NovelToon NovelToon
Tetaplah Disini

Tetaplah Disini

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama
Popularitas:115.9k
Nilai: 5
Nama Author: Ayu

Mahendra laki laki tegas dan berpendirian, ia jatuh cinta pada Retno adik tunangannya.
Satu malam Hendra melakukan kesalahan besar pada Retno, sehingga membuat gadis itu pergi meninggalkan kota kelahirannya.
Bertahun tahun Hendra hidup dalam penyesalannya, hingga tujuh tahun kemudian Retno kembali ke kota kelahirannya dengan calon suaminya.
apakah yang akan terjadi pada Retno dan Hendra, apakah kebencian masih menguasai hati Retno? dan masihkah Hendra mencintai Retno?, selamat membaca..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

kebun dan pak budiman

" Selamat pagi mas Mahendra.." sapa para pekerja yang sibuk mengurus kebun saat Hendra lewat.

Laki laki itu baru saja selesai mandi, ia membiarkan rambutnya yang masih basah.

Dengan celana pendeknya laki laki itu berjalan berkeliling.

Hari ini Hendra sengaja untuk berangkat ke hotel lebih siang, ia ingin mencari udara segar dan melihat lihat kebunnya.

Laki laki itu duduk di kursi kayu yang terletak di tengah kebunnya,

Ia menatap dari ujung ke ujung,

Sesungguhnya pendapatannya dari berkebun tidak sebesar pendapatannya di hotel, namun tetap saja, Hendra seperti punya kepuasan tersendiri dengan berkebun.

Laki laki itu duduk tenang sembari merapikan ujung rambutnya yang masih basah.

Belum ada sinar matahari yang muncul, langit masihlah abu abu dan belum begitu cerah.

" Sudah sarapan pak?" tanya Hendra berbasa basi,

" sudah mas," jawab satu pekerja yang berdiri di dekat Hendra.

" Tidak berangkat kerja mas?"

" ah nanti saja pak, siang siang.." jawab Hendra,

" wah enak sekali jadi mas Mahendra ini ya.."

" enak apa tho pak, tanggung jawab besar kok di bilang enak?" jawab Hendra sembari tersenyum,

" Lho ya enak mas, sudah punya hotel, masih berkebun.." jawab Hendra,

" lha yang urus kebun kan bapak dan teman teman yang lain, saya cuma tau baiknya saja.." kata Hendra bangkit dari duduknya.

" Ya wes, saya mau ke kebun pak Purnomo dulu.." kata Hendra,

" lho sepertinya sudah ada keluarga pak Purnomo yang datang mas,"

" siapa? Pak Purnomo kan masih belum ke kebun.." kata Hendra, karena ia tau benar Ratna belum mengijinkan ayahnya untuk datang ke kebun sampai sekarang, karena ayahnya itu tidak bisa duduk diam setiap datang ke kebun, laki laki tua itu selalu melakukan ini dan itu untuk menyibukkan dirinya.

" mungkin putrinya mas, saya lihat ada perempuan berambut panjang tadi turun dari motor dan berkeliling.."

Hendra mengerutkan dahinya, tidak mungkin Ratna, Ratna sudah pasti ada di hotel sekarang, dia tidak mungkin membolos kerja hanya untuk datang ke kebun ayahnya, dan Ratna bukanlah tipe Ratna datang ke kebun pagi pagi membantu orang tuanya.

" Mungkin bapak salah lihat," kata Hendra,

" ya mungkin saja mas,"

" ya sudah, saya kesana dulu pak.." pamit Hendra berjalan ke arah kebun ayah Ratna.

Laki laki itu berjalan melewati jembatan kecil dari kayu, di bawahnya ada aliran air yang cukup bening.

Suara gemericiknya memanjakan telinga, sehingga selalu menyenangkan saat Hendra melewatinya untuk menuju kebun ayah Ratna.

Hendra berjalan menuju gazebo, memang terlihat ada satu motor terparkir tidak jauh dari sana, namun ia tidak melihat seorang pun duduk di gazebo.

Hendra berjalan lebih dekat ke dalam kebun, hingga langkahnya terhenti, laki laki itu mematung menatap seorang wanita yang sedang berdiri disamping pak Budiman pekerja ayah Ratna yang sudah bertahun tahun mengabdi pada ayah Ratna.

Disana terlihat Retno yang asik mengobrol dengan pak Budiman sembari menyentuh ujung ujung daun di salah satu pohon jeruk.

Rambut yang terurai panjang itu terlihat dirapikan dengan penjepit, sementara perempuan itu memakai kaos berlengan panjang berwarna putih dengan celana pendek berwarna coklat selutut.

Hendra masih tidak percaya,

Bukankah Retno sudah kembali ke Bandung? Ia melihat Retno naik bus dengan mata kepalanya sendiri,

Lalu apa ini? Bayangan? Angan angan Hendra yang terbawa ke alam nyata?, batin Hendra bingung.

" Lho mas Mahendra?!" panggil pak Budiman melihat Hendra dari kejauhan,

Hendra masih diam sampai akhirnya ia melihat Retno menoleh ke arahnya.

Deg..

Itu Retno, benar itu Retno.. Hendra meyakinkan dirinya.

" I.. Iya pak Budiman..!" jawab Hendra masih bingung.

Namun kebingungannya segera hilang saat ia melihat raut wajah Retno,

Perempuan itu langsung membuang pandangannya ke arah lain, seakan enggan bertemu dengan Hendra,

Yakinlah Hendra kalau itu benar Retno.

Hendra berjalan mendekat dengan dada yang berdebar tak karuan.

" Hai ret.." sapa Hendra saat sudah dekat,

" iya mas," jawab Retno mencoba tersenyum di depan pak Budiman.

" kukira kau sudah kembali ke Bandung?" tanya Hendra,

" Aku kembali untuk membantu ayah.." jawab Retno tanpa menatap Hendra,

" kapan kau datang?"

" sudah empat hari," jawab Retno,

" pak Budi, saya tinggal dulu ya?" pamit Retno tiba tiba,

" oh, iya mbak, hati hati dijalan," jawab pak Budi,

" nanti saya kembali lagi kok.." kata Retno,

" baik mbak.." pak Budi mengangguk.

Melihat Retno yang berjalan pergi, Hendra mengikutinya.

" Apa kau terganggu denganku ret?" tanya Hendra,

" tidak," jawab Retno cepat,

" lalu kenapa kau buru buru pergi?" tanya Hendra menarik tangan Retno, sehingga langkah Retno terhenti.

" lepaskan mas?" keduanya beradu pandang,

" tidak, karena kau selalu menghindar saat bertemu denganku,"

" aku tidak merasa punya urusan denganmu sehingga harus bicara berlama lama mas, "

" aku merasa ada urusan yang tidak pernah selesai diantara kita," jawab Hendra dengan suara tertahan.

dari kejauhan terlihat pak Budiman yang menatap mereka penasaran.

" Lepaskan mas, pak Budi melihat kita?!" suara Retno pelan namun tegas,

" Bahkan orang lain bisa melihat kalau kau kabur dariku?"

Retno mengatupkan bibirnya, menahan perasaannya,

" baiklah, bicaralah, tapi tidak disini, dan lepaskan tanganku??" ujar Retno, mendengar itu Hendra malah menarik tangan Retno, ia membawanya ke gazebo yang biasa di duduki ayah Retno, letak gazebo itu agak jauh dari pak Budiman, jadi sudah pasti laki laki tua itu tidak akan mendengar tentang apa yang Retno dan hendra bicarakan.

Setelah sampai di gazebo Hendra melepaskan tangan Retno.

Wajah Retno terlihat merah padam, perempuan itu susah payah menahan perasaannya yang campur aduk, setelah tujuh tahun tangan yang pernah menyentuhnya itu kini menyentuhnya lagi,

dan hal itu membuat Retno tidak tenang.

" Dengarkan aku?" kata Hendra berdiri di depan Retno, laki laki yang bertubuh tinggi itu seperti menelan tubuh Retno yang kecil sehingga tidak terlihat oleh pak Budiman.

" Aku tidak tau kapan akan bertemu denganmu lagi, karena itu hal ini terpaksa kulakukan.." kata Hendra pada Retno yang sama sekali tidak memandang Hendra itu,

" Memang semuanya sudah berlalu ret, tapi kau tidak pernah memberiku kesempatan untuk menjelaskan dan meminta maaf..?"

Retno diam,

" setidaknya maafkan aku ret, atas apa yang sudah kulakukan dulu?"

" apa maksudmu mas, aku sungguh sungguh tidak mengerti, aku ingin pulang, " kata Retno masih tidak menatap Hendra.

" Kalau kau terus menghindar, selamanya ini tidak akan selesai Retno?" Hendra menatap Retno yang sama sekali tidak mau menatapnya itu,

" Ayolah kita bicara, kau sudah bukan gadis yang berusia delapan belas tahun, dan aku sudah bukan lagi seorang pemuda yang berusia dua puluh tujuh tahun?" ujar Hendra dengan suara tenang dan lembut.

1
dyul
sederhana, enak di baca.... ada typo sedikit, tapi tak mengurangi makna, semangat menulis mbak ayu
ayuningdianti: terimakasih kak.. sy akan berusaha LBH baik..😊🙏
total 1 replies
dyul
akhir bahagia.... 😍
dyul
nurut mbak.... jgn berlarut, life must go on
dyul
Laila..... jgn sedih terus kasian si mbok😭
dyul
😭😭😭😭😭
dyul
wah.... mbok.... 😭😭😭🤫
dyul
hehehe.... mas ilham ini sat set, gercep.... bikin Laila meleleh🤭🤭
dyul
yes.... sah....., mas ilham... ikut bos ketemu jodoh, cie.... pengantin anyar..... 🤣🤣🤣
dyul
waduh..... si mbok keren sat set.... jgn sampai mantu idaman hilang🤣🤣
dyul
Mas ilham.... mbok ya lamaar langsung, gak sabar kalian sah😍😍😜
dyul
Tuh.... agresif..... kata pak bos.....
Dia aja kasih DP duluan, sampai Retno masuk angin🤣🤣🤣🤣
dyul
tuh.... mas Hendra.... kayak ilham sat set.... 🤣🤣🤣🤣
dyul
hahaha..... tak kirain terjadi hal2yg di inginkan..... ternyata abis ungkapin rasa, di ketok pintunya🤣🤣🤣
dyul
aw... aw..... meleleh hati adik bang🤣🤣🤣
dyul
Adu.... du.... sweet mas ilham😍😍😍
dyul
Duh mbak.... utg di temukan.... bisa2 di unboxing org gak di kenal
dyul
Sah..... 😭😭😭
dyul
cie.... dpt nomor telp
dyul
so sweet..... tembak langsung dong😜😍
dyul
am..... pegimane ada tempat plg....?
girang kan🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!