Ivana sudah berlari sejauh mungkin untuk menghindari Aston Harold, namun dunia seperti begitu sempit untuk pria itu. Sampai di kehidupan Ivana yang paling terpuruk Aston tetap mampu menemukannya.
"Jadilah simpanan ku, ku pastikan hidupmu akan baik-baik saja," ucap Aston.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SSP Bab 6 - Sampai Tiga Kali
Setelah mengucapkan kata perlawanannya, Ivana segera melepaskan tangan Gloria. Tak ingin berlama-lama dalam perdebatan ini, akhirnya Ivana pilih untuk pergi.
Menuju meja makan seorang diri.
Namun Gloria sungguh tak terima diperlakukan seperti ini oleh seorang wanita hinna, dia menyusul langkah Ivana dan segera menjambak rambut wanita itu.
"Ahk!" pekik Ivana yang merasa kesakitan.
"Nona, lepaskan Nona Ivana!" cegah seorang pelayan.
Seluruh pelayan di rumah ini adalah anak buah Aston, Jadi mereka tidak merasa berat sebelah pada dua wanita sang tuan.
Beberapa pelayan pun kemudian datang untuk menghentikan perkelahian tersebut. Membuat Gloria makin merasa kesal.
"Urusan kita belum selesai," ucap Gloria dengan penuh amarah, lalu pergi dari sana dan meninggalkan Ivana dengan para pelayan.
"Nona, Apa anda terluka?"
"Tidak Bi, aku baik-baik saja. Terima kasih karena telah memisahkan kami," balas Ivana.
"Nona tidak perlu merasa sungkan, Tuan Aston sudah memerintahkan kami semua untuk melayani anda."
Mendengar hal itu Ivana jadi kembali tersenyum, namun belum sempat Dia merapikan rambutnya sendiri Aston sudah lebih dulu datang menghampiri.
"Ada apa?" tanya Aston, dia juga heran melihat Ivana dikelilingi oleh para pelayan.
"Ti-tidak ada apa-apa, kamu sudah kembali? Ku pikir akan lama," balas Ivana.
Tatapan Aston kemudian tertuju ke arah salah satu pelayan, ingin mendengar apa yang terjadi dari mulut pelayannya.
"Nona Ivana dan nona Gloria terlibat perkelahian, kami akan menyiapkan CCTV Jika anda ingin melihat," jelas pelayan tersebut.
"Tidak perlu, tidak usah diperpanjang, aku yang salah, maafkan aku, aku tidak akan mengulangi hal semacam ini lagi," mohon Ivana.
Mendadak jadi sangat takut jika dia akan disalahkan, Ivana tidak ingin membuat Aston marah.
Para pelayan perlahan mundur meninggalkan keduanya dan Aston segera merapikan rambut Ivana yang terlihat sedikit berantakan.
"Maaf, ku pikir Gloria tidak akan bertindak sejauh ini," ucap Aston.
"Katakan, kamu ingin tinggal dimana? Ku belikan rumah baru atau di apartemen yang dulu?" tawarnya pula, Aston membawa Ivana kembali untuk dia manjakan.
Dia pikir rumah ini adalah tempat yang paling nyaman, tapi ternyata tidak. Ternyata Gloria masih terus bersikap semaunya.
"Bolehkah aku keluar dari rumah ini? Kamu tidak akan takut jika aku kabur?" tanya Ivana, memastikan.
"Jangan coba-coba untuk kabur."
Ivana lantas memeluk Aston dengan erat, sangat erat. "Tidak, aku tidak akan pernah pergi darimu. Izinkan aku tinggal di apartemen saja."
"Hem, setelah sarapan kita akan pergi," balas Aston, yang juga membalas pelukan wanitanya.
Semalam Ivana telah membuatnya sangat puas, jadi apapun keinginan wanita ini sekarang akan dia turuti.
Saat Ivana sedang bersiap pergi, Aston mendatangi Gloria di dalam kamar wanita itu.
"Kenapa datang? ingin menegurku tentang perkelahian tadi?" tanya Gloria, dia tahu maksud kedatangan Aston kedalam kamarnya.
"6 bulan lagi Aku pastikan proyek kerjasama di antara keluarga kita akan berakhir dan saat itu juga aku akan menceraikanmu," balas Aston.
"Ahk!" pekik Gloria, dia tidak mau mendengar ucapan tersebut. Mereka telah menikah selama 7 bulan dan selama itu pula Aston sekalipun tidak pernah menatap ke arahnya.
"Aku bukan adik mu, Aku bahkan sangat mencintai kamu! Jadikan aku simpanan juga! Sentuh aku juga!" pekik Gloria.
"Cukup Glo, aku selalu bisa memaafkanmu mengingat hubungan baik diantara keluarga kita. jadi Jangan bersikap keterlaluan," balas Aston, dia kemudian keluar dan langsung menutup pintu.
Sementara Gloria hanya mampu berteriak di dalam kamarnya, berusaha meluapkan perasaan yang mengganjal di dalam hati, usahanya percuma karena perasaan mengganjal itu tak pernah benar-benar hilang dari dalam hatinya.
Keluar dari rumah ini Ivana bisa tersenyum semakin lebar, Rasanya baru menemukan jalan baru di antara hubungannya dengan Aston.
Seperti bisa menghirup udara segar setelah lama terkurung dalam sangkar.
Merasa dicintai meskipun Aston tak pernah mengungkapnya.
"Kamu terlihat senang sekali," ucap Aston. Mobil yang mereka naiki sekarang sudah berada di jalan raya, melaju menuju apartemen.
"Terima kasih," balas Ivana singkat, tersenyum dengan begitu manis.
"Semua hutang keluargamu sudah lunas, jangan merasa takut lagi untuk menunjukkan diri di kota ini."
"Terima kasih," balas Ivana lagi.
"Bagaimana jika mulai bekerja di perusahaanku? aku juga tidak ingin kamu merasa bosan jika terus mengurung diri di dalam apartemen."
"Bolehkah?"
"Tentu saja, aku akan mengatur agar kamu bisa jadi sekretaris pribadiku."
"Jangan, jadikan aku karyawan biasa saja. Karyawan kontrak pun tidak apa-apa."
"Jika itu keinginan mu, maka akan aku kabulkan."
"Terima kasih," balas Ivana lagi, sampai tiga kali dia mengucapkan kata tersebut.
Dan Aston membalasnya dengan satu kecupan panjang.
Cup!