyakiti hati dan perasaan Narin.

"Apakah aku sudah keterlaluan dengan ucapanku yang tadi ???" tampak Eric yang sedang bermonolog sendiri dengan pikirannya

"Aaargh !!! untuk apa aku harus memikirkannya, terlebih dia juga bukan siapa siapaku dan bukan orang yang penting untukku. jadi mengapa aku harus memikirkannya, sial !!! ucap Eric dalam hati sambil mengacak ngacak rambutnya dengan kasar

Malam pun tiba tampak di sebuah rumah yang megah dengan bangunan yang menjulang tinggi, bercat putih tampak terlihat indah dan bersih dengan segala furniture dan dekorasi rumah yang terpajang di dalamnya menambah kesan yang mewah dan elegan.

Di sebuah ruangan makan terlihat Narin yang sedang membantu Bi Asih menyiapkan makan malam. beberapa menit kemudian Eric datang dan segera menarik kursi yang ada di depannya. dia melihat menu makanan yang tertata rapi di atas meja makan dengan berbagai macam makanan dan juga buah sebagai makanan penutup.

Narin yang sudah selesai dengan tugasnya dia segera menuju ke ruang makan dan duduk di samping Eric. namun saat Narin sudah mengambil piring yang sudah dia isi dengan makanan dan menyerahkan ke Eric, tiba tiba Eric pun menolak dengan kasar dan membanting piring itu jatuh kebawah lantai.

Prank

Seketika Narin terlonjak kaget dengan perilaku Eric yang membuatnya merasa sakit. namun dia terus menahan air matanya untuk tidak tapi alhasil pertahanan itu tidak bisa lagi dia tahan. Air matanya luruh jatuh membasahi pipi mulusnya.

"Aku sudah pernah bilang padamu bukan, bahwa kau tidak perlu jadi istri yang sesungguhnya karena aku tidak butuh untuk kau layani! Kau paham !!!" tukas Eric dengan wajah garangnya yang menatap tajam ke arah Narin, bak seekor elang yang ingin memakan mangsanya

"Tapi aku disini hanya ingin melakukan tugasku sebagai seorang istri, itu saja tidak lebih." jawab Narin sambil menatap lurus ke arah Eric

Mendengar hal itu Eric pun meradang dan mengepalkan tangannya. Tampak matanya yang memerah menyiratkan kemarahan dalam dirinya, namun hal itu tidak membuat Narin takut.

Entah keberanian darimana seorang Narin yang mampu menjawab semua perkataan Eric yang terkenal arogan itu. Bahkan dia juga membalas tatapan tajam suaminya itu.

"Berani sekali kau membantah perintahku! apa kau sudah bosan hidup, Huh!!! Tukas Eric dengan penuh amarah

Eric yang sudah tidak bisa menahan amarahnya lagi, tetiba dia berdiri berjalan menghampiri Narin dengan tatapan tajamnya. Dia mencengkeram kuat tangan Narin dan menyeretnya naik ke atas tangga tanpa memperdulikan Narin yang merasakan kesakitan di pergelangannya akibat ulahnya.

Narin pun tampak kesusahan dengan jalannya karena Eric yang menyeretnya dengan kasar membuat Narin terseok seok dan sempat tersandung di tangga karena langkah lebar Eric yang tak mampu buat Narin untuk mengikuti langkah Eric. Namun Eric yang terkenal arogan sama sekali tidak menghiraukan Narin yang sedang kesakitan. Dia terus menyeret naik keatas hingga sampai di dalam kamar yang di tempati Narin.

Tiba di kamar, Eric yang masih dengan perasaan emosinya dia segera menghempaskan Narin ke atas ranjang. Eric terus menatap tajam ke arah Narin dengan dada yang bergemuruh.

Narin yang melihat wajah Eric penuh emosi dan mata yang memerah mendadak nyalinya menciut, dan segera menunduk. Eric yang melihat Narin ketakutan akhirnya dia tersenyum menyeringai.

1
Miyatun Nasa
jalang teriak jalang
Miyatun Nasa
ujung dunia ???
mati dong 😱😱😱
Miyatun Nasa
sayangnya kamu terlalu lambat bergerak Reno
Miyatun Nasa
good job Reno 👏👏👏👏👏👏
Miyatun Nasa
Reno ... aku padamu 😘😘😘
Miyatun Nasa
nah gitu REN. sindir terus biar melek
Miyatun Nasa
makanya ...
nyesel kan sekarang
Miyatun Nasa
gak usah makan
puasa tuju hari tuju malam biar bisa ketemu
Denada Novidaria
mari kita bikin si Eric lope" sama narin
Zeyn Seyi
satu Vote
Denada Novidaria
lanjuttt gasss
Lukalama
/Rose//Rose/meluncur..., semangat KK.../Kiss/
Lukalama
Eric suka di rayu-rayu, bikin dia klepek-klepek sama kamu Narin 🤭
Lukalama
laporkan ke emaknya aja biar di jewer.../Facepalm/
Lukalama
Eric sukanya yang liar kayak Brenda..🤭🤭
Lukalama
cinta kadang membuat buta.../Facepalm/
Lukalama
kasian si Narin../Whimper//Whimper/
Lukalama
Eric lah../Facepalm/
Lukalama
kejutan menanti Narin 🤭🤭
Lukalama
iihh gemes sama Eric minta di /Hammer//Hammer//Hammer/ biar sadar...😤😤
Bilqies: gaskeun kaka /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!