NovelToon NovelToon
Dinikahi Sang Duda Kaya

Dinikahi Sang Duda Kaya

Status: sedang berlangsung
Genre:Pernikahan Kilat / CEO / Dijodohkan Orang Tua / Duda / Nikah Kontrak / Berbaikan
Popularitas:5.9k
Nilai: 5
Nama Author: Savana Liora

​Kiana Elvaretta tidak butuh pangeran. Di usia tiga puluh, dia sudah memiliki kerajaan bisnis logistiknya sendiri. Baginya, laki-laki hanyalah gangguan—terutama setelah mantan suaminya mencoba menghancurkan hidupnya.

​Namun, demi mengamankan warisan sang kakek, Kiana harus menikah lagi dalam 30 hari. Pilihannya jatuh pada Gavin Ardiman, duda beranak satu yang juga rival bisnis paling dingin di ibu kota.

​"Aku tidak butuh uangmu, Gavin. Aku hanya butuh statusmu selama satu tahun," cetus Kiana sambil menyodorkan kontrak pra-nikah setebal sepuluh halaman.

​Gavin setuju, berpikir bahwa memiliki istri yang tidak menuntut cinta akan mempermudah hidupnya. Namun, dia salah besar. Kiana tidak datang untuk menjadi ibu rumah tangga yang penurut. Dia datang untuk menguasai rumah, memenangkan hati putrinya yang pemberontak dengan cara yang tak terduga, dan perlahan... meruntuhkan tembok es di hati Gavin.

​Saat g4irah mulai merusak klausul kontrak, siapakah yang akan menyerah lebih dulu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Savana Liora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

​Bab 22: Pulang dengan Abu

​"Gimana, Pak Polisi? Sudah ada petunjuk lain?"

​Suara Gavin terdengar tajam, memecah kebisingan aktivitas olah TKP di reruntuhan gudang. Dia berdiri di samping garis polisi kuning, lengannya dilipat di dada, menatap seorang perwira polisi yang baru saja keluar dari area abu.

​"Untuk sementara, dugaan kuat mengarah ke pembakaran sengaja, Pak Gavin," jawab perwira itu sambil melepas maskernya. "Kami menemukan residu bensin di tiga titik berbeda. Dan pemantik yang ditemukan sudah kami amankan sebagai barang bukti utama. Kami akan cek sidik jari, tapi kemungkinan besar pelaku memakai sarung tangan."

​Gavin mengangguk kaku. "Lakukan apa saja. Berapapun biayanya, saya mau pelaku ditangkap. Saya kirim tim hukum perusahaan saya untuk dampingi proses ini. Jangan ada yang ditutup-tutupi."

​"Siap, Pak. Kami usahakan secepatnya."

​Gavin berbalik, menatap ke arah mobil sport-nya yang terparkir agak jauh dari kerumunan. Di dalam sana, Kiana duduk diam di kursi penumpang. Kaca jendela tertutup rapat, tapi Gavin bisa melihat bahu istrinya yang merosot.

​Wanita itu hancur.

​Bukan karena uang lima puluh miliar. Tapi karena rasa bersalah.

​Gavin berjalan mendekat, membuka pintu mobil, dan masuk ke kursi pengemudi. Aroma AC mobil yang dingin kontras dengan bau asap yang menempel di baju mereka.

​Kiana tidak menoleh. Dia menunduk, menatap kedua tangannya yang kotor oleh jelaga hitam. 

​"Kita pulang," kata Gavin pelan, menyalakan mesin.

​Kiana masih diam. Matanya kosong.

​Gavin menjalankan mobil perlahan keluar dari area pergudangan yang kini menjadi kuburan besi tua. Perjalanan pulang terasa sangat panjang dan hening.

​"Maaf," suara Kiana akhirnya terdengar, lirih dan serak.

​Gavin melirik sekilas. "Untuk apa?"

​"Gara-gara aku," Kiana menelan ludah, tenggorokannya sakit. “Sudah merepotkanmu hari ini.”

“Tidak masalah, Kiana.”

"Gara-gara masa laluku yang nggak beres, perusahaan rugi besar. Radit nyerang gudang itu karena dia tahu itu punyaku. Dia tahu itu titik lemahku. Harusnya aku nggak seret kamu ke dalam masalah pribadiku."

​Gavin menghela napas panjang. Dia mengulurkan tangan kirinya, meraih tangan Kiana yang terkepal di pangkuan. Dia membuka paksa kepalan tangan itu, lalu menggenggam jari-jari Kiana yang dingin dan kotor.

​"Dengar," ucap Gavin tegas tanpa melepaskan pandangan dari jalan. "Saat kamu tanda tangan kontrak itu, masalah kamu jadi masalah saya. Itu poin yang nggak tertulis, tapi berlaku otomatis."

​"Tapi ini lima puluh miliar, Gavin! Ditambah biaya rekonstruksi, ganti rugi klien, reputasi..."

​"Uang bisa dicari, Kiana. Ardiman Logistics bisa menutup kerugian itu besok pagi kalau perlu," potong Gavin. "Yang nggak bisa diganti itu kalau kamu terus-terusan menyalahkan diri sendiri. Radit itu kriminal. Dia yang salah. Bukan kamu."

​Kiana menoleh, menatap profil samping wajah Gavin. Pria ini... kenapa dia begitu tenang? Kenapa dia tidak marah? Padahal Kiana sudah siap dimaki-maki.

​"Kenapa kamu baik banget?" tanya Kiana bingung. "Kita cuma nikah kontrak."

​Gavin tersenyum tipis, sangat tipis. "Mungkin karena saya tahu rasanya diserang masa lalu. Kita hadapi bareng, Ki. Radit urusan saya sekarang. Kamu fokus saja bangun ulang gudangmu."

​Kiana tidak menjawab lagi. Dia hanya mengeratkan genggaman tangannya di tangan Gavin. Rasa hangat dari telapak tangan pria itu menjalar ke seluruh tubuhnya, sedikit mengusir rasa dingin dan takut yang sejak tadi mencekiknya.

Malam hari, mobil mereka memasuki gerbang mansion Ardiman.

​Langit sudah sangat gelap. Tubuh Kiana rasanya remuk redam. Dia hanya ingin mandi air panas, minum obat sakit kepala, lalu tidur selama dua hari.

​"Sampai," kata Gavin, mematikan mesin di carport.

​Mereka turun dari mobil dengan langkah gontai. Baju mereka bau asap, rambut lepek, wajah kusam. Pasangan CEO yang biasanya glaming, kini terlihat seperti korban bencana alam.

​Gavin membuka pintu utama rumah.

​"Bi Inah, tolong siapkan air panas..." Gavin berseru sambil melangkah masuk.

​Namun, kalimatnya terhenti di tenggorokan.

​Lampu ruang tamu menyala sangat terang, menyilaukan mata mereka yang terbiasa dengan kegelapan jalanan.

​Di tengah ruang tamu, di sofa tunggal yang paling besar dan megah, duduk seorang wanita paruh baya.

​Posturnya tegak kaku, mengenakan kebaya modern bernuansa gelap yang mahal. Rambutnya disanggul rapi tanpa cela. Di tangan kanannya, dia memegang sebuah tongkat kayu eboni berukir kepala naga yang terlihat mengintimidasi.

​Wajahnya masih menyisakan kecantikan masa muda, tapi garis-garis di wajahnya keras dan angkuh. Tatapan matanya tajam, menusuk, dan penuh penilaian.

​Itu Bu Laras. Ibu dari almarhumah Sarah. Mantan mertua Gavin. Neneknya Alea.

​Di sampingnya, dua koper besar tergeletak di lantai.

​Gavin terdiam, matanya melebar kaget. "Ma? Mama kapan datang?"

​Bu Laras tidak menjawab sapaan Gavin. Matanya perlahan bergeser dari wajah Gavin, lalu mendarat telak pada sosok Kiana yang berdiri di belakang Gavin dengan penampilan berantakan dan bau asap.

​Tatapan Bu Laras berubah menjadi jijik. Dia memandang Kiana seolah Kiana adalah kotoran yang menempel di sepatu mahalnya.

​Bu Laras mengetukkan tongkatnya ke lantai marmer satu kali. Tuk.

​"Jadi ini..." suara Bu Laras terdengar dingin dan merendahkan, "...pengganti anakku?"

​Bu Laras berdiri perlahan, dibantu tongkatnya. Dia berjalan mendekat, lalu menutup hidungnya dengan sapu tangan sutra, mendecakkan lidah.

​"Bau sampah," hina Bu Laras telak di depan wajah Kiana. "Gavin, seleramu benar-benar sudah jatuh ke selokan."

​Kiana, yang sudah lelah fisik dan mental, merasakan emosinya kembali naik. Tapi kali ini bukan karena api, melainkan karena es.

1
Savana Liora
mantap kak
Savana Liora
asiaaapp
Nor aisyah Fitriani
uppp teruss seharian cuma nungguin kirana
Nischa
yeayyy akhirnya kiana sadar juga dengan perasaan nyaaa, uhhh jadi ga sabar kelanjutannya😍
Savana Liora
😄😄😄 iya, mantap kiana ya
shenina
😍😍
shenina
woah badass kiana 👍👍
shenina
🤭🤭
Savana Liora: halo. terimakasih udah baca
total 1 replies
shenina
👍👍
Savana Liora: makasih ya 😍😍
total 1 replies
Savana Liora
hahahaha
Nor aisyah Fitriani
upp teeuss thorr baguss
Savana Liora: asiaaap kk
total 1 replies
Nischa
lanjut thorr, ga sabar kelanjutannya🥰
Savana Liora: sabar ya. lagi edit edit isi bab biar cetar
total 1 replies
Nischa
cieee udah ada rasa nih kyknya, sekhawatir itu sm Gavin😄
Savana Liora: hahahaha
total 1 replies
Nor aisyah Fitriani
upp kak cerita nya baguss
Savana Liora: bab 26 udah up ya kak
total 1 replies
Nor aisyah Fitriani
baguss bangett
Savana Liora: makasih kak.😍 selamat membaca ya
total 1 replies
Feni Puji Pajarwati
mantap Thor...ceritanya gak kaleng2...maju terus buat karya nya...semangat...
Savana Liora: terima kasih supportnya kakak
total 1 replies
Iqlima Al Jazira
next thor👍
vote untuk mu
Savana Liora: makasih kak. happy reading ya
total 1 replies
Iqlima Al Jazira
🤩🤩🤩
Savana Liora: Terima kasih dah mampir kak
total 1 replies
Iqlima Al Jazira
🤭🤭
Savana Liora: iya kak. harus tetap semangat. 💪
total 4 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!