Demi melindungi nyawa adiknya, Jazzy Hao mengasingkan diri di kota kecil dan rela menjadi menantu sampah di keluarga Lin.
Setiap harinya Jazzy Hao akan melakukan pekerjaan kasar di rumah seperti mencuci pakaian, memasak, mencuci piring, membeli sayur dan membersihkan lantai rumah.
Tiga setengah tahun lalu dia pergi meninggalkan keluarganya tanpa membawa sepeser uang pun.
Dalam keadaan seperti itu, dia bertemu lelaki tua yang mengetahui identitasnya dan membuat perjanjian untuk menikahi cucunya.
Lalu apa yang akan terjadi selanjutnya?
Apakah Jazzy Hao akan bertahan di keluarga Lin sebagai menantu sampah?
Simak terus keseruan cerita selanjutnya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jazzy bold, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KALIAN BOLEH MENGIKUTIKU
"Ayo!" Jazzy Hao memimpin semua orang berjalan lebih jauh kedalam Desa Muyun.
Dari arah kejauhan, bisa terlihat beberapa rumah kayu sederhana serta ada juga rumah yang sudah tidak di tinggali akibat sudah lapuk.
Sepanjang jalan mereka akan bertemu beberapa orang yang mencoba menghentikan mereka, tapi itu dengan mudah di atasi oleh Jazzy Hao ataupun Lao Ren dan Nickta Mo.
Akhirnya, setelah sampai di kedalaman Desa Muyun, Jazzy Hao melihat sekitar ratusan orang berkumpul di halaman, selain itu di tengah halaman banyak di dirikan tiang-tiang kayu yang cukup besar.
"Ampun!"
"Tidak!"
Suara-suara orang merintih terus-terusan terdengar menyayat hati.
Kemarahan di hati Jazzy Hao semakin membludak saat mendengar suara-suara di lapangan, sebab dia mengenali salah satu suara dari orang-orang yang sedang di siksa.
"Bajingan!"
"Bunuh mereka semua!"
Jazzy Hao meraung marah.
Dor! Dor! Dor!
Suara tembakan pistol menggema di kedalaman Desa Muyun.
Orang-orang yang berkumpul sebelumnya tidak sempat bereaksi dan langsung mati di tempat.
Lao Ren dan Nickta Mo memegang dua pistol di tangannya masing-masing dan mulai menembak semua orang dengan gila.
Jazzy Hao terus-menerus melambaikan tangannya, satu persatu jarum perak terbang seperti peluru, baik itu langsung membunuh ataupun membuat orang lumpuh.
Suasana sangat kacau, banyak teriakan dan darah mengalir membentuk genangan-genangan kecil. Saat suasana dalam keadaan tegang, muncul suara serak dari kedalaman rumah kayu.
"Hentikan!"
Seorang Lelaki yang nampak sudah sangat tua dan sedikit bungkuk, keluar dari dalam rumah kayu dan berkata.
Seketika, orang-orang Desa Muyun yang sebelumnya masih melawan juga langsung diam di tempat, Jazzy Hao juga mengisyaratkan pada yang lain untuk menahan diri.
Lelaki tua itu berjalan dengan lambat ke arah Jazzy Hao. Hanya saja, meskipun langkahnya tertatih-tatih, matanya sangat tenang.
"Ketua.."
"Ketua.."
Satu persatu orang membungkuk saat lelaki tua itu melewati mereka.
Jazzy Hao juga menyadari bahwa orang tua ini adalah praktisi beladiri, jadi dia tidak berani lalai sedikit pun.
Dia memasukkan tangannya kedalam satu jaket, di dalam saku ini terdapat banyak jarum perak yang siap dia gunakan.
Saat tiba di hadapan Jazzy Hao, lelaki tua itu bertanya dengan suara serak, "Kenapa kamu datang ke desa kami dan membunuh banyak orang?"
"Jadi, hanya kalian yang bisa menculik orang dan membunuh, sementara kami tidak boleh? Aturan dari mana itu."
Jazzy Hao menggelengkan kepalanya pada lelaki tua itu dan berkata dengan senyum sinis.
"Maksudmu, kamu datang kesini karena mencari orang yang hilang?" Lelaki tua itu bertanya dengan rasa ingin tahu.
"Benar!" Jazzy Hao mengangguk. "Sebelumnya orangku di culik oleh organisasi kalian, jadi aku jauh-jauh datang kesini ingin membawanya pulang." Jazzy Hao berujar datar.
Lelaki tua itu tampak berfikir sejenak, lalu dia melihat ke arah sekeliling ada puluhan orang yang telah mati, baik dari sisi orangnya maupun anak buah Jazzy Hao.
Setelah diam sejenak dia bertanya, "Siapa yang ingin kamu bawa pulang?"
"Orang itu!" Jazzy Hao menunjuk Duke yang di ikat di tiang kayu dan tubuhnya di penuhi dengan luka menakutkan.
Lelaki tua itu juga mengikuti arah yang di tunjuk oleh Jazzy Hao, tapi saat melihat orang tersebut, dia langsung menolak.
"Tidak mungkin, dia adalah orang yang sangat penting, jika kami melepaskannya, kami semua akan mati!" lelaki tua itu berujar dengan berat hati.
"Apakah itu keluarga Hao?" Tanya Jazzy Hao tanpa basa basi.
"Bagaimana kamu tahu?" Tanya lelaki tua itu dengan ngeri.
Di dunia gelap, yang mengetahui kerjasama antara keluarga Hao dan Scorpion Huzi hanya orang-orang keluarga Hao dan organisasi Scorpion Huzi, orang di depannya jelas bukan anggota Scorpion Huzi, itu artinya dia...??
Lelaki tua itu tidak berani membayangkan jika orang di depannya adalah orang keluarga Hao, sebab jika itu orang keluarga Hao, bahkan Jika seluruh anggota organisasi Scorpion Huzi berkumpul pun masih sulit untuk melawan satu orang ini.
Melihat ekspresi ketakutan dari lelaki tua di hadapannya, Jazzy Hao berkata datar, "Tentu saja aku tahu, sebab margaku juga Hao, tapi aku bukan bagian dari keluarga Hao."
"Jika kalian mengkhawatirkan diri kalian, kalian boleh mengikutiku. Dengan begitu kalian tidak perlu takut pada keluarga Hao!" Jazzy Hao berujar dengan santai.
Jika orang-orang ini benar-benar mau mengikutinya, maka dia memiliki pasukan yang jauh lebih besar, dengan memiliki pasukan besar tentu akan berguna saat melawan keluarga Hao nantinya.
Tentunya itu hal yang harus di pikirkan belakangan, yang saat ini di khawatirkan apakah mereka mau mengikutinya ke kota Hangzhou atau tidak.
