NovelToon NovelToon
Kemana Takdir Membawaku

Kemana Takdir Membawaku

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Dikelilingi wanita cantik / Crazy Rich/Konglomerat / Keluarga / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:9.6k
Nilai: 5
Nama Author: Itha Irfansyah

Lidya dinda adalah seorang wanita yang mandiri, sedari kecil dia sudah banyak merasakan kepahitan hidup. Di usia yg baru menginjak remaja, dia mulai merasakan beban berat dalam hidupnya, dimulai dari bapak dan ibunya yang meninggal dunia karena kecelakaan, kemudian dia yang harus menghidupi kedua adiknya, kini dia tak melanjutkan lagi sekolahnya, dia pun harus membanting tulang untuk meneruskan hidupnya dan kedua adiknya, dia mencari nafkah untuk bisa menyekolahkan adik - adiknya. Bagaimana kisah hidup Lidya selanjutnya? di baca terus update bab terbarunya ya guys. Selamat membaca, tolong kasih like dan beri saran maupun kritik yang membangun ya, saya akan menerima semuanya dengan senang hati. Semoga sehat selalu, terima kasih🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itha Irfansyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10.

"Memangnya untuk apa kak, KTP dan Kartu keluarga?" Tanya Lidya bingung.

"Aku akan membantumu keluar dari masalahmu, kita akan mendaftar ke KUA untuk menikah?" Sahut Arthur.

"A-apa? Menikah? Aku nggak ngerti maksud kakak apa? Ke KUA untuk menikah? Maksudnya saya menikah? Saya menikah dengan siapa kak? Lelaki itu saja nggak mau bertanggung jawab kepadaku." Tutur Lidya.

"Saya yang akan menikah denganmu, demi bayi yang ada di dalam kandunganmu, jadi jika ada siapapun yang memfitnah atau menghinamu, kamu bisa tunjukkan buku nikah kita, bahwa kamu telah memiliki suami. Kita nggak akan tinggal serumah, dan aku nggak akan menyentuhmu, setelah kamu melahirkan, kita bisa bercerai. Aku juga akan membantu perekonomianmu agar kamu bisa mengasuh anakmu dan tetap bisa membiayai adik - adikmu. Karena kamu pasti akan sulit bekerja apabila sudah melahirkan nanti." Ujar Arthur.

Lidya sungguh terharu mendengar ucapan Arthur. Dia tak menyangka, pria tampan yang baru saja bertemu dengannya, dan tanpa tau latar belakangnya, begitu ikhlas ingin membantunya. Bahkan bisa di bilang, berkorban demi dirinya dan bayi yang di kandungnya. Tiba - tiba saja air matanya menetes karena merasa pria yang baru saja berkenalan dengannya sangat baik karena begitu perhatian dan bersimpati terhadapnya.

"Kak...terima kasih, kakak baik banget, hiks...hiks...saya nggak nyangka kakak sebaik ini kepada saya, padahal kita baru saja bertemu dan berkenalan. Tapi, apa dengan kita menikah, nggak akan ada yang marah kak? Saya takut, jika suatu saat nanti, keluarga, atau mungkin kekasih kakak memarahi dan menghakimi saya karena menikah dengan kakak, pastinya hal itu bisa berakibat buruk.juga buat kakak." Ucap Lidya.

"Sudah lah...itu bisa aku atur, yang penting janin yang kamu kandung itu, punya seorang Ayah, dan kamu nggak akan dapat hinaan dari orang lain." Tutur Arthur.

"Iya kak, sekali lagi terima kasih kak, hanya Tuhan yang bisa membalas semua kebaikan kakak kepada saya." Ucap Lidya

"Aamiin." Sahut Arthur.

Beberapa menit kemudian, akhirnya mereka pun sampai di Kantor Urusan Agama.

Mereka pun mendaftar untuk menikah.

Setelah mengutarakan maksud kedatangan mereka di KUA, mereka pun di berikan formulir, kemudian harus melengkapi persyaratannya.

Setelah itu, Arthur mengantar Utami pulang ke rumahnya, agar segera melengkapi berkas - berkas untuk pernikahan mereka.

Begitu pun dengan Arthur, setelah dia mengantar Utami pulang ke rumahnya, Arthur pun menyiapkan semua berkas - berkas pendaftaran pernikahan.

Arthur meminta tolong kepada orang yang sering mengurusi berkas - berkas seperti ini untuk mendaftarkan pernikahannya.

Lidya juga memberitahu adik - adiknya bahwa dia akan menikah secepatnya.

Tentu saja adik - adiknya sangat terkejut karena mereka tau kakaknya yang cantik itu belum pernah pacaran, ataupun memiliki teman dekat seorang pria.

Mereka mengulang lagi pertanyaannya.

"Kakak nggak lagi bercanda kan? Secepat itu kakak mau menikah? Padahal kami pun nggak tau wajah dari calon suami kakak." Ucap Lutfi.

"Iya kak, kakak serius, beneran mau menikah? Memangnya kakak punya pacar?" Tanya Laras.

"Ehm...iya, kakak udah punya pacar, tapi kami jarang bertemu, karena dia kerja di luar kota, makanya nggak pernah datang kesini." Sahut Lidya yang tentu saja sedang berbohong.

"Ooh gitu, trus kapan kakak akan menikah?" Tanya Lutfi.

"Kalau berkas - berkas kami sudah lengkap, maka akad nikah akan segera di langsungkan, ya semoga dalam beberapa hari ke depan." Ungkap Lidya.

"Semoga pernikahan kakak langgeng ya, jadi nanti kakak akan tinggal bersama suami kakak?" Tanya Lutfi lagi.

"Ehm ya...Aamiin...Kakak tetap disini dek, dengan kalian. Karena suami kakak akan kembali keluar kota untuk bekerja." Tutur Lidya.

"Ooh... memangnya kakak nggak... apa namanya... ehm... Itu lho yang pergi ke luar kota atau luar negeri untuk jalan - jalan? Ehm.. ooh ya...honeymoon... Memangnya kakak nggak pergi honeymoon dulu dengan suami kakak?" Tanya Laras.

"Nanti aja dek...kalau suami kakak punya waktu, karena kan dia juga banyak pekerjaan." Sahut Lidya.

"Jadi, nanti acara akad nikahnya dimana kak?" Tanya Lutfi.

"Di KUA dek, acara sederhana saja, cuma keluarga dan beberapa tetangga kita aja, yang akan jadi saksi di pernikahan kakak." Ujar Lidya.

"Ooh ya dek, udah dulu ya ngobrolnya, kakak mau ke rumah pak RT dulu, minta tolong dengan Pak RT, biar bisa jadi saksi pernikahan dari pihak kakak." Ucap Lidya.

"Iya kak" Sahut Lutfi dan Laras bersamaan.

********

"Assalamu'alaikum...permisi Pak, Bu..." Sapa Lidya di depan pintu.

"Wa'alaikumsalam... Iya, sebentar." Sahut Bu Tina istri dari Pak Bahar, ketua RT di lingkungan rumah Lidya.

"Eeh...neng Lidya...masuk neng, ada perlu apa nih? Silakan duduk dulu." Ujar Bu Tina.

"Pak Bahar nya ada bu? Saya butuh bantuan beliau." Ucap Lidya.

"Oh ada, tunggu sebentar ya, Ibu panggil dulu." Sahut Bu Tina, Lidya pun mengangguk.

Tak menunggu lama, Pak Bahar pun keluar dari kamar dan langsung duduk di sofa.

"Ada apa Lidya? Kata Ibu, kamu perlu bantuan bapak?" Tanya Pak Bahar.

"Benar pak...maaf sebelumnya kalau saya mengganggu, sebenarnya saya akan menikah beberapa hari lagi di KUA, dan saya ingin meminta tolong dengan bapak untuk menjadi saksi pernikahan dari pihak saya, dan kalau bisa, Bu Tina juga hadir di acara akad nikah saya." Tutur Lidya.

"Alhamdulillah...nak Lidya mau menikah to, iya InsyaAllah bapak dan Ibu akan hadir di akad nikah nak Lidya. Bapak juga bersedia jadi saksi nikahnya." Ujar Pak Bahar dan Bu Tina sembari tersenyum.

"Alhamdulillah...terima kasih ya Pak Bu...semoga Allah membalas kebaikan Bapak dan Ibu." Ucap Lidya terharu.

"Aamiin..." Sahut Pak Bahar dan Bu Tina.

"Calonnya orang mana neng?" Tanya Bu Tina.

"Orang Jakarta juga Bu, tapi dia kerja di luar kota, karena cuma dapat izin beberapa hari saja, makanya dia mau cepat - cepat kami menikah bu." Tutur Lidya.

"Ooh begitu...berarti nanti kamu ikut suami keluar kota juga?" Tanya Bu Tina.

"Ehm...nggak Bu, saya tetap disini menjaga adik - adik saya, lagian dia juga akan sering - sering pulang kok bu." Jawab Lidya.

"Waaah...itu sih namanya LDR-an dong, hehehe..." Ujar Bu Tina.

"Ya mau gimana lagi bu, dia kerjaannya di sana, trus saya juga harus jagain adik - adik saya disini, jadinya mau nggak mau harus LDR-an bu, hehe..." Ucap Lidya.

******

Tiga hari kemudian, setelah semua berkas lengkap dan saksi dari kedua pihak juga sudah siap, maharnya sudah ada, akhirnya acara akad nikah yang di langsungkan di KUA pun di mulai.

"Saya terima nikah dan kawinnya Lidya Dinda Binti Winardi dengan mas kawin uang lima puluh juta rupiah, dibayar tunai." Ucap Arthur dalam sekali tarikan napas.

"Sah..."

"Sah..."

Tanya pak penghulu kepada para saksi.

"Saaahhh..." Ucap kedua saksi bersamaan.

"Alhamdulillah...sekarang kalian berdua sudah sah sebagai suami istri, selanjutnya mempelai pria mengucapkan janji sighat taklik talak." Ucap pak penghulu.

Setelah semuanya selesai, Lidya, Arthur, Lutfi, Laras, Pak Bahar, Bu Tina, saksi dari Arthur yaitu sahabatnya Hendra, mereka semua pulang ke rumah Lidya.

Saat di KUA, Arthur di tanya mengenai orang tuanya, tapi dia berdalih bahwa orang tuanya saat ini sedang berada di luar negeri, makanya tak bisa datang untuk menghadiri pernikahannya dan semuanya pun percaya dengan apa yang di katakannya.

Sebelum sampai di rumah Lidya, Arthur sudah memesan makanan secara online, agar mereka semua bisa makan bersama - sama.

"Nak Arthur ini guanteng banget ya, coba Ibu ada anak perempuan, pasti sudah Ibu jodohin dengan anak Ibu, hehehe..." Ucap Bu Tina sembari terkekeh.

"Aah...Ibu ini, dia sudah jadi suaminya neng Lidya, jangan macam - macam deh Bu." Ucap Pak Bahar.

"Ya elah pak... Ibu kan cuma bercanda, serius amat sih, hahaha..." Tutur Bu Tina.

"Bu...jangan gangguin suami kakak, nanti Kak Lidya cemburu lho, hehehe..." Kata Laras.

Dan suasana yang semula sunyi menjadi ramai karena perkataan Bu Tina dan Laras.

1
Liem Raliem
cinta seturu hanya untuk Lidya..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!