NovelToon NovelToon
Suami Pilihan Ayah

Suami Pilihan Ayah

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:8.9k
Nilai: 5
Nama Author: Inisial EY

Karena begitu dimanja oleh Ayah dan kedua Kakaknya, Rara--Clara Pramudita tidak mau membuka diri untuk melihat ke arah laki-laki yang akan menjadi pasangannya yang ia yakini belum tentu sesayang Ayah dan kedua Kakaknya padanya.

Sang Ayah pun akhirnya turun tangan, memilihkan suami untuknya, yang kebetulan Rara pun memilih sosok yang sama. Riko Rahardian.

Bagaimana pernikahan Rara dan Riko nantinya?



Dibaca ya guys.

#dramapernikahan #nikahpaksa #stratasosia

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Inisial EY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 34

Pilihan Ayah 34

Selesai sarapan, Rara mengajak Riko berjalan di pinggir kolam renang selama menunggu Mang Sarno mempersiapkan mobil untuk mengantar Riko ke bandara.

Sesekali Rara menoleh pada Riko yang terlihat begitu pendiam semenjak Ayah Burhan memberikan ultimatum jika ia tidak boleh mengikuti acara pesta ulang tahunnya dan harus segera kembali ke Surabaya.

"Maaf!" ujar keduanya bersamaan saat keduanya baru saja duduk di kursi panjang dekat kolam renang.

"Maaf karena saya telah lancang mencium kamu tadi pagi, Ra. Mendapati kamu yang tidak menolak ciuman dari saya semalam, membuat saya berpikir tidak perlu ijin lagi. Dan ternyata Saya salah, maafkan saya." Riko mengambil alih pembicaraan terlebih dahulu dengan mendongak sedih setelah menatap Rara dengan mata yang berkaca-kaca.

"Aku juga minta maaf karena telah membuat Ayah salah paham dan bikin kamu harus cepat kembali ke Surabaya, Mas. Maafkan aku. Aku udah coba jelasin, tapi Ayah udah enggak mau dengar." Rara merasa bersalah melihat raut sedih suaminya.

"Enggak apa-apa. Itu konsekuensi dari kesalahan Saya." Riko berusaha tegar dengan menoleh pada istrinya, saat dirasa air matanya sudah bisa ia tahan kembali.

Keduanya pun terdiam dengan pikiran yang berkecamuk.

"Tadi, Ayah bilang memberimu penawaran. Kalau saya boleh tahu, penawaran apa, Ra?" tanya Riko setelah menarik napasnya begitu dalam mengenyahkan segala rasa yang sedang gundah di hatinya.

"Ayah--" Rara mengingat obrolannya dengan sang Ayah kemarin siang. "Ayah memberi penawaran buat aku, kalau aku boleh memilih antara melanjutkan pernikahan kita atau meminta cerai dari kamu, Mas."

"Lalu? Kamu milih yang mana?" Riko kini menatap netra istrinya lebih dalam.

"Aku belum milih. Mas juga dengar kan tadi kalau Ayah memberi waktu buat aku jawab penawaran Ayah itu nanti malam." Rara balas menatap mata suaminya yang memancarkan kesedihan teramat.

"Dan nanti malam Saya enggak bisa hadir, Ra. Dan kemungkinan kamu pun mungkin memilih mengakhiri hubungan ini." Riko menunduk sekilas lalu mendongak kembali menghalau air mata yang tiba-tiba akan membasahi pipinya.

Hatinya begitu sakit saat mendengar Ayah Burhan memberikan penawaran yang menyulitkannya pada Rara.

Dia yang sedang ditugaskan di Surabaya, jauh dari istrinya, dan masih bingung bagaimana membuat istrinya jatuh hati padanya, dan kini malah mendapatkan berita yang tidak mengenakan dari istrinya.

Akankah Rara memilihnya dan akhirnya mereka melanjutkan pernikahan ini?

Sedangkan sikap Rara saja baru saja berubah sedikit, dan malah ia membuat kesalahan yang membuat Rara mendiamkannya kembali.

Rasanya, kali ini Riko pesimis akan hal yang ia selalu pikir optimis untuk melanjutkan pernikahannya dengan Rara.

"Hal apa yang mendasari aku harus memilih kamu, Mas?" tanya Rara yang membuat Riko menoleh menatapnya.

"Enggak tau." Riko menggelengkan kepalanya lemah. "Saya enggak berani mengatakan hal yang tidak mungkin kamu rasakan sama Saya, Ra. Saya cukup tahu diri." Riko menghela napasnya sejenak.

"Tapi saya percaya yang namanya takdir Tuhan. Kalau benar kamu jodoh saya, sekuat apapun cobaan dan ujian yang menerpa pernikahan yang baru seumur jagung ini, pasti pernikahan ini akan berlanjut dan kamu akan memilih mempertahankannya." lanjut Riko sembari menarik Rara ke dalam pelukannya.

"Saya minta maaf kalau saya ada salah sama kamu. Saya harap kamu mau mempertahankan saya dan melanjutkan pernikahan ini. Mari kita saling mengenal dan lebih dekat lagi. Ikut saya ke Surabaya, ya?" tanyanya yang langsung melepas pelukan dan kini menangkup wajah cantik istrinya.

Rara terdiam, gadis cantik Ayah Burhan itu menatap netra suaminya yang memancarkan ketulusan akan semua kata-katanya.

"Aku--" Rara melepas tangan Riko yang menangkup wajahnya lalu menggelengkan kepalanya, "aku enggak bisa, Mas. Maaf."

**

"Ayah lihat. Saat Ayah tegas, Rara sedikit menoleh pada suaminya. Dan itu yang Bunda inginkan dari kemarin, Yah." Bunda dan Ayah melihat keduanya dari dalam rumah.

"Sebenarnya Ayah tidak tega dengan Riko, Bun. Tapi melihat Rara bete, Ayah langsung kirim pesan ke sekretaris Ayah untuk mencarikan tiket tercepat untuk Riko."

"Rara bete karena kita meledeknya tadi, Yah. Bukan karena Riko. Dan Ayah harus ingat, kalau Ayah yang memilih Riko. Dan secara kebetulan Rara juga memilihnya. Bukankah itu artinya mereka memang jodoh, Yah?" Bunda Citra bertanya tanpa mengalihkan pandangannya pada sepasang pengantin baru.

"Ayah enggak lupa. Karena sebenarnya Ayah mengadakan ujian untuk kandidat calon suami Rara hanya agar Rara tidak langsung menolak Riko walaupun dari awal memang Ayah ingin Riko yang jadi mantu Ayah." Ayah Burhan baru mengungkapkannya yang membuat Bunda Citra kini beralih menatap suaminya.

"Lalu, kenapa Ayah memberikan penawaran seperti itu pada Rara? Kalau Rara memilih untuk minta cerai dari Riko gimana, Yah?"

"Itu resiko, Bun. Ayah sudah buntu menghadapi keras kepalanya putri Ayah itu. Ayah hanya enggak mau membuat Riko nantinya terluka dengan harapan palsu dari Rara."

"Rara itu seperti Ayah. Dia kalau ada yang enggak suka pasti langsung ninggalin dan enggak peduli. Dan dia yang enggak mau ikut Riko ke Surabaya berarti dia enggak suka dengan Riko, bun. Dan Ayah enggak mau lagi memaksanya."

"Ayah yakin dengan keputusan Ayah itu? Apa Ayah enggak menyesal melepas Riko?" Bunda Citra menatap Ayah Burhan yang menganggukkan kepalanya lemah.

"Baiklah." Bunda Citra berbalik badan, dan berjalan cepat menuju kamarnya untuk mengambil hapenya yang sedang di charger karena ia harus menyelamatkan apa yang menurutnya harus dipertahankan.

***

"Bang!" panggil Lisna saat melihat Riko terlihat lesu di hadapannya yang baru saja membuka pintu.

"Abang ngapain ke sini? Enggak nganter Rara fitting baju sekalian ke salon sebelum di make up buat acara nanti malam?" tanya Lisna beruntun yang membuat Riko hanya menggelengkan kepala lemah sebagai jawaban.

"Bang!" panggil Lisna lagi saat Riko terduduk lesu di kursi.

"Ada apa bang?" tanya Lisna lagi yang membuat Riko kini mendongak menatap adiknya.

"Kamu dan Rara harus tetap jadi sahabat ya, Lis."

"Maksud Abang apa? Abang ada masalah dengan Rara? Kejutan buat Rara semalam gagal, bang?" tanya Lisna beruntun lagi yang kembali dijawab gelengan kepala lemah oleh Riko.

"Bang! Lisna enggak bakal ngerti kalau Abang cuman diem sambil geleng kepala. Ngomong dong, bang!" Lisna jadi geram sendiri menatap Abangnya dan akhirnya mengambil hapenya dari saku celananya namun baru saja ia mendial nomor Rara, Riko mengambil hapenya dan mematikan telepon yang belum tersambung dengan Rara.

"Kenapa Abang matikan telponnya? Ada apa, bang? Cerita sama Lisna. Lisna janji enggak bakal bocor sama siapapun."

"Termasuk Kania?" tanya Riko yang kini dijawab anggukan mantap oleh Lisna.

Riko mengangguk seraya menghela napas mendengar jawaban adiknya, "Pernikahan Abang dengan Rara mungkin akan secepatnya berakhir, Lis. Ada hal yang enggak bisa Abang ceritain ke kamu. Tapi satu hal yang harus kamu tahu, kalau kamu enggak boleh membenci Rara. Kamu harus tetap sahabatan sama dia walaupun--" Riko menunduk sebentar lalu mendongak menatap adiknya, "walaupun nanti Abang dan Rara sudah berpisah." lanjutnya lirih seakan tidak rela.

"Kenapa kalian tiba-tiba berpikir untuk berpisah? Pernikahan kalian kan baru dua minggu, Bang! Apa enggak gegabah itu? Apa kalian mau mempermainkan janji suci kalian di hadapan Tuhan?" Lisna bertanya seraya menggelengkan kepalanya.

"Lisna enggak nyangka kalau Abang bakal secepat ini menyerah. Lisna kayak enggak kenal dengan Abangnya Lisna. Mana Abangnya Lisna yang selalu gigih meraih apa yang ingin ia raih. Mana, Bang?" Lisna mencoba membangkitkan semangat Abangnya.

"Buat apa Abang gigih kalau Rara saja tidak mau mempertahankan Abang, Lis. Berjalan dengan hanya sebelah kaki terasa kurang mengenakkan bukan? Terlihat pincang bukan? Dan pasti jalannya akan tertatih." Riko terlihat sangat putus asa.

"Tapi orang yang pincang saja tidak menyerah bang. Mereka membeli tongkat untuk menopang agar jalan mereka tetap seimbang walaupun hanya menggunakan satu kaki." Lisna membantah dengan menggelengkan kepalanya.

"Abang disini saja. Biar Lisna yang menemui dan berbicara sama Rara." ujar Lisna sebelum berdiri untuk pergi ke rumah Rara yang baru saja satu langkah langsung dicekal tangannya oleh Riko.

"Buat apa, Lis?" Riko ikut berdiri sejajar dengan adiknya.

"Biar Rara memutuskan untuk mempertahankan pernikahan kalian."

"Enggak usah. Sebentar lagi Abang akan berangkat ke Surabaya. Dan tadi Rara sudah minta maaf sama Abang. Dia enggak bisa." Ujar Riko yang membuat Lisna langsung memeluk Abangnya.

"Abang sabar ya. Abang harus kuat. Dari awal kan Lisna udah bilang kalau Rara itu enggak cinta sama Abang. Dan Lisna udah minta Abang buat hapus cinta Abang buat Rara. Tapi, Abang tetap mencintainya kan?"

"Dia istri Abang, Lis. Dia berhak mendapatkan cinta yang tulus dari Abang."

"Tapi cinta tulus Abang enggak berbalas dan sekarang membuat Abang terlihat sangat putus asa."

Riko melepas pelukan Lisna padanya, "Mungkin ini ujian buat Abang. Lagian Abang juga sekarang kerjanya jauh. Lambat laun Abang akan bisa melupakan Rara, Lis. Tinggal kamu, mau ikut Abang ke Surabaya atau kembali ke kampung di mana Papa dan Mama tinggal." ujar Riko yang membuat Lisna berpikir namun tak mau menjawab, dan memilih memeluk Abangnya kembali.

Menyalurkan berbagai rasa yang Lisna harap Abangnya bisa semangat lagi menjalani hidupnya.

Bersambung...

1
Noniesal
semangat yahhh/Kiss/
Inisial EY: semangat!!!
total 1 replies
Noniesal
jgn lama2 updatenya yah...sayangku
Noniesal
semngat thor
Inisial EY: siap😍
total 1 replies
Noniesal
sedih kok😢
Inisial EY: kasihan Riko😌
total 1 replies
Noniesal
/Shhh//Shhh/
Inisial EY: 😁😁😁😁😁😁😁😁
total 1 replies
Noniesal
Kok..ayah, bisa ya bocorin rahsia..ku aduin sama bonda/Joyful/
Inisial EY: 🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
Jumi
lanjut dong
Inisial EY: okay😁
total 1 replies
Inisial EY
eaaaa... manis banget ya Mas Riko. mana nih like nya kakak-kakak readers? author yang nulis aja baper, masa kalian enggak sih? hehehe
Noniesal: semangat thor..itu JODOH TERBAIK mmg udh ngak update ya thor..keren kok..critanya..masa gntung gitu ajah..kutunggu yah .updatenya..sayangkuuuu/Kiss//Kiss//Kiss//Kiss/
Inisial EY: sudah update kak.
tapi masih nunggu review. ditunggu ya😘
total 4 replies
Noniesal
thor..ooo...thor..
aku suka jln critanya..semangat ya thor..
utk terus berkarya
Inisial EY: siap😍😍😍😍 terimakasih akak
total 1 replies
Noniesal
dalamnya cinta mas riko...setulus itu cintanya..susah mau ketemu lelaki yg menagis..kerana CINTA..Semangat abangnya lisna
Inisial EY: semangat!!!
total 1 replies
Noniesal
mertua yg prihatin amat..segitunya plan mereka ../Facepalm/
Inisial EY: 🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
Noniesal
Luar biasa
Noniesal
kasian sama abangnya lisna/Grin/
Inisial EY: iya, kasihan banget ya kak😁 ikuti kelanjutan ceritanya terus ya kak. makasih😍
total 1 replies
Andriani Andriani
up yg byk dong min
Inisial EY: insyaAlloh ya kak.. soalnya 2 yang on going☺
total 1 replies
Inisial EY
Hai guys.. ini novel ketigaku. ya, walaupun yang kedua belum aku lanjutin sih🤣 semoga kalian suka ya. jangan lupa like, subscribe, vote, dan kasih hadiah biar aku semangat ngetik ya😍 love kalian sekebooon
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!