NovelToon NovelToon
Memeluk Yudistira

Memeluk Yudistira

Status: tamat
Genre:Tamat / ketos / Playboy / Teen School/College / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: Gulla

Ini tentang Naomi si gadis cantik ber-hoodie merah yang dibenci ibu dan kakaknya karena dianggap sebagai penyebab kematian sang ayah.

Sejak bertemu dengan Yudistira hidupnya berubah. Tanpa sadar Naomi jatuh cinta dengan Yudistira. Pria yang selalu ada untuknya.

Namun sayangnya mereka dipisahkan oleh satu garis keyanikan. Terlebih lagi tiba-tiba Naomi divonis mengidap kanker leukimia.

Apakah semesta memberikan Naomi kesempatan untuk memperjuangkan cintanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gulla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32

Vano menatap Cassandra malas. Akhir-akhir ini gadis itu selalu mengejarnya. Sangat-sangat merepotkan, rasanya ia ingin mengkremasi gadis itu hingga menjadi abu.

"Berhenti ngikutin gue!" bentak Vano.

"Gue suka sama lo, Van." Cassandra tidak akan pernah bosan mengatakan itu. Ia begitu menyukai Vano dan tergila-gila kepada cowok itu.

"Gue nggak suka sama lo. Lagian gue udah punya cewek." Balas Vano ketika wajah cantik Naomi terlintas di benaknya. Satu-satunya gadis yang tidak tertarik padanya dan menang balapan darinya.

"Lo pasti bercanda. Gue tahu lo itu nggak punya pacar." Cassandra menatap Vano tak percaya. Ia paham betul jika cowok itu tak memiliki pacar karena sahabat Vano sendiri yang mengatakan itu padanya.

Vano menghembuskan napas, lalu ia mengeluarkan ponselnya. Ia menunjukkan \foto Naomi yang ia curi diam-diam ketika gadis itu menjenguknya.

"Ini pacar gue, namanya Naomi. Dia cantik dan pinter nggak kayak lo murahan!" Ujar Vano memandang rendah Cassandra.

“Jangan ganggu gue lagi!” setelah mengatakan itu Vano pergi tanpa mau menoleh sedikitpun ke arah gadis itu. Waktunya terbuang percuma hanya untuk meladeni Cassandra.

Cassandra mengepalkan tangan, ia tak mengira jika saingannya selama ini adalah Naomi. Sial! Ia benci sekali dengan adiknya. Kenapa adiknya selalu merebut miliknya? Dulu ayahnya sekarang Vano? Cassandra benci Naomi.

Kenapa semua orang lebih memilih Naomi? Apa bagusnya adiknya itu?

Liat saja ia akan membuat perhitungan pada Naomi!

***

Yudistira

|Maaf belum bisa jemput\, aku ada kelas tambahan.

Naomi

|Gpp kak\, nanti aku ke cafe naik bis aja

Yudistira

| Hati2 kalau ada apa2 jgn lupa kabarin kakak.

Naomi

|Siap bos!

Semangat belajar 🥰

Naomi tersenyum membaca pesan yang Yudistira kirim. Hatinya berbunga-bunga dibuatnya. Saat ini Naomi duduk sendirian di halte menunggu bis datang. Ia ketinggalan bis tadi karena ia kira Yudistira akan menjemputnya. Jadi

hanya ada ia seorang diri disini.

Ketika Naomi menoleh, keningnya berkerut melihat sosok yang ia kenal. Cassandra —kakaknya ada disini. Mau apa dia kemari? Naomi mendesah. Ia paham betul sifat kakaknya itu. Pasti kedatangan Cassandra hanya ingin

mencari masalah dengannya. Tidak mungkin gadis itu hanya sekedar lewat.

Naomi berdiri menghadap Cassandra yang menghampirinya. Dugaannya benar kakaknya kesini hanya untuk bertemu dengannya. Ada apa ini? Naomi bingung melihat wajah Cassandra seperti menahan amarah.

“Ada apa kak?” tanya Naomi ketika Cassandra berada tepat di hadapannya.

Plak!

Sebuah tamparan keras melayang di pipi Naomi.

“Bitch!” Lalu Cassandra menarik rambut Naomi kencang.

Naomi terkejut, ia meringis kesakitan. Ada apa ini? Kenapa Cassandra menyerangnya? Perasaan ia tidak memiliki masalah dengan kakaknya. Mereka tidak pernah bertemu akhir-akhir ini.

“Lo nggak puas udah ambil ayah dari gue? Sekarang lo mau ngambil Vano? Dasar jalang!” Naomi terdiam mendengar itu. Jadi semua itu karena Vano. Kakaknya ternyata menyukai Vano.

“Mau lo apa anjing!”

“Kenapa lo selalu ngambil apa yang gue mau? Kenapa Naomi? Kenapa Vano suka sama lo bukan sama gue?” Naomi terkejut mendengarnya. Apa ia tak salah dengar jika Vano menyukainya? Bukannya pria itu membencinya? Bagaimana bisa terjadi?

“Lo sengajakan pengen bikin hidup gue menderita. Anak pembawa sial kayak lo nggak tau apa-apa tentang rasa sakit.” Cassandra mengingat kembali masalalunya. Dimana sang ayah selalu memanjakan Naomi, hanya karena

adiknya itu penyakitan. Ayahnya melupakannya dan memprioritaskan Naomi. Hanya Naomi dan Naomi.

“Gara-gara lo, gue nggak pernah ngerasain kasih sayang dari seorang ayah. Gue benci sama lo!” Cassandra mengangkat tangannya ingin menampar Naomi kembali. Namun sebuah tangan menghentikan.

“Leo?” gumam Naomi mendapati Leo berdiri di depannya.

Leo mencengkram tangan Cassandra kuat lalu memelintirnya hingga gadis itu kesakitan. Wajah Leo begitu menyeramkan, tatapan matanya tajam seakan ingin membunuh. Leo benci melihat ada orang yang menyakiti Naomi —gadis yang ia cintai.

“Arghh sakit, lepas..” Cassandra meringis kesakitan.

“Pergi dari sini dan jangan ganggu Naomi lagi!” Ujar Leo dengan nada tinggi. Lalu ia mendorong Cassandra hingga jatuh.

“Kalau gue liat muka lo lagi disini. Gue bakal bunuh lo!” Cassandra langsung pergi mendengar ancaman Leo. Kebenciannya terhadap Naomi bertambah. Ia benci karena semua orang selalu membela Naomi.

“Kamu nggak papa?” tanya Leo khawatir.

“Aku baik-baik aja. Makasih Leo.”

“Ada yang luka?” Naomi menggelengkan kepalanya cepat. Ia hanya syok dengan perkataan Cassandra. Sedangkan tamparan yang diberikan kakaknya itu tidak berarti apa-apa baginya. Ia sering mendapatkan hal seperti itu  dulu.

“Leo.”

“Iya."

“Anterin

aku ke markas Vano.” Perkataan Naomi membuat Leo terdiam. Kenapa gadis

itu tiba-tiba minta di antar ke markas serigala licik seperti Vano? Leo

khawatir Vano akan menyakiti Naomi.

“Tapi—"

“Pliss,

ini penting.” Naomi ingin mengatakan sesuatu kepada Vano. Ia tidak

ingin kakaknya salah paham terhadapnya. Ia tidak mencintai Vano sama

sekali.

“Oke.” Leo tidak dapat menolak keinginan Naomi. Tatapan memelas dari gadis itu membuatnya luluh.

Kemudian mereka naik ke atas motor Leo. Sepanjang perjalanan hati Naomi gelisah. Ia tidak menyangka jika Vano menyukainya. Bahkan mengatakan itu pada  kakaknya. Ia tidak ingin membuat kesalahpahaman lagi. Ia ingin hidup

tenang di sisa akhir hidupnya ini.

Ketika sampai di markas Vano. Terlihat beberapa motor berjejer di depan markas bersama pemiliknya. Naomi bisa melihat Vano begitu mencolok di kerumunan. Ia langsung turun dari motor menghampiri Vano tanpa pamit dengan Leo.

“Kejutan sekali, tuan putri datang kesini.”

“Ada apa? Kangen sama gue?” Vano tak dapat menutupi rasa senangnya melihat kehadiran Naomi. Bahkan teman-temannya ikut mencie-ciekan.

“Sikat bos!”

“Nggak nyangka si bos benci jadi cinta.”

“Namanya juga cinta itu buta.”

Naomi mendesah mendengar bisikan-bisikan itu. Jadi benar apa yang Cassandra katakan. Jika Vano menyukainya.

“Aku kesini cuma mau bilang, jangan sakitin Cassandra.” Suasana yang tadi ramai jadi hening. Mereka bingung ketika Naomi tiba-tiba mengucapakan nama Cassandra.

“Cassandra dia kakak aku.” Lanjut Naomi dengan nada bergetar.

Pernyataan Naomi membuat Vano tersentak. Ia tidak menyangka jika Cassandra adalah adik Naomi. Rasanya sangat mustahil jika mereka kakak beradik. Sifat mereka berdua berbanding jauh. Bila diibaratkan Naomi itu malaikat maka Cassandra adalah iblis.

“Terus apa hubungannya sama gue?” balas Vano tidak mengerti.

“Aku minta ke kak Vano tolong jangan bawa namaku di hadapan dia. Apalagi bilang kalau kakak suka sama aku.”

“Apa gue salah suka sama lo?” Balasan Vano membuat Naomi terdiam kaku.

Leo berdiri tak jauh dari mereka mengawasi. Ia juga mendengar setiap percakapan mereka. Ia terkejut ketika tahu fakta Vano juga menyukai Naomi. Kenapa semua orang menyukai gadis itu? Leo mengerang frustasi.

“Kakak nggak ngerti.”

“Apa yang nggak gue ngerti? Yang gue tahu itu cuma rasa cinta gue yang tumbuh buat lo, Naomi!”

“Rasa cinta itu dateng tanpa gue minta. Gue cuma mau lo.”

“Kakak nggak boleh suka sama aku.” Ujar Naomi dengan berani.

“Kenapa gue nggak boleh suka sama lo? Karena Cassandra atau Yudistira. Bilang ke gue?”

“Ya karena aku sama Kak Yudistira saling mencintai."

Dunia Vano seakan runtuh mendengar perkataan Naomi. Hatinya seakan diremukkan dan dihancurkan berkeping-keping. Sakit sekali rasanya.

“Aku juga nggak mau Kak Cassandra benci sama aku. Kak Cassandra cinta sama Kak Vano. Tolong jangan sakitin Kak Cassandra! Tolong balas perasaan dia. Tolong bahagiain dia...” Naomi yang biasanya terlihat kuat dan

tidak ingin dikalahkan oleh Vano tiba-tiba berlutut. Gadis itu merendahkan harga dirinya di hadapan Vano bahkan memohon seperti layaknya pengemis. Ucapan Cassandra tadi menyadarkannya, jika selama ini penderitaan yang dialami keluarganya berasal darinya.

“Hahahahahah... Setelah lo matahin hati gue. Lo minta ke gue buat baik sama jalang itu!” Vano berteriak tidak terima.

“Gue suka sama lo, Naomi. Gue cuma mau lo. Bukan Cassandra.” Naomi menggelengkan kepalanya mendengar itu. Ia tidak akan sanggup lagi dibenci Vano.

“Aku

tau kakak suka sama aku gara-gara kakak tau orang yang kakak tabrak

dulu ayah aku, bukan?” Setelah bertemu dengan ayah Vano beberapa hari

lalu. Ia mengetahui semua ini. Ayah Vano sengaja membohongi Vano agar

cowok itu berubah dan tidak balapan lagi.

“Gue—”

“Kakak

bukan pembunuh. Ayah aku meninggal bukan karena kakak, tapi karena

aku.” Ujar Naomi putus asa. Apa yang Cassandra dan ibunya katakan benar.

Penyebab kematian ayahnya adalah dirinya. Andai saja ayahnya tidak

berusaha keras untuk mengobati penyakitnya. Pasti ayahnya masih hidup.

Vano terdiam mendengar itu. Jujur ia masih tidak mengerti dengan semua ini. Kenapa Naomi tiba-tiba mengatakan jika gadis itu yang membunuh ayahnya sendiri?

“Ayah aku meninggal karena dia mendonorkan sum-sum tulang belakangnya untuk aku. Gara-gara aku ayah harus bekerja keras dari pagi sampai malam hingga ia kelelahan dan akhirnya meninggal. Hiks... Aku penyebab kematiannya. Aku.... Aku pembunuh... Aku yang membunuh ayahku sendiri..” Ujar Naomi sambil menangis tersedu-sedu. Ia menyesal karena membiarkan ayahnya berjuang sendirian dulu. Ia tidak pernah tahu apa yang dilakukan ayahnya diluar sana. Ia tidak pernah mau tahu seberapa keras ayahnya berusaha mati-matian untuknya. Naomi menyesal karena sering bermanja-manja pada ayahnya. Padahal ayahnya juga menahan rasa sakit.

Seharusnya dulu ia mati saja dan tidak menyusahkan ayahnya.

“Aku pembunuh..hiks... Aku pembunuh...”

Leo tak kuasa melihat kesedihan yang Naomi rasakan. Ketika ia melangkah maju ingin mendekati gadis itu. Vano lebih dulu mendahuluinya. Tangan Leo terkepal menahan amarahnya. Ia benci karena selalu kalah.

Vano ikut berlutut di hadapan Naomi. Setiap bulir air mata yang mengalir di wajah gadis itu membuatnya sakit. Tangan Vano terangkat ingin  menghapus air mata Naomi.

Bugh!

Tiba-tiba Yudistira datang memukul wajah Vano hingga terkapar ke tanah.

“Bangsat! Nggak puas lo nyakitin Naomi selama ini! Mau lo apa? Anjing!” Yudistira dengan brutal memukuli Vano.

“Kak Yudis?” Naomi kaget dengan kehadiran Yudistira. Bukannya cowok itu ada kelas tambahan. Namun bagaimana bisa ada disini? Kenapa jadi tambah rumit begini?

Teman-teman Vano bangkit ingin menolong namun diurungkan disaat mendapati Pandawa mencegah pergerakan mereka. Mereka memilih diam dan membiarkan kedua orang itu bertarung satu sama lain.

Naomi bangkit, ia panik melihat kedua cowok itu bertarung. Baru sebentar wajah mereka sudah babak belur. Ia harus memisahkan mereka berdua.

“Kak pliss berhenti!!”

“Kak Yudis!”

Panggilan Naomi diabaikan. Mau tak mau ia harus terjun langsung. Tanpa pikir panjang Naomi melangkah ke arah mereka.

Bug!

Satu pukulan mengenai Naomi. Gadis itu jatuh. Naomi meringis merasakan perih di kepalanya yang terbentur jalan. Setetes darah di hidungnya ikut mengalir menambah rasa sakit Naomi. Gadis itu hanya bisa terisak menahan

rasa perih yang begitu menyakitkan.

“NAOMI!!!” teriak Yudistira khawatir.

Yudistira melepaskan cengkraman tangannya pada kerah baju Vano. Ia berlari menuju Naomi. Lalu mengangkatnya dengan panik.

“Maaf..” Ujar Yudistira sambil menangis tak kuasa melihat keadaan Naomi.

Sebelum kegelapan menyelimuti Indra penglihatan Naomi. Ia sempat melihat wajah khawatir Yudistira. Naomi tersenyum kecil lalu bergumam, “Naomi sayang, Kak Yudis.”

1
gulla daisy
sedih ceritanya tapi bagus
gulla daisy
Kasian Naomi
gulla daisy
Sedih banget novelnyaaa
wgulla_
ayo
Damiri
awas aja
Damiri
naomi sabar ya
Damiri
sedih jadi naomi
Damiri
lanjut
Damiri
bagusss
Damiri
lanjut suka kak
Damiri
bagus
Damiri
bagus sekali aku suka
Binti Masfufah
menarik
wgulla_: udh lanjut kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!