NovelToon NovelToon
Perjalanan Hidupku

Perjalanan Hidupku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cerai / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Mengubah Takdir / Romansa / Penyesalan Suami / Menikah Karena Anak
Popularitas:5.2k
Nilai: 5
Nama Author: Daegal

Pradiningtyas , seorang ibu yang baru melahirkan dan terkena syndrom baby blouse. Menghadapi kehidupannya dengan semua masalah yang ada tanpa ada tempat untuknya bersandar, mengambil semua keputusan sendiri tanpa ada tempat untuk mencurahkan permasalahannya. Kerumitan rumah tangganya yang membuatnya semakin berada di titik terpuruk

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Daegal, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

mulai tertarik

"iya maaf mas, saya kesini mau ambil air hangat untuk membuatkan susu Ayuning. Sepertinya tidurnya kurang nyenyak "ucap Tyas seadanya.

Gerakan tangan Tyas bersamaan menyentuh kepingan pecahan kaca yang sama dengan Bima, hingga tangan itu bertindak satu sama lain.

Sepersekian detik mereka saling pandang, menatap netra coklat Bima, begitupun Tyas yang seperti terhipnotis wajah tampan Bima.

"Awww" tiba-tiba Tyas memekik kesakitan wajahnya meringis menahan sakit.

Tyas menarik tangannya ,dan terlihat jari telunjuknya mengeluarkan darah.

Dengan tangkas Bima merebut tangan itu dan menghisap darahnya.

"Lain kali hati-hati"ucap Bima dingin lalu ia berdiri dan berlalu.

"Diiih bukannya bantuin Sampek selesai,malah pergi."ucap Tyas menggerutu.

Saat Tyas hampir selesai memungut kepingan pecahan kaca itu ,Bima tiba-tiba datang membawa kotak obat.

"Keras kepala banget sih udah tau luka masih aja dikerjain mungutin pecahan itu. Sini"ucap Bima

"Ngapain mas? "Tanya Tyas bingung tak melihat kotak obat yang Bima bawa.

"Duduk aja, tuh udah saya bawakan kotak obat, obatin dulu luka kamu takut infeksi lagi. Itu biar saya yang lanjut bereskan"ucap Bima masih mode dingin.

Tyas hanya menurut. Ia mengambil kasa yang ia telah beri Betadine juga plester. Lalu ia beranjak menuju kamarnya dengan membawa air hangat.

"Astaga, itu orang nyebelin juga ya lama-lama. Udah dibantuin bawa obat bilang makasih kek. Main pergi gitu aja. Jadi telat kan Mabar gue gara-gara nih pecahan kaca"gerutu Bima.

Namun ternyata Tyas yang sudah kembali mendengar keluhan Bima

"Udah mas biar saya aja yang bereskan. Terimakasih ya untuk obatnya. Ini saya udah selesai. Tadi saya buru-buru ke kamar takut Ayuning menunggu susunya. Ternyata dia sudah lelap"ucap Tyas

"Nggak nanya"ucap Bima berlalu

"Astaghfirullah,ganteng sih tapi susah banget sikapnya di tebak. Kadang baik ,kadang dingin kadang perduli banget, lah ini tiba-tiba cuek"ucap Tyas

Setelah membersihkan semua serpihan kaca itu, Tyas beranjak kembali ke kamarnya untuk melanjutkan tidurnya. Namun saat melintasi kamar Bima, ia melirik ke kamar yang pintunya tak ditutup rapat itu.

"Apa sih sayang?"ucap Bima mengarahkan wajahnya ke depan laptop

"Kamu tuh nyebelin, kangen tau. Kenapa baru hubungin aku? Ucap seseorang di seberang

"Iya maaf, kan kamu tau aku lagi di rumah papa"ucap Bima

"Susah banget sih nakhlukin papa kamu. Nih liat kerjaan aku jadi segini banyaknya demi bisa nikah sama kamu"ucap seseorang itu lagi

"Iya ini aku temenin kamu. Mau aku bantuin nggak sayang"tawar Bima

"Enggak, udah ah sayang aku lagi kangen. Kangen kita di ranjang"ucap seseorang itu.

Tyas yang sengaja mendengar kata-kata itu langsung kaget mengucap istighfar

"Astaghfirullah kenapa sih semua laki-laki itu sama"gumam Tyas lalu ia berlalu.

Namun baru beberapa langkah. Bima keluar dari kamarnya

"Eh Tyas"panggil Bima

Tyas yang merasa hilang respect kepada Bima malas menanggapi panggilan itu. Ia tak menghentikan langkahnya dan terus berjalan menuju kamarnya.

"Astaghfirullah kenapa sih kamu sakit hati begini Tyas. Itu kan hak dia mau ngelakuin apapun. Suka-suka dia lah. Inget Tyas dia itu cuma sebatas majikan kamu dan nggak lebih. Inget Tyas masa Iddah kamu. Kenapa kamu sudah memikirkan laki-laki lain. Istighfar Tyas.... istighfar "ucap Tyas lirih.

Pikiran Tyas yang tak tenang dan gelisah akhirnya membuatnya memilih untuk mengambil air wudhu dan mengadukan kisahnya pada sang Rabb

"Mungkin setelah ini ,aku akan lebih bisa tenang"ucap Tyas melangkahkan kakinya.

Namun karena tidak ada mukena di kamar Tyas. Tyas melangkahkan kakinya menuju mushola kecil di rumah P Harun.

Namun ketika melewati ruang tengah. Ada Bima di sana sedang menikmati secangkir kopi menghadap laptop dengan tumpukan berkas menggunung di mejanya

Tyas melintas begitu saja tanpa ada niatan menyapanya

Tyas dengan khusyuk menjalankan ibadahnya.

Hingga berakhir salam lalu ia manadahkan ke dua tangannya untuk memohon kepada Rabb nya.

"Ya Allah, bimbing aku untuk menjalani kehidupan ku selanjutnya, izinkan aku untuk ikhlas melepas mas Yuda jika hamba dan mas Yuda hanya berjodoh cukup sampai disini. Dan bimbing hati hamba untuk bisa dengan baik menjaga nya. Jadikan hamba wanita yang mampu menjaga diri tuhan. Berikan yang terbaik bagi hamba juga anak hamba. Hamba berpasrah hanya kepadamu"ucap Tyas lirih.

Tyas keluar dari musholla itu dan masih mendapati Bima di ruang itu. Namun posisinya ia tertidur.

"Mas....mas Bima."ucap Tyas menggoyahkan bahu Bima.

"Hmm.."jawab Bima

"Tidur di kamar ya mas, nanti mas Bima bisa masuk angin kalau tidur disini. Badannya bisa pegel kalau tidurnya duduk begini"ucap Tyas

Namun tak ada respon lagi dari Bima. Akhirnya Tyas mengambil bantal juga selimut dan menidurkan Bima di sofa. Lalu ia meluruskan kaki Bima agar bisa nyaman.

Wajah Bima terlihat sangat tampan walaupun terbesit wajah lelah dan banyak beban terlukis di sana.

Jam dinding masih menunjukkan pukul 3 , artinya Tyas masih ada waktu untuk tidur sebentar, ia segera beranjak menuju kamarnya.

Tyas merebahkan tubuhnya. Lalu ia berdoa dan berusaha untuk memanfaatkan sisa waktunya malam ini agar bisa tertidur.

Hingga waktu subuh berkumandang, bersamaan dengan itu ia mengerjapkan matanya mendengar tangisan Ayuning.

"Uh anaknya ibu bangun ya. Mau ikut ibu sholat ya nak. Duh pinternya anak ibu yang satu ini"ucap Tyas tersenyum.

Tyas menyusui bayinya terlebih dahulu agar tidak rewel saat ditinggal sholat.

"Ibu sholat dulu ya sayang. Habis itu Ayuning bantuin ibu beres-beres trus kita masak...yeeey..."ucap Tyas pada bayinya.

Dan benar saja sepertinya Ayuning seolah paham dengan obrolan Tyas. Mimik wajah ayuning menunjukkan senyuman mungilnya.

"Tyas .. kenapa kamu nggak bangunin saya malah kamu selimuti saya di sofa?"tanya Bima mengagetkan Tyas yang sedang menyapu sambil menggendong Ayuning

"Mas Bima tau darimana kalau saya yang selimuti?, "tanya Tyas

"Papa tadi yang bilang katanya bukan dia"ucap Bima

"Oh, tadi malam saya udah berusaha bangunin mas, tapi nggak ada respon. Lelah ya mas"tanya Tyas.

"Enggak, makasih yang tadi malem"ucap Bima dingin

"Iya "jawab Tyas singkat.

Tyas kembali melanjutkan pekerjaannya.

"Tyas, sini Ayuning biar sama saya saja. Boleh saya ajak jalan-jalan mumpung masih pagi"ucap P Harun

"Oh iya pak, tapi apa bapak tidak repot? "Ucap Tyas

"Enggak... Saya juga sekalian belajar kalau nanti saya punya cucu hehe"ucap P Harun

"Iya ini pak"ucap Tyas menyerahkan Ayuning.

Setelah Tyas menyerahkan Ayuning dengan sat set Tyas mempercepat menyelesaikan semua pekerjaannya. Bahkan seperti di tuntut multitalent Tyas dengan tangkas menyelesaikan dalam waktu singkat.

1
Hasraf Nurr Qisya Fahizah
makin seruh cerita dia hehehe
Dyah Meritha: pantau terus kak/Pray/
total 1 replies
Hasraf Nurr Qisya Fahizah
lanjut dong
Hasraf Nurr Qisya Fahizah: sama² mna kelanjutananya jngan sj sdh sm² nnt trus tamat lagi tidak seru klu gitu
Dyah Meritha: terimakasih kak udah mampir di novel aku/Kiss//Pray/
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!