NovelToon NovelToon
Flight Attendant, Take Me Fly Captain

Flight Attendant, Take Me Fly Captain

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat
Popularitas:4.6M
Nilai: 4.7
Nama Author: Isma Wati

Delia adalah seorang pramugari di sebuah maskapai penerbangan di Indonesia. Hingga suatu ketika Delia dijadwalkan terbang bersama seorang pilot tampan idola para wanita, menggantikan rekannya yang berhalangan masuk, dan bertemu dengan seorang pilot tampan, yang digandrungi banyak pramugari.

Delia pikir kapten Abian adalah Captain ramah dan baik, nyatanya Captain itu sangat menyebalkan untuknya, membuat Delia begitu membenci pilot itu.

"Aku bersumpah, walau didunia ini laki-laki tersisa hanya dia, aku tak sudi jika harus berjodoh dengan laki-laki bermulut sambal sepertinya," gerutu Delia.

Namun Delia seperti termakan omongannya sendiri, dia yang tak sengaja bertemu mama Abian, dan wanita itu menjodohkan mereka berdua, Delia pun jatuh cinta pada pesona sang pilot.

Hingga saat Abian datang dan melamar Delia. Terungkap jika kematian ayahnya ada hubungannya dengan Abian.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Isma Wati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Patah Hati Captain Abian

Saat Abian membuka kamar Attaya, kamar itu nampak terlihat gelap, Abian terdiam, dia seperti melihat dua orang sedang bergumul diatas tempat tidur, lama Abian berdiri diambang pintu, dan tetap saja kedua orang itu tak menyadari kehadirannya. Apa begitu nikmatnya yang mereka lakukan? sampai suara pintu yang dibuka mereka tak menyadarinya?.

Hingga suara-suara teriak kenikmatan itu keluar dari mulut keduanya, membuat telinga Abian sakit, suara wanita yang begitu dia cintai terus meracau nikmat, menyebutkan nama laki-laki lain selain dirinya.

Abian tertunduk dengan tangan terkepal menahan gemuruh didadanya. Hatinya begitu sakit, niat hati dia yang ingin melakukannya demi sang kekasih, tapi justru laki-laki lain sudah mendahuluinya.

Abian melangkahkan kakinya masuk mencari letak sakral, lalu menyalakan lampu kamar itu untuk memastikan wajah laki-laki yang sudah merebut haknya. Sampai Abian melihat dengan jelas wajah keduanya membuat mereka terkejut, Attaya yang memejam nikmat sampai harus mengerjap menyelaraskan cahaya lampu.

Abian melihat sang laki-laki cepat mencabut senjatanya yang begitu tegak tajam, dan segera turun dari atas tubuh molek sang kekasih yang begitu mulus terpampang jelas lalu menutup tubuh mereka menggunakan selimut yang ada disana, selimut yang suka Abian pakai jika dia sedang bermain ke apartemen Attaya, membuat Abian tertawa miris, mentertawakan dirinya sendiri.

"Bi- Bian!" Attaya membelalakkan matanya setelah mengetahui siapa yang menyatakan lampu, Attaya mencengkram selimut dengan tubuh yang gemetar.

Abian tersenyum miring "Maaf mengganggu acara kalian, tadinya aku pikir aku yang akan melakukannya, ternyata aku terlambat" ucap Abian santai, bahkan kelewat santai dengan raut wajah datar tanpa ekspresi.

"Abian, kamu_"

Abian mengangkat tanganya meminta Attaya tak perlu mengatakan apa-apa. "Nikmati malam panjang kalian, semoga gosip tidak cepat tersebar, sang model menjalin hubungan dengan Managernya"

Abian langsung berbalik, dia langsung pergi meninggalkan kamar yang penuh dengan kenang-kenangan manis mereka berdua, bahkan Abian masih berbaik hati mau menutupkan kembali pintu kamar itu.

"Akkhhh sial" Attaya memukulkan kedua tangan di ranjang, lalu menelusupkan wajahnya di kedua kakinya yang tertekuk dia menangis.

Sedang laki-laki yang diketahui merupakan managernya memutuskan turun dari tempat tidur mencari kolor yang entah terlempar kemana akibat kebrutalan mereka.

"Jangan kemana-mana" Attaya memperingati seraya mengangkat wajahnya "Obat itu masih bekerja, jika tidak diselesaikan aku bisa gilla" ucap Attaya.

"Apa kamu tidak mau mengajar Abian dulu, jelaskan jika kamu dalam pengaruh obat"

Attaya menatap tajam Managernya dengan mata yang basah "Jadi kamu mau lari dari tanggung jawab?"

"Kamu harus menjelaskan dulu pada Abian Ya, kamu masih butuh dia kan? setidaknya dia tidak akan menyebarkan kasus ini pada media, karena kamu tidak memiliki kekuatan ataupun kelemahan apa-apa untuk mengancam dia"

"Tenang saja, Abian tidak akan menyebarkan apapun, dia bukan laki-laki rendahan untuk mengurusi hal receh ini. Abian pasti akan memaafkan aku karena dia sangat mencitaiku melebihi apapun."

Sungguh Attaya berucap demikian agar sang manager tidak meninggalkan dia yang masih di bawah pengaruh obat, akan gilla dia jika ditinggalkan begitu saja tanpa menuntaskan hal sudah diujung tanduk.

"Kamu yakin?"

"Hmmm cepatlah" Attaya menggerakkan tangannya agar laki-laki itu mendekat dan menerkamnya.

Tanpa ba bi bu, manager Attaya kembali melepaskan kolor yang baru beberapa detik menutupi aset berharga yang sempat Abian lihat, dan mereka kembali meneruskan kegiatan membuat sumur tanpa ada gangguan lagi.

Ditempatnya, Rendy yang baru saja menekan tombol remot mobilnya dan akan melangkah masuk kembali harus diganggu sang Captain, Abian benar-benar menguji kesabaranya, meminta di jemput kembali di apartemen Attaya membuat Rendy berteriak kesal.

* * *

Memiliki pekerjaan di dunia penerbangan membuat Abian tak berani menyentuh baranng-barang harom yang akan mengancam kariernya, padahal bisa saja dia melakukan itu, bahkan teman sejawatnya ada yang melakukan hal demikian disaat mereka mendapat jatah liburnya, hanya untuk sekedar bersenang-senang, mencari hiburan, menghilangkan kepenata karena pekerjaan mereka.

Tapi tidak dengan Abian, walaupun dia sedang patah hati. Mamanya akan menceramhainya sampai kucing bertanduk jika dia melakukan itu. Sebab mamanya sangat menjunjung tinggi nama baik keluarga, apalagi Abian yang merupakan anak bungsu, laki-laki satu-satunya dikeluarga mereka, Abian adalah penerus usaha keluarganya.

Hingga malam tadi Abian memutuskan segera pulang saja, menenangkan diri.

Suara ramai-ramai dibawah terdengar sampai ke kamar Abian, mengusik tidur Abian. Tangan Abian terulur, dia menyipitkan matanya untuk melihat jam melaluiponselnya, ternyata jam sudah menunjukkan pukul sebelas siang, dia sudah lama tertidur, namun Abian merasa jika dia masih kurang tidurnya.

Abian duduk ditepi ranjang dengan rambut singa terangkat keatas, Abian menyugar rambutnya dengan kedua tangan, dia masih terbayang-bayang kejadian semalam, dimana dia menyaksikan sendiri Attaya yang meendesah nikmat dibawah kungkungan laki-laki lain, Abian berharap itu hanya mimpi, sebab selama ini dia begitu menggilai Attaya, tapi dia tak menyangka kekasihnya itu akan menghianatinya. Gila, ini benar-benar gila, Attaya tak mau bersabar untuk memperjuangkan hubungan mereka yang sudah terjalin lama.

Setelah membersihkan diri Abian memutuskan turun untuk melihat keramaian apa yang terjadi dibawah.

"Kenapa pagi-pagi sudah pada berisik banget sih?" ucap Abian menuruti satu persatu anak tangga.

"Ehh anak nakal pagi matamu kotok huh? apa kamu tidak lihat, ayam saja sudah mendapat sekarung beras untuk mereka makan, sedangkan kamu baru bangun"

Abian mengorek-ngorek kupingnya gatal mendengar celotehan mama.

"Jorok ih Bi" kakak kedua Abian memukul pundak Abian.

"Ini kenapa anak cucu mama udah pada ngumpul disini? mau numpang makan? apa suaminya udah pada nggak bisa ngasih makan?"

"Nih mulut astaga kalo ngomong." Kakak pertama Abian gemas ingin mencomot mulut yang suka berkata pedas itu.

"Lagian pada berisik dirumah orang"

"Ini rumah bokap nyokap gue, kelo lo masih inget" sekarang kakak kedua Abian yang menoyor kening adik bungsunya itu, hingga kepala Abian terdorong kebelakang.

"Tapi lo pada udah diusir, disuruh mengabdi sama laki lo sonoh"

"Udah ih, ngomongnya pada makin nggak bener, itu ada ponakan-ponakan kamu Bian, nggak bagus buat telinga mereka"

Abian masa bodo, dia mengambil camilan kacang yang ada diatas meja, lalu memakanya.

"Eh Bi, mama udah dapet tuh wajah Delia, mama usaha keras loh biar dapet rekaman cctv mini market itu"

Kakak kedua Abian berseru, dia tak kalah antusias menceritakan Delia, lalu menarik kursi, duduk disebelah Abian yang cuek dengan tangannya yang menjahili keponakanya yang sedang menonton aplikasi yutub berlogo semangka.

"Iya, mama diperas tuh ma" teriak kakak pertama Abian, ikut nimbrung, lalu tangannya mencomot kacang bawang buatan mama mereka.

"Nggak papa, demi calon mantu mama" ucap mamanya, memberikan ponsel miliknya pada kakak pertama Abian.

Lalu kakak pertama Abian mengambil ponsel mamanya membuka gallery yang menyimpan video itu.

"Lihat Bi, cantik banget loh, serasi lah sama kamu, nggak malu-maluin juga kalau diajak kondangan" mulut kakak pertama Abian mulai tak bisa dijaga jika sudah berucap.

Abian berdecak "Kalian semua pada kenapa sih? otak miring mama nggak usah diikutin lah"

"Huuuhhhh" Sorak ketiga wanita itu

Tak ayal Abian mengambil hape itu, melihat cctv yang katanya ada wujud wanita calon menantu dan adik ipa mereka. Awalnya ekspresi wajah Abian biasa saja, tapi lama kelamaan dia mengerutkan keningnya, Abian mendesah kasar, meletakkan hape itu begitu saja diatas meja.

"Ma, ada kandidat lain nggak selain dia? Abian mau menuruti kata mama, asal jangan wanita ini."

Mata ketiga wanita itu langsung kompak melihat kearah Abian dengan pandangan mengintimidasi.

"Bi, apa maksud kamu?" tanya Amanda dengan mata menyipit.

"Kamu kenal dia Bi" tebak kakak pertama Abian.

Abian terdiam menatap wajah ketiga wanita menyebalkan yang ada didepanya ini satu persatu.

Dig dug

Dig dug

Dig dug

Jantung ketiganya saling bersahutan menunggu jawaban Abian.

Abian mulai jengah, dia memutar matanya malas, lalu berdiri mengabaikan ketiga wanita yang begitu berharga dalam hidupnya itu dengan rasa penasaran yang membuncah.

"ABIIAANN" teriak ketiganya.

"AABIANNN, kamu kenal dia kan?" Amanda mengejar Abian yang sudah menaiki tangga.

"BIII, jawab Mama" Amanda memegangi lengan Abian.

Tapi Abian tetap cuek, berjalan dengan kedua tangan dimasukkan ke kantong celana menuju kamarnya.

"ABIAN" bentak mama

Tetap Abian tak mau menjawab.

"Benar kan Bi? kalian saling kenal?" Amanda tak pantang menyerah, hingga Abian masuk ke kamarnya tanpa berucap satu kata pun, lalu mengunci pintu kamarnya.

"ABIIANNN" Amanda mengetuk kamar Abian tapi dengan senyum sumringah diwajahnya.

"Nanti bawa mama ketemu Delia" teriak Amanda diluar kamar Abian, wajahnya dimiringkan menempel di pintu berharap mendengar anaknya menjawab IYA

.

.

.

.

Semalat sahur, selamat puasa wahai para ciwik-ciwik penggemar Abian, ehh ada yang suka Abian nggak sih? 🤭 apa malah sebel? yuk lah ajak para tetangga, umumin di toa masjid gitu buat dukung Abian biar lancar pengajuan kontraknya nanti wkwkwk.

Tetap jangan lupa, jejak jejak jejak ya 🤭😘😍

1
Oma Said
Luar biasa
Sulfia Nuriawati
g bs d pungkiri restu ibu tu mood booster utk rmh tgga anaknya,kalo d langgar pasti g berkah tu rmh tgga, byk contoh d sktr Kita
Yenni Ajah Lah
Lumayan
Irene Susanti
Luar biasa
Yuliana Nengrum
ditunggu kelanjutan ceritanya kak, Daniel dan denisa secepatny oke
Yuliana Nengrum
keren kak,terus berkarya ya/Smile//Smile/
Padmi
kok di cari nggak ada thor
Cut SNY@"GranyCUT"
semangat thor.. Novelmu bagus.
Kesuksesan penulis itu bisa diukur dari minat pembaca terhadap karya tulisannya.
Jangan kecil hati dengan komentar negatif, jadikanlah komentar sebagai bahan koreksi dan masukan bagimu untuk lebih meningkatkan kualitas dan kuantitas karyamu🙂
Nanda Keisya Amelia
gak sukaa sama danisa ...
pur wati
auto di nikahkan langsung ini mah....😄😄😄
pur wati
mampus lu ..abian.
Vony Ayu Sulistiowati
koq namanya sama y Vony juga
deni syahputra
cukup sedih dan terharu Thor sama ceritanya..pokoke the best lah
Nanda Keisya Amelia
daniel gatell...danisa reseee
deni syahputra
Luar biasa
Anonymous
ok
Alfi
ya gitu tu keturunan mama amanda /Chuckle/
Alfi
mama lupa dek
Alfi
/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Alfi
awas lo bi , dia kaya macan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!