🏆Juara Satu Fiksi Modern Jalur Kreatif
Bagaimana jadinya, jika seorang pemuda yang baru berusia 18 tahun, harus di penjara hingga 12 tahun lamanya?
Padahal pemuda itu tidak pernah melakukan kesalahan seperti yang dituduhkan kepada orang orang yang menuduhnya. Dia di Fitnah saat masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas. Atas kasus pembunuhan seorang pemuda yang tak lain adalah teman satu kelasnya.
Lalu apa yang selanjutnya pria bernama Jo itu lakukan? Setelah dinyatakan bebas dari hukuman yang dia jalani? Mampukah Jo menemukan para dalang yang sudah memfitnah nya dengan sangat keji?
Dan nilah perjuangan Jo.Yang Dinobatkan sebagai seorang mantan Narapidana yang melekat sampai akhir hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ilham risa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jo Menyelamatkan Adiknya
Krekkkk........
Terdengar suara baju yang dirobek secara paksa oleh kedua tangan Marvel, memperlihatkan keindahan tubuh dari gadis belia yang begitu molek dan sangat menggairahkan hasratnya.
Keempat pasang mata, membulat sempurna, kala menyaksikan pemandangan yang begitu indah. Tubuh gadis kecil itu, kini sudah tidak terlindungi lagi, hanya ada bra bermotif hello kitty yang tampak jelas di rentina mereka semua.
Rasanya air liur seakan ingin menetes, sekarang pergulatan panas yang biasa mereka tonton dari film dewasa, bisa mereka praktekan secara nyata oleh gadis belia yang begitu sangat menggoda.
Lalu dengan cepat, ketiga teman Marvel ikut melepaskan baju seragam putih SMA yang mereka kenakan, sambil terus tertawa menyeramkan menatap kearah Nadia.
Nadia yang melihat tatapan mengerikan dari mereka semua, menjadi sangat syok, sebisa mungkin dia menutup kedua gundukan nya menggunakan tangan yang dia silangkan di atas dada.
"Hiks.... hiks..... Kakak! Tolong aku kak, tolong selamatkan aku." lirih Nadia dengan suara yang parau.
Rasanya lidahnya sudah kelu tidak bisa berbicara lagi, karena rasa takut dan rasa sakit yang telah menjadi satu. Sudut bibir Nadia telah mengeluarkan darah segar, akibat tamparan keras yang Marvel layangkan kepadanya.
"Bos..! Cepat mulai bos. Kami juga sudah tidak tahan ingin merasakannya." ucap Andre kepada Marvel.
"Sabar. Aku dulu yang pertama, setelah aku puas baru kalian bisa mencicipi tubuhnya." Marvel menjawab sambil merangkak naik ke atas ranjang.
Melihat gerakan pemuda itu, lagi lagi Nadia berteriak histeris, dia mengeluarkan segala sisa sisa tenaga yang dia miliki. Walaupun sebenarnya suara yang dia keluarkan sudah serak dan sakit, akibat terlalu lama berteriak.
Kedua kaki Nadia, berusaha dia hentakan dengan kuat, agar ikatan yang ada di kakinya bisa terbuka, sedangkan tangannya, yang tidak terikat, Nadia pertahankan untuk melindungi aset berharga yang dia miliki.
"Aku mohon lepaskan aku! Jangan sentuh aku! Aku masih kecil kak, kalian tidak pantas melakukan ini kepada ku!" teriak Nadia memohon ampun dan meneteskan air mata begitu deras.
Marvel yang sudah tiba di hadapan wanita itu langsung mencengkram rahang Nadia kuat. Lalu dia tersenyum menyeringai dan berkata dengan suara berat.
"Sayang..! Kau itu sudah cukup umur untuk melayani kami semua. Karena tubuh mu ini sudah pantas untuk di jamah, sekarang aku akan memberikan kenikmatan dunia yang membuatmu akan merasa ketagihan." bisik Marvel langsung hendak menyerang bibir Nadia.
Namun, belum sempat bibir itu menempel di bibir Nadia yang sudah membengkak akibat terkena tamparan. Tiba tiba saja, mereka semua dikejutkan oleh suara pintu yang di dobrak dengan paksa.
Ketiga teman Marvel langsung menoleh ke asal suara, lalu mereka mengambil alat pemukul baseball hendak menyerang orang yang sudah lancang mengganggu kesenangan mereka berempat.
"Bajingan kau Marvel....! Kau apakan adikku!" teriak Jo menerobos masuk ke dalam ruangan itu.
Tangannya sudah mengeluarkan darah, akibat tunjangan yang dia lakukan untuk membuka paksa kunci pintu.
Jo mengeluarkan seluruh kekuatannya menyelamatkan sang adik, yang dia ketahui telah ikut bersama Marvel masuk ke dalam halaman sekolah.
Marvel langsung bangkit dari tubuh Nadia. Dia duduk sambil tersenyum mengejek ke arah Jo.
"Wah...! Hebat juga kau pria bodoh. Bisa menemukan adik mu di sini. Tapi sayangnya, aku tidak akan melepaskan adik mu begitu saja. Kalian semua, cepat hajar pria itu, dan seret dia keluar dari dalam kamar ini!" perintah Marvel kepada ketiga temannya.
Lalu ketiga teman Marvel menyerang ke arah Jo, sedangkan Marvel melanjutkan permainan nya kepada Nadia. wanita itu berusaha keras melawan sambil memukul wajah Marvel.
Marvel yang mendapatkan serangan dari gadis di bawah kukungan nya pun menjadi naik pitam. Lalu dengan tega Marvel menampar wajah Nadia hingga lima kali tamparan, dan membuat Nadia pingsan tak sadarkan diri.
Lalu Marvel berusaha menarik rok sekolah yang masih Nadia kenakan. Dia ingin menghancurkan gadis itu di depan mata Jo musuh bebuyutannya.
Melihat apa yang akan Marvel lakukan, Jo pun berteriak histeris. Dia berusaha keras mengalahkan ketiga pemuda yang berusaha menyerang dirinya.
"Marvel......! Bajingan kau Marvel! Lepaskan adikku. Jangan kau sentuh adikku. Atau aku akan membunuhmu." teriak Jo sambil mendorong ketiga pemuda yang telah berhasil dia kalahkan.
Andre, Kenzo dan juga Dimas, sudah jatuh terhempas ke atas lantai kamar. Lalu dengan gerakan cepat Jo berlari dan langsung menarik tubuh Marvel yang hampir saja berhasil menurunkan rok sekolah adiknya.
Brakkkkk.....
Tubuh Marvel terjengkang jatuh dari atas ranjang, dan tentu saja hal itu membuat Marvel merasa sangat geram.
"Kurang ajar kau Jo! Seperti nya kau memang suka kalau aku menyakiti mu!" teriak Marvel memancarkan wajah memerah.
Lalu dengan cepat Marvel membuka laci lemari yang ada di dalam kamar nya itu, dan mengeluarkan sebilah pisau yang sangat tajam serta runcing.
Melihat apa yang dilakukan oleh Marvel, bukan hanya Jo saja yang menatap terkejut. Tapi ketiga temannya juga menatap begitu terkejut.
"Bos....! Apa yang kau lakukan! Kenapa kau bermain main dengan benda tajam itu bos?" tanya Kenzo tidak suka.
"Biarkan saja. Aku sudah muak melihat wajah dari pemuda miskin tidak tahu diri seperti dia. Dan aku akan menghilangkan dia dari muka bumi ini."
Deggghhhh......
Jantung Jo langsung berdetak hebat. Ternyata segitu bencinya pria ini kepada dirinya. Dan mungkin itu semua terjadi karena Jo selalu menjadi yang nomor satu di sekolah tersebut.
Padahal sekolah SMA Dharma Wangsa adalah sekolah milik kedua orang tua Marvel. Marvel sudah lama memendam kebencian kepada Jo. Dan hari ini sebelum mereka benar-benar berpisah setelah hari kelulusan, jadi Marvel ingin memberikan pelajaran berharga kepada pria itu.
Jo mundur ke belakang, saat Marvel berjalan maju sambil memamerkan benda tajam yang ada di tangannya. Hingga detik kemudian.
Marvel menyerang Jo menggunakan pisau yang dia arahkan ke tubuh Jo, dengan ilmu bela diri yang Jo miliki, Jo pun berhasil menghindari serangan yang dilayangkan oleh Marvel. Dan tentu saja hal itu membuat Marvel menjadi bertambah marah.
"Kurang ajar...! Jangan kau kira, kau bisa menghindari serangan ku pria miskin. Aku bersumpah akan membuat masa depan mu menjadi hancur" bentak Marvel kembali melayangkan serangannya.
Jo terus berusaha menghindar, namun tidak disangka, di saat Marvel berlari sambil menghunuskan pisau ke arah tubuhnya, Jo pun berjongkok untuk mengelak dari serangan gila yang Marvel berikan, namun detik kemudian.
Cruuukkkk......
"Arrggghhh........!!!!"
Mereka semua dikejutkan oleh suara lirih kesakitan dari seseorang, hingga darah segar langsung menetes tepat di atas kepala Jo yang masih berjongkok.
Kedua mata mereka semua membulat sempurna, kala melihat ada orang tepat di belakang tubuh Jo dan orang itu terkena tusukan pisau dan mengeluarkan darah dari dalam mulutnya.
Marvel yang syok langsung menyerahkan pisau yang dia pegang ke arah tangan Jo, sedangkan Jo yang juga masih dalam keadaan Syok tanpa sadar telah menerima pemberian pisau tersebut.
"Tidak bos...! Apa yang kau lakukan! Kenapa kau membunuh Dimas!" teriak Kenzo dan juga Andre.
Jo langsung bangkit dari berjongkok nya, dia berdiri sambil menatap terkejut ke arah belakang dinding. Bagaimana mungkin dia tidak menyadari, jika di belakang nya ada Dimas, lalu itu artinya, tusukan pisau yang telah dilayangkan oleh Marvel, tidak mengenai dirinya tapi malah mengenai perut Dimas.
"Marvel kau...!" bentak Jo menatap marah.
"Tidak, bukan aku pelakunya, tapi kau yang telah membunuh Dimas."
"Apa...Kenapa kau menuduh ku Marvel!" teriak Jo tidak terima.
"Tentu saja, karena barang bukti ada di tanganmu!" tunjuk Marvel ke arah tangan Jo.
Jo tersentak sangat kaget saat menyadari apa yang ada di tangannya, dengan cepat dia membuang pisau itu dan menatap kearah Kenzo dan juga Andre.
"Tidak! Bukan aku pelakunya, bukan aku pelakunya. Marvel lah yang sudah menusuk Dimas. Kalian berdua lihat sendiri bukan?" tanya Jo berteriak histeris.
Kedua orang tersebut menjadi terdiam membisu, sedangkan Dimas sudah jatuh tersungkur di atas lantai, dengan keadaan tidak bernyawa.
Darah segar mengalir terus menerus dari dalam tubuh Dimas. mengakibatkan kamar itu, menjadi bergelimang dengan darah.
Marvel yang merasa ketakutan langsung mengajak Kenzo dan Andre untuk segera keluar dari Basecamp miliknya, dia tidak akan mau menjadi tersangka atas kematian temannya Dimas.
"Ayo kita pergi, Jo adalah pembunuh Dimas." ucap Marvel meyakinkan kedua temannya yang masih menatap syok.
Lalu dengan perasaan takut yang tidak karuan, mereka pun pergi meninggalkan tempat tersebut. Sedangkan Jo masih terdiam seperti orang bodoh. Dia benar benar tidak menyadari, kalau pisau itu sudah ada di sebelah tangannya.
"Bapak, ibu, tolong aku...!" lirih Jo meneteskan air mata.