NovelToon NovelToon
Stole My Rain

Stole My Rain

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta
Popularitas:5.3k
Nilai: 5
Nama Author: Ega Endrawati

Aku Revina.

Aku adalah orang yang tidak pernah menyangka jika perjalanan cinta ku akan berjalan seperti ini.

Aku kira, cinta itu hanya menyenangkan saja, ternyata cinta juga ada sedih nya. Di dalam cinta ada marah nya, ada kecewanya, ada kebohongan nya, bahkan ada pengkhianatan yang amat sangat menyakitkan.

Kenapa tidak pernah ada orang yang menceritakan sisi buruk dari rasa cinta ?

Kenapa mereka hanya menceritakan sisi bahagianya saja ?

Jika tau akan serumit ini, aku tidak akan pernah coba-coba untuk main-main dengan rasa cinta,sampai pada akhirnya aku akan siap menerima segala konsekuensinya.

Aku sudah terlanjur masuk kedalam sebuah perangkap yang hanya akan menenggelamkan ku di dalam kekelaman nya. Aku harus mencari jalan sendiri, mencari jalan terang untuk terbebas dari rasa cinta ini

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ega Endrawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7

Beberapa tahun lalu.

Saat aku baru saja menjadi siswa baru di sekolah itu. Aku bertemu dengan David si ketua osis. David sangat tampan bahkan dia banyak di gandrungi para siswi-siswi cantik disana.

David mementoriku di luar kelas sebelum kami dapat kelas sendiri. Dari awal aku masuk sekolah David sudah sering kalu kepergok mencuri pandang kepadaku.

Setiap kali David bertanya kepadaku,aku selalu menjawab nya dengan ketus. Namun bukan malah membuat dia marah,melainkan membuat dia terus tersenyum melihat kejutekan ku.

Saat kami dapat hukuman pun,aku di minta untuk menyanyikan lagu di hadapan teman-teman dengan konsonan semua di ganti O. David beberapa kalu menertawakan keusilan teman-teman nya kepadaku.

Sampai pada akhirnya beberapa minggu berlalu dari masa orientasi itu,David sering kali menggangguku di kelas bahkan di luar kelas. Dia tidak menggodaku seperti kakak kakak kelas lain nya,tapi David malah selalu membuat ku kesal dengan terus menjahili ku.

Beberapa kali David memanggil ku di kelas dan mengatakan jika aku di panggil guru ke ruang guru langsung,namun saat ke ruang guru tidak ada satu guru pun yang memanggil ku. Lalu pernah juga dia menyembunyikan sepatu ku saat aku berolah raga di dalam ruangan yang harus mengganti sepatu,dan dia menyembunyikan nya di atas pohon. Awalnya aku kira dia membully ku seperti kakak-kakak kelas yang menyebalkan pada umum nya, namun ternyata tidak.

Ketika di perpustakaan aku kesulitan membawa buku-buku yang di minta bu guru kimia untuk di bawa ke kelas ku,namun aku tidak sadar jika ternyata buku sebanyak itu akan berat dan tangan mungilku tidak mungkin untuk mengangkat semua,dan akhirnya buku-buku itu berserakan.

Sesorang membantu mengumpulkan buku-buku yang berserakan itu.

David.

“Udah ga apapa gue aja ga usah so baik lo”

“Kenapa ga minta tolong temen lo aja sih?” Gerutunya.

Aku terdiam teringat jika sejauh ini aku belum memiliki teman dekat. Mungkin banyak teman yang aku kenal di kelas,tapi tidak terlalu dekat.

“Ngga. Gue bisa sendiri”

“Kalo bisa sendiri ga mungkin jatoh2an gini kan ?”

“Ya karna berat”

“Iya berarti lo ga bisa bawa sendiri. Kenapa si lo keras kepala banget jadi cewe”

“Emang. Kenapa ?”

“Udah sini gue bantu”

Lalu dia menarik paksa buku-buku yang sudah di susun di atas lantai,lalu dia mengangkatnya.

“Kenapa lo baik gini sih tumben,biasanya kan lo nyebelin”

“Gue lagi ga mood buat jailin lo”

“Oh jadi gimana mood lo aja. Ya bagus deh,semoga mood lo selalu kaya gini”

“Ya jangan dong,nanti lo kangen sama gue”

“Diihh pede banget lo”

Kita sampai di depan kelas dan David bantu menyimpan buku untuk di bagian itu di atas meja guru. Setelah selesai dia keluar dari kelas ku. Prakit fisika akan segera di mulai,dan kami mulai membuat kelompok sendiri,entah bagaimana awalnya,tiba-tiba Kanza,Stevi,Dara dan Tristan ada di meja ku dengan melingkar. Dari situlah awal persahabatan kami dimulai.

Beberapa bulan berlalu. Aku dan kelima temanku sudah semakin akrab dan saling menerima kelebihan dan kekurangan satu sama lain. Sementara David masih suka menjahiliku namun tidak separah dulu,paling dia hanya tiba-tiba menarik jaket ku,atau sekedar menyenggol tangan ku jika berpapasan. Aku sudah terbiasa mendapatkan keusilan dia dari bulan berganti tahun.

Tidak terasa aku sudah naik kelas 2 dan David kelas 3. Saat itulah aku merasakan perasaan yang tidak biasa kepada David. Setiap kali aku merasa David tidak ada,aku selalu mencarinya,setiap kali aku melihat dia dari jauh aku selalu merasa tenang,saat dia tertawa dengan teman nya aku tiba-tiba merasakan kebahagiaan nya. Aku begitu nyaman jika ada di sekitarnya. Aku jatuh cinta namun aku tidak bisa mengakui itu kepada teman-teman ku ataupun kepada David langsung, aku takut.

Suatu hari aku masih di sibukan dengan kegiatan ku di perpustakan di temani guru penjaga perpustakaan. Teman-temanku sudah pulang saat bel berbunyi 2 jam lalu.

“Udah gapapa kamu pulang aja ini biar ibu yang beresin” ucap Bu Siti yang saat itu bertugas menjaga perpustakaan.

“Gapapa kok bu. Aku mau bantuin Ibu”

“Gapapa udah. Lagian kamu baik banget mau bantuin Ibu”

“Hehe iya gapapa bu,biar bisa di kasih pinjem buku terus pakai jalur orang dalem”

“Iya iya,ya udah udah cukup cari perhatian nya ya,kamu boleh pulang” ujar Bu Situ sambil tersenyum.

“Ya udah bu. Revi pulang ya”

Aku mencium punggung tangan Bu Siti lalu pulang.

Saat keluar perpustakaan aku merasa ada yang memperhatikan ku dari jauh,namun aku takut jika yang memperhatikan ku adalah makhluk halus jadi aku berjalan cepat ke lantai dasar agar bisa meninggalkan gedung sekolah yang mulai sepi ini.

Suara petir terdengar begitu keras namun tidak ada hujan. Aku berjalan lebih cepat menuju parkiran agar bisa menghampiri supir pribadiku yang mungkin saja sudah menungguku disana.

Rintik hujan mulai membasahi tanah,dan mengeluarkan aroma bau tanah yang sangat khas di hidungku. Aku selalu senang saat musim hujan tiba, hujan bisa membuat ku lebih tenang,dan bisa membasahi wajahku yang penuh dengan air mata ini.

Namun kali ini aku tidak ingin bodoh dengan berhujan hujanan di sekolah. Biarlah aku tunggu hujan sampai reda di pinggir lapangan bola. Aku berteduh disana sambil terus menampung air hujan di tangan ku sambil terus tersenyum begitu bahagia.

Tiba-tiba aku mendengar samar-samar suara kucing. Aku tajamkan pendengaranku,dan benar saja itu suara anak kucing namun aku tidak tahu dimana suara itu berasal. Aku terus meliuk likukan kepala ku mencari sumber suara itu,dan dari jauh aku melihat kucing yang ada di sebrang lapangan bola tengah kehujanan di bawah semak semak yang rindang untuknya. Namun tetap saja,karena hujan nya yang begitu deras kucing itu terlihat kebasahan dan ketakutan.

Tanpa fikir panjang aku melepaskan tas ku dan berlari menghampiri bayi kucing malang itu di tengah derasnya hujan di sekolahku.

“Sini meng sini ikut aku” ujar ku sambil berjongkok berusaha mengambil kucing itu yang semakin masuk ke semak semak.

Tiba-tiba di kepalaku hujan berhenti namun tidak dengan sekitarku. Aku melihat ke atas,apa yang sudah melindungiku dari hujan. David. Dia melentangkan jaket nya untuk menutupi kepalanya dan melindungiku dari hujan.

“Lo ngapain?” Tanya nya dengan ketus.

“Itu ada bayi kucing”

“Awas,sini sama gue”

Dia mengambil alih peranku,dan aku mengambil alih peran nya untuk menutupi kami berdua dengan jakit tebalnya ini.

“Nih” dia menyodorkan seekor anak kucing malang yang kebasahan kepadaku.

Lalu dia kembali memayungi kami berdua dengan jaketnya. Dadaku berdebar saat tangan nya melindungiku seolah dia akan memeluk ku. Belum lagi tubuhku menempel dengan tubuhnya,membuatku dapat mencium aroma minyak wanginya.

1
vivian
Support up thor semangattttt
tyan_01
Up thor
vivian
Love you thor
venna
Terusan nya gimanaa ???
Anonymous
Bagus thor😇
Ms. No name
Ayo up thor upp
venna
Lanjut thor semangat 🤩
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!