Mengejar Cinta Cewe Matre

Seperti biasa di pagi hari melani membantu para pelayan untuk menyiapkan sarapan pagi untuk keluarga. Karena hari ini hari libur menantu kesayangan keluarga Damian itu menyajikan semua makanan tidak terlalu banyak.

Satu persatu penghuni rumah berdatangan untuk bersiap untuk sarapan, menu nya seperti biasa Melani menyajikan sandwich beserta susu hangat dan orange jus.

“Pagi, sayang,” sapa mama mertua lalu mengecup kening sang menantu kesayangan lalu menarik kursi dan duduk dengan santai.

“Di mana Alex, Mel, apa seperti biasa dia masih tertidur?” ujar Antonio yang sudah tidak heran dengan kelakuan putra pertamanya itu yang jarang sekali bangun pagi jika tidak sedang bekerja.

“Dia …”

Belum sempat selsai bicara Alex datang dengan pakaian santai tapi sangat rapi sepertinya di hari libur ini dia ingin pergi dengan seseorang.

“Pagi semuanya …” sapa Alex balik mengambil sandwich yang sudah tersedia di atas piring kemudian ia duduk di samping sang mama.

“Tumben pagi-pagi sudah rapi, kau mau kemana Alex?” tutur Melani penuh curiga.

“Aku ada janji dengan teman ku. Jangan menelpon ku jika tidak ada yang penting karena aku tidak suka ada yang menganggu saat aku berkumpul dengan teman ku, mengerti!” ucap Alex berbohong padahal hari ini ia ada janji bertemu Jihan.

“Kenapa kau tidak berlibur dengan istrimu dan memilih keluar dengan teman-teman mu, Alex. Apa kau tidak kasihan dengan Melani selama kau bekerja ia terus saja di rumah, sesekali kau ajak lah istrimu jalan-jalan,” cerocos Clarissa dengan wajah sedikit datar.

“Aku malas mengajaknya, mah!” balas Alex dingin

“Kenapa?”

“Karena aku ingin seperti keluarga yang lain, mereka berlibur dengan membawa putra atau putrinya, sedangkan aku sudah bertahun-tahun menikah satu anak pun tidak punya. Mama mau jika aku selalu di ejek teman-teman ku!”

Tes

Rasa sakit di hati Melani bertambah ketika suami yang harus nya menenangkan hati agar tidak depresi karena belum bisa hamil saat ini juga malah menyindirnya seolah-olah Melani lah ya tidak bisa memberikan keturunan sedangkan Alex tidak.

“Alex …?! Kau tidak boleh berbicara itu pada Melani. Kita semua juga tahu bagaimana Melani sudah menjalani pengobatan dan bolak-balik ke rumah sakit bersama mu dan semua hasil tes nya membuktikan jika kalian berdua sehat. Sekarang hanya soal waktu, Alex tolong bersabarlah!” bujuk Clarissa

Antonio hanya terdiam melihat menantunya itu sedang menyembunyikan wajahnya yang sedang menangis. Ia pun sebenarnya sudah sangat menginginkan seorang cucu dari melani namun ia tidak ingin memojokkan menantunya itu karena hanya menambah pikirannya saja.

“Maaf kan aku, mah. Alex benar aku memang tidak bisa mengandung satu anak pun padahal pernikahan kami sudah sangat lama. Aku pasrah jika Alex menikah dengan wanita lain agar bisa mengandung dan memberikan keturunan di keluarga ini,” ucap Melani tanpa menatap semua orang yang berada di meja makan.

“Akhh … diam kau!” cicit Alex melempar sandwich yang baru ia makan setengah lalu meminum susu hangatnya.

“Itu tidak perlu, Melani. Karena kuncinya ada di dirimu, Alex!” celetuk Antonio.

“Maksud papa?” lirih melani menatap sang papa mertua sambil menyeka air matanya.

“Bersikap lembut lah pada istrimu, mungkin dengan begitu perasaan Melani akan tenang dan cucu ku akan cepat hadir di perut istrimu,”

Ucapan Antonio ada benar nya juga, karena biasanya seorang wanita yang tertekan dan banyak pikiran yang bisa membuatnya sedih sampai frustasi akan sulit mengandung. Beda hal nya jika seorang istri di bahagiakan dan suaminya bersikap lembut serta menyayanginya dengan tulus pikirannya pun akan tenang dan merasa terlindungi kemungkinan besar cepat mengandung bisa saja terjadi.

“Aku pergi dulu!” pamit Alex yang tidak merespon jawaban papa nya dan memilih menghindari pembicaraan dengan Antonio.

Bagaimana bisa ia bersikap lembut dengan istri yang tidak di cintainya dan bahkan tidak menginginkannya berada di dalam hidup Alex.

***

Di sebuah apartemen yang menjulang tinggi Alex dan Jihan tiba setelah menempuh perjalanan kurang lebih dua jam karena memang apartemen itu sengaja berada jauh dari kediaman Damian.

Alex dan Jihan begitu serasi berjalan masuk menuju apartemen mewah milik Alex yang tidak ada seorang pun tahu termasuk keluarganya karena memang di rahasiakan.

Jika Alex merasa jenuh atau sekedar menenangkan diri ia akan mengunjungi apartemennya hanya sekedar merefleksikan tubuh dan pikirannya di tempat itu.

Jihan memindai tatapan nya di setiap ruangan yang berada di apartemen yang sangat membuatnya takjub.

“Ternyata dia memang benar-benar orang kaya,” gumam Jihan dalam hati sambil tersenyum kegirangan.

“Apa yang kau pikirkan samapi wajahmu terlihat jelek seperti itu!” tegur Alex sambil memberikan segelas minuman.

“Jelek … masa sih! Kalau akau jelek kau tidak akan mau menjadi kekasih ku, tuan Alex yang terhormat!” balas Jihan penuh penekanan.

“Duduk lah … aku hanya bercanda. Ini ada beberapa dokumen kepemilikan rumah, mobil dan apartemen ini aku alihkan dengan nama mu,” jelas Alex lalu Jihan mengambil semua dokumen tersebut kemudian membacanya satu persatu.

Setelah ia membaca semua nya Jihan pun dengan rasa tidak percaya bertanya,”Kamu serius memberikan semua ini padaku? Kenapa tiba-tiba?” Jihan melempar semua berkas itu ke arah meja

“Karena aku ingin kau tidak lagi berdekatan dengan pria lain, apa belum cukup semua yang aku berikan untuk mu!” sergah Alex yang tiba-tiba menjadi marah.

Alex masih bingung dengan perasaan nya saat ini selama ia menjalin hubungan dengan wanita baru kali ini ia rela memberikan segalanya hanya karena tidak ingin kekasih gelapnya dekat atau menjalin kasih lagi dengan pria lain.

“Hmm … baiklah aku akan menuruti kemauan mu, sayang!” Jihan memeluk tubuh pria yang sudah memberikannya segalanya lebih dari apa yang pernah pria lain berikan.

“Aku senang sekali, akhirnya aku menjadi orang kaya dan hampir semuanya menjadi milikku. Aku jadi ingin memiliki pria ini seutuhnya bagaimana pun caranya aku harus menjadi istri satu-satu nya Alex karena jujur aku sangat mencintainya. Terlebih lagi dia sangat kaya. Baru jadi kekasihnya saja aku sudah di berikan rumah, mobil, dan apartemen ini dia rela mengubahnya menjadi namaku? Fantastis sekali

“Kau sangat beruntung Jihan … aku harus segera menemui bibi nanti!”

Sambil menandatangi semua berkas kepemilikan semua yang di berikan Alex padanya ia trus saja berbicara sendiri di dalam hatinya. Dan bibir nya terlihat tersenyum sendiri Alex yang melihatnya memicingkan matanya mengangkat alisnya terlihat heran dengan kekasihnya yang satu ini yang selalu bisa membuatnya tidak bisa lupa akan tingkah anehnya itu.

“Sudah aku tandatangani semuanya, oh ya… mobilku kau mengirimnya kemana?” tanya Jihan meraih minuman yang sudah di sediakan Alex padanya.

Alex menarik sudut bibir nya dan berkata.

“Kena kau …”

*

*

Bersambung