Mengejar Cinta Cewe Matre
Bug
Seorang pria masuk ke ruangan mendorong seorang wanita dengan kencangnya ke lantai hingga membuat wanita itu tersungkur.
"Ada apa ini!" teriak madam kaget lalu beranjak dari tempat duduk kebesarannya.
"Tanyakan saja pada jalang mu itu yang tidak bisa memuaskan ku!" bentak Reyhan yang kesal.
"Tenang lah tuan Rey, katakan padaku dengan jelas apa yang terjadi,"
Madam mengajak Reyhan untuk duduk di sofa, untuk mengetahui apa yang terjadi pada tamu VIP yang menjadi sumber uang besar nya untuk rumah bordil miliknya.
Madam mengangkat tangannya ke udara, memberi isyarat pada anak buahnya untuk segera membawa wanita yang saat ini masih terduduk di lantai dengan air matanya yang terus mengalir karena ketakutan.
"Kau itu sudah tahu seleraku bukan? Kenapa memberikan ku wanita yang belum berpengalaman seperti itu, jangan kan melayani ku, ku cium saja dia malah menangis!" dengus Reyhan kesal sambil menuang minuman lalu meminumnya agar menenangkan kekesalannya.
"Aku minta maaf, tuan! Maklum saja dia itu masih baru. Padahal anak buah ku sudah mengajarinya, tetapi entah dia bodoh atau sengaja melakukan itu agar tuan tidak jadi menyentuh nya.
"CK, aku tidak ingin penjelasan mu. Besok aku akan kembali, jangan melakukan kesalahan lagi seperti tadi! Kau mengerti!" perintah Reyhan sambil memakai jas nya lalu segera kembali ke kantor.
Setelah Reyhan benar-benar pergi, Madam segera menuju kamar Fina untuk memberikannya pelajaran karenanya dia hampir kehilangan sumber pendapatannya.
"Ah, sakit!" rintih Fina karena saat ini rambut indahnya ditarik oleh madam dengan kencangnya.
"Kau sengaja mempermalukan ku, iya!" bentak madam melepaskan genggamannya pada rambut Fina, lagi-lagi membuat gadis itu tersungkur di lantai.
"Ampun madam! Aku mohon tolong lepaskan aku!" lirih Fina tidak mampu berucap lantang karena sekujur wajahnya penuh luka lebam akibat di siksa habis-habisan oleh Reyhan saat dia menolak untuk melayani nya.
"Jangan harap! Bawa dia ke gudang dan hukum dia seperti biasa!" perintah madam pada ke dua anak buah setianya itu.
Fina yang panik berusaha berdiri dan mengejar madam Sena untuk mengasihaninya dan membiarkannya tetap di kamar. Namun terhalang oleh kedua anak buah Sena yang sudah lebih dulu menariknya dan membawanya ke gudang.
***
Sepasang mata memperhatikan apa yang terjadi di hadapannya, mungkin bagi nya ini bukan pertama kali melihat kekejaman wanita yang merupakan bibinya.
Dia sangat jengah melihat para gadis yang tidak berdosa itu selalu di perlakukan tidak adil, tetapi dia tidak bisa berbuat apa-apa karena hidupnya pun sudah rumit dengan kemiskinan yang entah kapan akan berubah nasib nya menjadi orang kaya.
"Kenapa kau kesini? Bukankah sekolahmu sudah lulus?" tanya Madam Sena yang mulai menyalakan sebatang rokok di tangannya.
"Aku ingin mencari pekerjaan, bi!" Sahut Jihan yang duduk bersebelahan dengan Sena.
"Bukankah kau bilang ingin kuliah?" sambung Sena.
"Iya, tapi biaya kuliah itu mahal. Jadi aku ..."
"Jangan pikirkan soal biaya, masih ada bibi mu ini daftar kuliah saja," sela Sena memberikan sejumlah uang untuk biaya masuk kuliahnya itu.
"Terimakasih bi, aku menyayangimu," lirih Jihan memeluk madam Sena.
"Tapi aku tidak!" balas Sena melepaskan pelukannya.
Jihan tidak pernah marah dengan sikap bibinya itu, karena dia tahu jika bibi nya sangat menyayangi nya.
***
"Kau sudah lama menunggu?" tanya Jihan pada seorang pria yang telah lama menunggu nya di sebuah cafe.
"Sedikit, tapi tidak apa-apa. Kamu sudah makan?" tanya Johan.
Johan adalah kekasih Jihan, dia adalah putra dari pengusaha tambang yang sangat kaya raya. Walaupun sebenarnya Jihan berpacaran dengannya tidak memakai hati hanya menginginkan uang nya saja, tetapi Johan sangat menyayangi Jihan.
"Belum!" sanggah Jihan.
"Pesan lah yang kamu suka, sekalian dengan ku!" tutur Jihan yang sibuk dengan ponselnya, tetapi tangan yang satunya merangkul Jihan.
Jihan pun memilih menu mie goreng dua porsi.
"Hari ini kita Mao ke mana, Jo?" ucap Jihan bersandar di bahu kekasihnya itu.
"Terserah kau saja! Oh iya aku sudah transfer sepuluh juta untuk pendaftaran kuliah mu!" jelas Johan membuat Jihan membulatkan bola matanya, dan jantungnya terasa terhenti.
"Apa? Sepuluh juta? Jo, bulan kemarin saja kami transfer aku lima juta masih ada, sekarang sepuluh juta?" cerocos Jihan mengerucutkan bibirnya berlagak kesal. Akan tetapi, jauh di dalam hatinya merasa bahagia tak terkira.
Jika saat ini tidak ada siapapun di dekatnya mungkin dia akan menari-nari seperti penari balet.
"Kenapa? Apa masih kurang? Bukan kah kah sangat menyukai uang?" tukas Johan yang saat ini mendekatkan wajah nya pada Jihan, bahkan tidak ada jarak di antara mereka.
Perlahan makin dekat, pandangan Johan turun ke bawah. Dia menatap bibir Jihan dan ingin rasanya mengecup bibir tipis berwarna pink milik Jihan.
Akan tetapi, saat sudah mendekat dan Jihan sudah menutup matanya, seolah sudah siap dengan apa yang akan dilakukan Johan terhadapnya tiba-tiba.
"Permisi tuan, nyonya, aku mengantar pesanan mie goreng tanpa sayuran dua porsi.
"Ekhm ... Baiklah, terimakasih!" balas Johan gugup dan mereka berdua pun jadi salah tingkah dengan kedatangan pelayan restoran.
"Ini yang paling akh tidak suka dengan mu, Jihan! Memilih tempat terbuka seperti ini untuk makan, aku sudah bilang lebih baik ke restoran privat saja," decak Johan yang kesal.
"Ya,ya aku salah!" ketus Jihan sambil memakan mie goreng nya dengan sedikit kesal.
Melihat Jihan yang merajuk Johan pun menghela napas berat lalu meminta maaf dan mencoba merayu kekasihnya agar tidak merajuk.
"Jangan ngambek, baby! Apa mau aku transfer lagi?" goda Johan mengangkat kedua alisnya dengan tatapan genit pada Jihan.
"Johaaaann!" rengek Jihan dengan suara meninggi karena kekasihnya itu sangat menyebalkan.
Dari kejauhan sepasang mata memperhatikan dua pasangan kekasih tersebut, sambil meminum jus alpukat tangannya meraih ponsel dan berselancar di sana, mengirimkan sebuah pesan pada tuannya melaporkan setiap apa yang dia lihat saat ini.
Sebuah pesan pun terkirim dengan cepat si penerima membuka pesan yang di kirim anak buahnya, dari mulai beberapa foto, dan beberapa kata yang berisikan aktivitas kedua pasangan kekasih tersebut.
Segera dia menelpon balik anak buahnya dan berkata.
"Bagus, terus ikuti mereka jangan sampai lengah sedikitpun, atau kehilangan jejak mereka. Jangan sampai kau ketahuan, laporkan segera jika ada yang tidak beres! Aku suka cara kerja mu, pertahankan, Aldo!" pesan madam Sena pada orang kepercayaannya.
Tut, Tut
Sambungan telepon pun terputus.
"CK, anak itu benar-benar, aku menawarkan untuk mengganti kan ku di rumah bordil ini, malah dia sibuk Gonta ganti pasangan lalu menguras uang para pria itu! Kenapa harus mengencaninya selama bertahun-tahun baru menguras habis uangnya?
"Jika dia mau akan juga bisa mencarikan pria yang paling kaya di kota ini tanpa memacarinya, sama saja kan?" gerutu Madam yang bingung melihat kelakuan keponakannya yang sangat senang bergonta ganti pasangan.
Sebagai bibi dia khawatir justru dia yang di manfaatkan pria kayak tersebut untuk menjadi pelampiasan nafsunya, namun saat ini masih aman selama Aldo belum memberikan laporan yang aneh-aneh mengenai keponakannya.
"Kau lihat clara, madam sangat mengkhawatirkan gadis munafik itu yang tidak pernah berjasa padanya. Sedangkan kau primadona di rumah bordil ini tidak pernah di anggap sepesial oleh madam," ucap Shinta yang membela Clara sahabatnya di rumah bordil itu.
"Kah tenang saja Shinta, aku akan memikirkan cara, agar Jihan menjadi santapan pria kaya di tempat ini!" decak Clara dengan senyum menyeringai.
"Kau mau apa, Clara? Jika madam tahu rencanamu kita bertiga akan habis di hukum seperti anak baru kemarin," cicit Dewi mengingatkan.
"Jika kau tidak ingin mengikuti ku, diam saja tidak usah menceramahi ku!" dengus Clara lalu meninggalkan Dewi yang hanya terdiam melihat dua sahabatnya meninggalkannya.
💓💓💓
Jihan dan kekasihnya saat ini berada di sebuah mall, Johan sangat memanjakan Jihan semua keinginan kekasihnya selalu di turuti, namun Jihan tidak ingin gegabah dan terlihat memanfaatkan Johan.
Jujur saja Jihan memang di pernah mencintai Johan hanya memberikan perhatian sebagai teman. Akan tetapi karena Johan sangat baik padanya dia tidak terlalu minta macam-macam karena tanpa di minta Johan selalu memberikannya.
"Selalu seperti ini! Menolak yang aku tawarkan padamu? Sebenarnya kau mau apa, baby? Mumpung aku masih bisa menemanimu, karena besok aku akan berangkat ke luar kota urusan pekerjaan?" ujar Johan
"Benar kau mau tahu apa yang aku inginkan?" sahut Jihan dengan tingkah seperti anak kecil lalu Johan menganggukkan kepalanya.
Jihan melayangkan tangannya ke udara, memberi isyarat pada Johan untuk mendekatkan telinganya, lalu Jihan membisikan sesuatu yang dia inginkan.
"Apa?" teriak Johan terkejut.
"Johaaaann, kamu mengangetkan ku?" gerutu Jihan.
💓💓💓
Bersambung
Kira kira apa yang di bisikin Jihan ya, sampai Johan teriak? Hello ini novel ke dua ku, jangan lupa komen, subscribe, vote sebanyak banyaknya iya, biar bisa aku lanjut🥰🙏 bay the way ini visual Jihan, cantik ya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments