NovelToon NovelToon
The Wait Gets Duda Elegan

The Wait Gets Duda Elegan

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / spiritual / Duda / Cinta setelah menikah / Cinta Murni / suami ideal
Popularitas:116.4k
Nilai: 5
Nama Author: Naacha_Nadya

"Pasti Bapak juga gak percaya, kan kalo saya masih perawan?"

"Iya saya gak percaya! Sebelum saya menikahi kamu."
_____

Bagi Tasila, Gezze itu menyeramkan. Dia tidak seperti laki-laki baik yang Ia idam-idamkan selama ini. Dia seorang duda kaya raya yang isu-isunya sempat terkena kasus KDRT sebelum bercerai dengan mantan istrinya.

Tapi, dibalik itu Gezze adalah penyelamatnya. Lebih tepatnya mereka saling menyelamatkan satu sama lain.

Gezze menikahi Tasila bukan tanpa sebab melainkan ada sebuah rahasia yang membuatnya tertarik kepada gadis itu.

Begitupun dengan Tasila, walaupun Ia menerima Gezze pada awalnya karena keterpaksaan namun, pada akhirnya Ia pun mulai menjadikan Gezze sebagai sosok pelindungnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naacha_Nadya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kedatangan Kakak

Tasila melepas pelukannya seraya menyeka air matanya. Ia mendongak menatap wajah hangat sang suami.

"Lagi datang bulan sayang hmm?" Gezze seolah faham penyebab mood problem istrinya.

Tasila hanya mengangguk dengan bibir mengatup.

"Gak papa aku paham." Gezze tersenyum seraya mengelus pipi basah istrinya.

"Mas berangkat kerja dulu ya, seperti biasa kabarin kalo kamu mau kerja juga." Tasila mengangguk dengan ekspresi masih setengah bengong.

"Udah jangan nangis lagi." Gezze membelai pipi istrinya.

"Hati-hati." Cicit Tasila sambil mencium punggung tangan sang suami.

Gezze tersenyum lega saat menyadari istrinya sudah tidak marah lagi.

"Iya sayang. Mas berangkat, assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam."

Setelah kepergian suaminya Tasila pun mendudukkan dirinya di atas sofa sambil merenung. Entah kenapa kini dirinya yang merasa bersalah kepada sang suami. Laki-laki itu memiliki hati yang sangat lembut, entah bagaimana dia bisa memiliki hati selembut itu.

Tasila merasa jika rumah tangganya selama ini selalu adem ayem. Bahkan kemarin ketika Ia marah kepada suaminya, bahkan sempat membiarkan Gezze tidur di luar namun, laki-laki itu sama sekali tidak ada tanda-tanda ingin mendidihkan amarahnya sama sekali.

"Ya Allah kurang bersyukur apa aku ini? Hanya kesalahan kecil saja aku permasalahan dengan sebegitunya. Astagfirullah hala'dzim." Tasila mengusap wajahnya kasar.

Dreettt... Dreettt...

Tasila mengangkat panggilan masuk di handphonenya.

"Hallo Nata,"

"Iya Bu ada yang bisa saya bantu?"

"Kamu bisa bawa mobil?"

"Bisa Bu."

"Tolong jemput anak saya ya di bandara. Pake mobil kantor aja kuncinya ada di Gani kamu ambil aja. Nanti saya kirim foto anak saya biar kamu nyarinya enak."

"Baik Bu."

Tuut...

****

Sesampainya di kantor Tasila pun langsung bergegas pergi ke bandara menggunakan mobil Pajero milik kantor. Ia sudah membaca nama, ciri-ciri serta melihat foto anak dari Bosnya yang ternyata laki-laki.

Jujur Tasila baru tau jika Arin dan Johan memiliki anak laki-laki yang masih cukup muda. Gezze tidak pernah bercerita sebelumnya soal keluarga Johan selain tentang Arin.

Tasila menarik rem tangan saat posisi mobilnya sudah terparkir sempurna. Ia pun turun dari dalam mobil dan berjalan memasuki lobi bandara. Ia menatap arloji di pergelangan tangannya dan bergantian memperhatikan sekitarnya.

"Mana ya?" Tasila menggaruk pelipisnya bingung.

Atensinya tertuju pada seorang laki-laki berkemeja biru dengan celana jeans-nya sedang duduk sendirian di atas bangku penungguan.

"Kayanya itu deh. Mirip kaya yang di foto." Tasila membandingkan sosok laki-laki itu dengan foto di layar handphonenya.

Tanpa lama Tasila langsung menghampirinya.

"Maaf, dengan Pak Keandra?"

"Asistennya Mamah?" Tanya laki-laki itu datar. Tasila mengangguk.

"Mari Pak." Laki-laki itupun menarik kopernya dan berjalan mengikuti Tasila.

****

"Anj*ng!" Edric terkejut saat Felina menunjukan foto seorang perempuan kepadanya.

"Kenapa?" Bingungnya.

"Beneran ini istrinya, Tante?"

"Iya dia istri barunya Gezze."

"Jadi dia berlagak tanggung jawab dengan nikahin mantan gue." Edric tertawa mengetahui hal itu.

"Maksud lo apa si Dric gue gak paham deh!" Felina menatap Edric cukup serius.

Edric menyuruh Felina untuk mendekat karena Ia ingin membisikkan sesuatu. Felina pun menurut dan mendekatkan telinganya.

"Ha? Yang bener lo?"

"Yee di bilangin."

"Yang waktu itu gagal?"

"Yups!" Edric mengedipkan satu matanya.

"Setelah cerai sama gue Gezze sempet punya pacar gak si?"

"Setelah cerai si kayanya gak ada tapi, pas masih sama tante simpenannya seribu mah lewat."

"Baj*ngan emang. Kalo gak demi uang gue si males berlagak jadi istri baik buat dia." Felina melipat kedua tangannya dengan senyuman licik.

"Terus rencana Tante gimana sekarang? Kita kan gak tau rumah dia yang sekarang dimana."

Felina tersenyum smirk. "Siapa bilang? Gue udah dapetin bala bantuan dari orang terdekatnya."

"Ha? Siapa?" Edric mengerjapkan matanya tidak percaya.

"Jangan bilang Tante berhasil bayar asistennya Om Gezze?" Felina tersenyum tanpa menjawab apapun.

****

Tasila dan laki-laki yang konon katanya putra dari Arin Bosnya itu, kini telah sampai di mansion mewah milik Arin. Keduanya pun turun dan berjalan masuk. Tasila mengedarkan pandangannya menatap ke sekeliling rumah.

"Anterin saya ke kamar Mamah!" Tasila mengangguk dengan sopan menuruti perintah Kean.

Keduanya pun memasuki kamar Arin. Melihat sang Mamah yang baru terbangun dari tidurnya, Kean pun langsung memeluk sang Mamah dengan penuh rindu.

"Are you okay boy?"

"I need you mom," Rengek Kean sambil mendusel-dusel di pelukan mamahnya.

"Sabar ya. Mungkin, perempuan itu memang tidak pantas untuk menjadi pendamping hidup seorang Kean." Laki-laki itu mengangguk.

'Oh jadi ceritanya dia lagi patah hati karena di tinggal ceweknya makanya dia pulang ke Indonesia.' simpul Tasila.

"Terimakasih ya Nata." Tasila mengangguk dan tersenyum ketika sang Bos menatapnya.

"Sama-sama Bu."

"Besok Kean aja yang ke kantor Mamah. Kean pengen liat kinerja laki-laki itu."

"Kean... Panggil dia Papah. Mas Johan itu sudah menjadi Papah mu." Kean menggeleng keras.

"Kean gak yakin dia tulus sama Mamah."

"Kean... Percaya sama Mamah. buktinya beberapa tahun Mamah, kamu tinggal ke Sydney Mamah baik-baik aja sama Mas Johan."

'Oh, jadi Mas Johan nikahin Bu Arin pas dia udah jadi janda. Aku pikir udah lama. Ini si fiks emang udah ngincer harta dari awal.'

"Tapi tetep Mah__"

"Sudah Kean, jangan berprasangka buruk sama Papah mu. Tidak baik selalu seperti itu."

"Kean mau istirahat Mah." Kean menunduk dan mengambil kopernya.

"Kamu," Kean menatap Tasila.

"Besok temani saya ke kantor. Jadi asisten saya untuk beberapa waktu ke depan,"

"Bu Arin?"

"Mamah udah ada pembantu di rumah. Tugas kamu cuma jadi asisten owner di kantor. Selama saya ada di Indonesia, Saya gantiin Mamah sementara." Tasila hanya mengangguk pelan.

Yang terpenting Tasila harus selalu menjadi pihak yang terlibat ketika pembelian obat. Ia harus memastikan sabotase obat yang Ia lakukan selama ini untuk mengelabui Johan dan Edric berhasil.

*****

Dari rumah Arin, Tasila memutuskan untuk mampir ke kantor Gezze terlebih dahulu sebelum pulang ke rumah. Tentunya Ia telah berganti pakaian menjadi seorang Tasila yang anggun.

"Assalamu'alaikum," Tasila memasuki ruangan suaminya.

"Wa'alaikumsalam." Gezze mengalihkan atensinya dari layar laptop dan tersenyum mendapati istrinya datang.

"Sini," Gezze menyuruh Tasila untuk duduk di depannya.

"Tadi aku disuruh jemput anaknya Bu Arin."

"Kean? Dia udah pulang dari Sydney?" Tasila mengangguk.

"Dia gak suka ya sama Mas Johan?"

"Dari remaja dia emang nolak punya Papah baru tapi, Mbak Arin yang udah terlalu cinta sama Mas Johan nikah tanpa persetujuan Kean. Dia pergi ke Sydney karena harus mengurus perusahaan mending Papahnya, juga karena dia kecewa kepada sang Mamah tapi, seiring berjalannya waktu sepertinya dia sudah tidak marah lagi kepada Mbak Arin walaupun dia masih belum bisa menerima pernikahan itu." Tasila mengangguk-angguk faham.

Tok... Tok...

"Masuk."

Sosok Ulya pun masuk ke dalam ruangan dengan wajah anehnya. Ia seperti ingin mengatakan sesuatu yang kurang mengenakkan.

"Ada apa?" Gezze menatap Ulya dingin.

"Ada Pak Johan dan Pak Edric di luar. Mereka ingin bertemu dengan Bapak dan Kak Natasila." Tasila dan Gezze saling memandang terkejut.

Tasila mengernyitkan dahinya bingung. Kenapa mereka bisa tau jika Ia ada disini?

"Ya, nanti saya urus." Ulya mengangguk dan pamit pergi setelah mendapat respon.

"Gimana nih Mas? Mereka udah tau kalo kamu gak bener-bener bangkrut,"

"Gak papa. Ayo kita hadapi." Gezze terbangun dari kursi kebesarannya dan menghampiri sang istri seraya menggandeng tangannya.

Tasila pun terbangun dari duduknya dan mengikuti suaminya keluar ruangan.

Langkah keduanya sampai di ruang tamu kantor. Disana sudah ada Johan dan Edric yang sedang duduk manis. Gezze dan Tasila pun duduk di salah satu sofa yang kosong.

"Ada apa?" Tanya Gezze datar.

"Santai adik ku. Mas cuma pengen kenalan sama istri baru mu. Kenapa Mas gak di undang hmm?"

"Tidak usah basa-basi. Apa yang anda inginkan!" Tekan Gezze seraya melipat kedua tangannya.

Johan tertawa smirk. "Masih seperti biasa."

"Kantor Mamah? No!" Tegas Gezze.

"Walaupun sudah porak poranda kamu belum mau menyerahkannya?"

"Sampai kapan pun!" Keukeh nya.

"Jangan keras kepala." Tiba-tiba Johan terbangun dari duduknya dan menarik kerah baju Gezze dengan keras.

"Om, om." Edric menahan sang om agar tidak membuat keributan di sini.

"Ternyata kau masih orang yang sama. Berambisi dan terburu-buru," Gezze tersenyum remeh sambil merapihkan kerah bajunya.

"Jika tidak ada keperluan yang penting-penting sekali lebih baik kalian pulang." Gezze mengusir mereka dengan santai.

"Kurang ajar!"

"Udah om, kita pulang." Edric menahan tubuh Johan yang hampir ingin menyerang Gezze.

"Damara, hati-hati! Dia punya rahasia yang tak kau tau." Edric tersenyum smirk ke arah Tasila sebelum akhirnya pergi membawa sang paman.

Setelah kepergian dua orang itu, Tasila pun menatap sang suami dengan serius.

"Apa maksud Edric tadi?"

Gezze terdiam sejenak dengan raut tegangnya yang berusaha Ia tutupi dengan aura dinginnya.

"E__enggak usah didengerin dia cuma mau rumah tangga kita hancur." Balas Gezze.

"Iya juga. Ngapain aku dengerin omong kosongnya Edric." Tasila mengedikkan bahunya acuh.

1
Vitha Vivi
Luar biasa
FeVey
cerita yang menarik, good job author🥰
Reza Muna
Luar biasa
Marya Dina
udh keluar judul ya aku disini istriku.
Puguh Suryanto
spill judulnya kak
Fenny: Judulnya
total 1 replies
ariyan
lanjut Thor......knp tega bgt di Ahir di kasih bawang,anda jahat thor
Tina Ajay
semoga Kean bisa menjadi pengganti untuk sandaran tasila
Ihda Rozi
d dunia novel itu mengharukan tdk seperti dunia nyata kebanyakan suami ninggal bukan sedih mlh sibuk nyari pengganti 🤔
Asri Iqrok
keren.. ayo cepetan sembuh.. kean jadi pengganti gezze
jaran goyang
𝒑𝒂 𝒌𝒉 𝒏𝒊 𝒄𝒖𝒎𝒂 𝒕𝒓𝒊𝒌 𝒎𝒖 𝒛𝒆𝒆𝒆...𝒑𝒖𝒓𝒂 𝒏𝒈𝒍 𝒈𝒕.... 𝒂𝒏𝒆𝒉 𝒚𝒂.... 𝒑𝒆𝒓𝒂𝒏 𝒖𝒕𝒂𝒎𝒂 𝒅𝒆𝒕
Elen Gunarti
knp hrs meninggal sih Thor 😭😭 ,, kan blm bhgia ,pya ank ,udh meninggal
Nenden Lasminingsih
Thor mengapa harus meningggal mas geze nya?sedih banget,,nyesek dech
Diah Darmawati
😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭
ariyan
banyak mengandung bawang /Sob//Sob//Sob//Sob/
Matcha
Woe siapa yang naro bawang disini/Grimace/
jaran goyang
𝒈𝒐𝒐𝒅... 𝒖𝒅 𝒂𝒒 𝒕𝒆𝒃𝒂𝒌 𝒌𝒏...𝒅𝒊𝒌𝒂 𝒍𝒉 𝒐𝒓𝒈 𝒏𝒚.... 𝒔𝒊𝒍𝒂 𝒌𝒂𝒖 𝒕𝒓𝒍𝒍 𝒍𝒐𝒏𝒈𝒐𝒓𝒓𝒓.... 𝒑𝒓𝒄𝒚 𝒔𝒎 𝒏𝒚
Ihda Rozi
lanjut
Elen Gunarti
double up thor 👍 tiap hri
Kamiem sag
kasihan Kean
Elen Gunarti
lnjut Thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!