NovelToon NovelToon
Midnight Rain

Midnight Rain

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Kaya Raya / Angst / Romansa / Roman-Angst Mafia
Popularitas:5.4k
Nilai: 5
Nama Author: AYZY

Pada mulanya, sebuah payung kecil yang melindunginya dari tetesan hujan, kini berubah menjadi sebuah sangkar. Kapankah ia akan terlepas dari itu semua?



Credits:

Cover from Naver

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AYZY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

The Other Woman

Satu Minggu kemudian.

Musim dingin di bulan Desember. Nampaknya, cuaca hari ini lebih mendukung daripada biasanya. Cahaya matahari bersinar sepanjang hari, mengeringkan aspal dan trotoar persegi panjang yang basah akibat hujan semalam. Di atas sana dipenuhi oleh pejalan kaki dan hewan peliharaan. Pohon-pohon bergoyang, searah dengan arah tiupan angin-menggugurkan dedaunan yang sudah mengering, jatuh ke aspal yang dengan cepat tersapu lagi oleh angin.

Dari balik kaca jendela, aku dapat melihat langit biru yang cerah-burung-burung gereja memenuhi langit, terbang tak tentu arah.

Setelah beberapa saat memperhatikan, aku membuka kaca jendela, membiarkan angin masuk dari celah-celah yang kosong. Udara lebih terasa sejuk karena ruangan ini berada di lantai tiga.

Ruangan ini sebetulnya tidak terlalu ramai, karena mereka semua diam dan fokus melukis di atas kanvasnya masing-masing. Hanya saja suara ember, cat, air, dan lain-lain yang mereka gunakan membuat ruangan ini terlihat semakin hidup. Sesekali, satu di antara mereka berbicara kepada semua orang untuk bertanya, apakah ada di antara mereka yang masih memiliki cat yang tersisa.

Di sampingku, ada Alisha. Dia sudah memenuhi setengah kanvasnya dengan lukisannya. Aku berdecak kagum dalam hati saat melihat hasilnya. Itu bahkan belum sepenuhnya jadi, akan tetapi aku dapat melihat bahwa lukisannya akan benar-benar menakjubkan. Ia mampu menggambar sebuah pemandangan perkotaan di malam hari yang tengah turun hujan. Di sana, terdapat seekor anak kucing bewarna jingga yang tengah meringkuk di bawah atap sebuah warung yang sempit-itu terletak di sebuah gang yang diapit oleh gedung-gedung pencakar langit.

"Selamat pagi!"

"Selamat pagi, Bu Warren!"

"Hari ini kita kedatangan seorang tamu spesial yang akan membimbing kalian dalam kelas hari ini. Bisa tebak siapa?" Bu Warren bertanya kepada kami, yang dengan cepat mendapatkan respon. Semua terlihat antusias tak terkecuali.

"Stella, menurutmu siapa yang akan datang?" bisik Alisha.

Aku mengedikkan bahu. "Entahlah, mungkin seorang seniman?"

"Ya, kalau begitu siapa?"

"Please welcome, Isabella Adams!"

"Oh my God!"

Ketika nama Isabella Adams-salah satu seniman muda paling sukses tahun ini datang, mereka bersorak dan memberikan tepuk tangan yang meriah. Kami, mahasiswa seni rupa tidak ada yang tidak mengenalnya. Isabella Adams, ia adalah pelukis yang karyanya sudah diakui oleh dunia. Aku pernah melihat karyanya saat mengunjungi galeri seni di ibu kota. Salah satu karyanya berjudul Schadenfreude. Itu adalah sebuah karya yang sangat emosional. Sama seperti judulnya.

Suara tepuk tangan digantikan oleh kedatangannya di depan kelas kami.

"Terimakasih. Saya Isabella Adams. Saya seorang seniman. Mungkin di antara kalian sudah ada yang mengenal saya. Salah satu karya saya adalah Schadenfreude."

Sontak semuanya bertepuk tangan. Lagi. Kali ini lebih meriah. Kami merasa terhormat bisa bertemu dengan seorang seniman profesional. Itu akan sangat membantu tugas kami hari ini.

Tapi tunggu dulu. Entah mengapa, saat aku melihat wajahnya dengan seksama, aku merasa sudah pernah bertemu dengannya. Dia memang adalah Isabella Adams. Akan tetapi, selama ini aku hanya tahu namanya saja, tidak pernah tahu sosoknya seperti apa.

Tapi di mana aku melihatnya? Pasti ada di suatu tempat.

Aku mencoba menggali ingatanku selama beberapa detik dan menemukan bahwa dia adalah wanita yang sama dengan wanita yang bersama dengan Andrew pekan lalu. Aku masih sangat ingat dengan wajahnya. Benar, wanita itu adalah orangnya!

Sungguh ironi. Dalam sekejap, suasana hatiku langsung berubah.

Melihatnya tersenyum cerah seperti itu, malah mengingatkanku padanya saat bersama dengan Andrew. Sebuah emosi yang sama yang wanita itu tunjukkan untuknya. Itu membuatku semakin kalut. Wanita itu memang sangat sempurna. Selain berparas rupawan, ia juga berbakat. Tidak ada celah sama sekali, baik sikapnya atau karirnya. Apalagi, dia adalah seorang Isabella Adams. Tentu saja orang terkenal sepertinya akan bertemu dengan Andrew. Mereka pasti lebih mengerti satu sama lain, lebih dari siapapun. Jika benar demikian, maka Isabella Adams dan Andrew Davis adalah pasangan yang sempurna. Semua orang tahu itu.

Dan tinggal menunggu waktu sampai mereka mengatakan yang sebenarnya.

Saat ini, diriku benar-benar tidak bisa bergerak seinci pun saat melihatnya. Bahkan aku telah mengabaikan kuas ditanganku, mengabaikan kanvas di depanku dan hanya menatapnya sembari diam-diam mengagumi.

Akan tetapi, saat semua orang terlihat senang dengan kehadirannya, aku tidak.

Sejujurnya, hatiku merasa sakit.

Jadi ... dia adalah Isabella Adams....

Selama ini aku selalu mengagumi karya-karyanya. Terutama, karena aku merasa style melukis kami sama.

Tidak kusangka bahwa takdir bisa berkompromi seperti ini.

Tidak-tidak! Aku hanya penasaran apa hubungan di antara mereka berdua. Itu saja.

Tentu saja aku mempercayai ucapan Andrew waktu itu, tapi itu malah semakin membuatku ragu. Apakah perkataannya benar atau tidak?

Di saat Bu Warren meninggalkan ruang kelas. Isabella Adams memulai pidato singkatnya. Setelah selesai, ia mulai berkeliling ke meja kami. Aku tidak punya pilihan lain selain melanjutkan lukisanku. Itu adalah sketsa bunga hydrangea sederhana. Itu sama seperti bunga yang Andrew berikan padaku pekan lalu.

Karena yang ada di pikiranku saat ini hanyalah bunga itu. Aku tidak punya ide lain. Ide tidak banyak berdatangan akhir-akhir ini. Itu semua berkat kesibukanku sebagai pekerja paruh waktu di tempat makan dan toserba. Belum lagi, pemilik kondominium secara berkala menagih untuk membayar kontrak bulanan untuk bulan lalu.

Saat aku mendongakkan kepala, aku melihat Isabella sedang mengobrol dengan mahasiswa lain-berdiskusi tentang karya seni.

Kemudian, setelah beberapa saat berlalu. Wanita itu tiba di meja kami. Meja ini berantakan. Dipenuhi oleh berbagai macam cat, palet, dan ember mini. Papan kanvas kami berada di sela-sela meja kecil.

"Wah, itu sangat luar biasa!"

Aku mendengar Isabella Adams memuji lukisan milik Alisha.

"Terimakasih...."

"Dan ini ..."

Isabella Adams melirik karyaku. Dia terdiam selama beberapa saat. Aku menggeser tubuhku sedikit ke samping-memberikan tempat untuknya.

"Masih belum selesai?"

Aku tidak punya pilihan lain selain berkata iya.

"Hm, bunga Hydrangea," ujarnya sembari terus menatapnya dengan tatapan yang tidak bisa kujabarkan, "aku cukup menyukainya."

"Yah, omong-omong pewarnaanmu cukup bagus. Meskipun belum selesai sepenuhnya. Ah iya siapa namamu?"

"Stella, Stella Aleena Evans."

"Stella?"

Aku menatapnya. Wanita itu terlihat sedang memikirkan sesuatu. Akan tetapi tidak mengatakan apapun pada akhirnya dan pergi setelah memberikan beberapa saran.

...~*~...

Kelas telah berakhir. Dan saat ini aku sedang menunggu Alisha keluar dari toilet.

Untuk itu, aku berada di lorong toilet, menyalakan kran untuk mencuci tangan yang penuh dengan noda cat.

"Baiklah, baiklah. Aku akan segera ke sana!"

Bruk!

Aku mendengar suara pintu dibuka dan ditutup. Lantas menolehkan kepala ke samping untuk melihat siapa yang datang. Orang itu adalah Isabella Adams. Ia sedang menelpon seseorang dan tidak menyadari keberadaanku.

"Aku masih ada pekerjaan."

"..."

"Iya, sudah selesai. Aku akan segera pergi. Tunggulah sebentar."

"..."

"Tunggu, aku pernah melihat bunga hydrangea di rumahmu, apa aku bisa melihatnya lagi? Mungkin itu bisa berguna untuk projekku selanjutnya!"

"..."

"Maaf, maafkan aku!"

"..."

"Aku mengerti."

"..."

"Sampai jumpa!"

Bunga itu lagi? Aku penasaran apakah hydrangea memang populer akhir-akhir ini?

Itu mungkin saja. Karena sekarang ini sedang musim hujan.

Akan tetapi, bukan itu yang aku pikirkan. Melainkan, siapa yang sedang ia telpon.

Tanpa menunggu lama, aku berinisiatif untuk menyapanya terlebih dahulu saat ia sudah selesai merias wajahnya.

"Selamat siang, Nona Adams!"

"Oh hai, Stella! Ada rencana setelah ini?"

Aku menggelengkan kepala. "Mungkin melanjutkan lukisan."

Dia tertawa kecil. "That's great! Aku melihat milikmu tadi. Sangat indah. Bunga Hydrangea merah muda ... melambangkan cinta, tapi kamu membuatnya seolah-olah ada cerita dibaliknya. Aku sangat penasaran apakah itu ...."

Aku melukis bunga hydrangea merah muda di kanvas. Itu hanya terdiri atas satu tangkai, terjatuh di atas aspal yang gelap. Ada genangan air yang mengenai sebagian sisi bunga tersebut, bayangan lampu kota-aku membuatnya tampak masih segar, akan tetapi lecet di beberapa tempat. Beberapa kelopaknya berceceran di sekitarnya.

"Ya, saya tahu setiap warna, memiliki arti yang berbeda. Oleh karena itu saya berpikir untuk menggunakan warna merah muda, akan tetapi dengan cara yang berbeda."

"I see. Itu sangat dalam. Bunga Hydrangea bewarna merah muda melambangkan cinta dan kebahagiaan. Tapi, kau membuatnya terlihat rusak dan bisa memvisualisasikannya dengan baik. Dan itu sudah sangat jelas mengapa hanya ada satu tangkai ..."

Aku melihatnya tersenyum lagi, kini menatap ke arahku.

...CHAPTER END...

1
🌸Ar_Vi🌸
laaahh.. kok gitu.. di eksekusi langsung stella nya.. /Chuckle/
AYZY: gua yang deg degan /Drowsy/
total 1 replies
🌸Ar_Vi🌸
lanjuut..
🌸Ar_Vi🌸
rumit keknya ya thor..
saran aja nih.. kalau buat cerita misteri, updatenya sehari 3 x.. supaya pembacanya ga kentang.. /Chuckle//Kiss/
AYZY: lagi sakit kepala 😣😭
🌸Ar_Vi🌸: semangat kakak.. /Applaud/
total 3 replies
🌸Ar_Vi🌸
selowww banget ya ceritanya.../Bye-Bye/
AYZY: wkwk gimana, lanjut nggak
total 1 replies
AYZY
jika kamu tidak akan melakukan apa pun malam ini, bagaimana kalau kamu melakukan sesuatu untukku?
AYZY
kalau aku tak datang siapa yang bisa menggantikanku ya?
AYZY
sepanjang waktu aku menunggumu untuk memintaku ikut denganmu. karena aku hanya ingin mendengarnya darimu
AYZY
Aku baru saja bangun, ada apa?
aqua_ rine
/Chuckle/
aqua_ rine
buset
aqua_ rine
tuh kan
aqua_ rine
bener bener ya lu
aqua_ rine
parahh
aqua_ rine
awokwowk
aqua_ rine
masak sih
aqua_ rine
/Frown//Frown//Frown/
aqua_ rine
omegattt
aqua_ rine
Stella, run 😭😭😭
AYZY: /Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
ruhe
moga lancar ka ❤👍
AYZY: thanks 💛💜
total 1 replies
AYZY
kamu pasti setuju denganku kan?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!