Shofia seorang gadis usia 22 tahun tercatat sebagai mahasiswa kedokteran yang terpaksa harus menerima menikah dengan Rayyan seorang duda beranak satu demi untuk membalas kebaikan ibu widya mama dari Rayyan.
Rayyan seorang duda keren beranak satu yang notabene tidak percaya dengan cinta harus mau menikahi shofia wanita yang di pilihkan putrinya kyara untuk dirinya .
akankah cinta mereka akan tumbuh? mampukah shofia mencairkan hati Rey yang sudah beku? yuk baca cerita lengkapnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ichag, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 31
mereka berdua keluar dari kaffe setelah mengisi perut. Vania melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang menuju kediamannya
"udah loe nggak usah sedih sedih gitu " hibur Vania
" iya van makasih ya loe udah nolongin gue"
"udah deh loe kayak sama siapa aja lagian emang itulah arti seorang sahabat atau teman " jawab Vania
akhirnya mereka pun sampai di kediaman Vania setelah menempuh perjalanan hampir tiga puluh menit
" kok sepi Van mana orang tua loe ?" tanya Shofia
" mereka lagi ada perjalanan bisnis loe kan tau orang tua gue jarang di rumah. ayo kita ke kamar istirahat " ajak Vania kemudian mereka pun melangkah menuju kamar
" Van tadi itu untung ada loe kalo nggak mungkin gue masih keluyuran di jalan " ucap Shofia lagi kini mereka rebahan dia atas kasur setelah lebih dulu membersihkan diri
" sebetulnya tadi itu kak Andika yang telpon gue katanya dia kawatir abis loe di WA dibaca doang nggak di balas trus waktu ditelpon yang akan tuan Rey makanya dia nyuruh gue nyariin loe "
" ya ampun kak Andika baik banget ya Van walau dia jauh masih tetep meratiin gue " ucap Shofia sendu
" udah loe nggak usah sedih kan udah ada gue yang bakal nemenin dan jagain loe " kata Vania sambil mengusap bahu sahabatnya "
"udah loe tidur sekarang udah malam" kata Vania lagi kemudian mereka berdua pun menarik selimut beranjak untuk tidur
_sementara dikediaman Rey tampak kyara masih dalam mode ngambeknya dia tidak mau turun untuk makan malam dia diam dikamar nangis kesegukan kali ini dia tidak lagi melempar barang barangnya ketika marah karena pesan maminya itu tidak baik
" non ayo makan dulu nanti non sakit klo nggak makan " ucap salah satu Nany sambil membawa nampan berisi nasi ke kamar kyara
" aku nggak mau makan nan bawa aja lagi ke bawah "
" tapi non nanti papi marah klo non nggak makan "
" ya udah sini !" ucap kyara sambil mengambil nampan berisi nasi dan lauknya si Nany tentu bahagia karena tidak akan kena omel si tuan besar karena bisa membujuk sang putri untuk makan. namun senyum itu tiba tiba sirna ketika melihat kyara memasukkan makanan ke dalam bak sampah di kamarnya
" sudah ..! bilang sama papi klo aku sudah makan dan abis ini tolong bawak tempat sampah ini kebawah " ucap kyara kembali merebahkan tubuhnya ke kasur. kemudian si Nany pun keluar dari kamar kyara dan turun ke bawah
" gimana kyara sudah selesai makannya ?" tanya nyonya Widya ketika melihat Nany turun dari tangga dengan nampan yang bersih
si Nany menggelengkan kepalanya
" maaf nya non kyara nggak mau makan ta..tadi nasinya di buang ke bak sampah ..! " ucap nany sedikit gugup
" anak itu sudah keterlaluan !" emosi Rey dan bangun dari duduknya namun dengan cepat maminya memegang tangan putranya
" biar mama yang bujuk kyara " ucap Widya lalu meminta Nany untuk menyiapkan lagi makan malam untuk kyara kemudian dia naik ke atas menemui cucunya.
dilihatnya kyara masih menelungkupkan wajahnya di atas bantal
" sayang Oma tau kamu lagi marah tapi kamu juga tetep harus makan sayang kamu kan baru sembuh ," ucap Widya sambil mengelus punggungnya namun tidak ada jawaban dari kyara
" sayang Oma suapin ya ?" namun masih sama kyara tidak menjawab hanya menggelengkan kepalanya
" kamu klo begini nanti mami kamu sedih lho" ucap Widya lagi dan yes kyara membalikkan badannya menatap Oma nya
" dimana mami Oma kenapa dia tidak menemui ku aku mau mami yang nyuapin aku" ucapnya dengan air mata yang mengalir di pipinya
" sayang mami kamu ada keperluan mendesak jadi dia keluar sebentar " bohong omanya
" Oma bohong kan ? biasanya mami kalo mau keluar pasti bilang dulu sama aku.! oma bisa telpon mami aku mau mami temani aku tidur"
Widya menarik nafasnya dalam dalam. " ya nanti Oma telpon mami tapi sekarang kamu makan "
" Tarok aja di atas meja nanti aku makan " ucap kyara dan kembali menangis dengan memeluk boneka hello Kitty nya
Widya pun meletakkan nampan yang dia bawa tadi diatas nakas kemudian naik ke atas ranjang cucunya dan mencium keningnya
" Oma sayang kamu sayang " bisik Widya kemudian keluar dari kamar kyara dan kembali turun kebawah sambil mencoba menghubungi Shofia matanya seketika beralih menatap Rey yang masih duduk di meja makan dan disamping nya terdapat ponsel Shofia dengan cepat dia melangkah menuju meja makan
" Rey ini ponselnya Shofia ?"
" hemm iya ma " jawab Rey datar
" ya ampun Rey trus Shofia gimana sekarang dia nggak bawa handpone sebentar " lalu widya naik ke atas menuju kamar Shofia dan dilihatnya dompet beserta tasnya masih di kamar itu berarti Shofia pergi nggak membawa apa apa.? Widya segera turun ke bawah
"Rey mama minta tolong sama kamu kamu cari Shofia mama kawatir sama dia apalagi ini sudah malam dan dia tidak membawa ponsel juga dompetnya mama takut terjadi apa apa Rey !" ucap Widya dan tampak wajah kekawatiran di mata Widya
" biar saja ma toh dia sudah besar " ucap Rey dan sontak mamanya mengeplak kepala Rey
" ma sakit ma..!"
" kamu tu pria dingin dan tidak punya perasaan ya sudah biar mama yang cari" ucapnya lalu berjalan mencari mang Udin untuk mengantarnya mencari Shofia
" oke aku cari ..! mama diam di rumah tolong jagain kyara " ucap Rey kemudian dia raih kunci mobilnya dan mengeluarkan nya dari bagasi dan lalu perlahan bergerak meninggalkan mension.
hampir dua jam Rey mengelilingi jalanan kota tapi masih belum menemukan sosok Shofia
" kemana gadis itu " ucapnya pelan lalu sebuah notivikasi masuk dari layar ponsel milik Shofia
" ah iya kenapa aku tidak mencoba menghubungi temannya siapa namanya? Vania ya Vania aku ingat kyara pernah menyebut namanya " kemudian Rey mencari nama Vania di kontak ponsel Shofia
" yes ini dia " ucapnya lalu dia menekan tombol panggilan
Vania yang baru saja hendak memejamkan matanya langsung terjaga karena mendengar ponselnya berdering pelan dengan cepat Vania membuka matanya dan meraih ponselnya
" Shofia " ucapnya pelan sambik melihat sahabatnya yang sedang tertidur lalu Vania pun melangkah sedikit menjauh dari Shofia dia geser tombol hijau
" hallo "
" hallo ini saya Rayyan dimana Shofia apa Shofia ada bersama mu ?" tanya Rey langsung
" buat apa anda menanyakan nya bukannya anda tidak perduli bahkan anda sudah mengusirnya ..!" jawab Vania ketua
" cckk kau jawab saja nggak usah banyak tanya " ucap Rey lagi
" kalo aku nggak mau jawab anda mau apa ?" tantang Vania
" aku akan ke rumah mu dan mengobrak ngabrik rumahmu sekarang katakan dimana dia "
" cih sekarang anda baru peduli sama dia anda tau kata kata anda sudah sangat melukai perasaan teman saya "
" bukan aku yang peduli tapi mamaku " ucap Rey dengan nada datarnya
" sekarang katakan dimana dia atau aku akan datang ke rumah mu dengan membuat keributan !" ancam Rey. Vania sedikit menciut mendengarnya
" iya dia di rumahku sekarang" jawabnya kesal "dan tuan aku minta kepada mu tolong kirimkan dompet dan juga barang barang temanku karena aku tidak akan membiarkan sahabatku kembali ke rumahmu itu " katanya lagi
" oke nanti aku kirimkan " click " panggilan berakhir kemudian Vania kembali keranjangnya dan ikut berbaring disamping shofia
author suka² kasih nama deh.... hehheheh