Xin yan yang baru berumur 9 tahun harus melihat kakaknya sendiri mati dengan matanya, pada saat hari pernikahan kakaknya Xún yan dan sang Kaisar.
kecantikan Xún Yan sangat membuat iri para Selir Kaisar. mereka pun bersatu dan merencanakan untuk membunuh Xún Yan pada malam pertamanya, Pemaisuri merupakan kepala yang mengatur pembunuhan tersebut dengan serapi mungkin.
Xin Yan ikut kakaknya ke istana karena kedua orang tuanya telah tiada, dan pada malam pertama ia yang nakal diam-diam masuk ke kamar kakaknya untuk mengejutkanya, namun tragisnya ia harus melihat kejadian berdarah. kakaknya yang tak sengaja melihat ia bersembunyi di bawah kasur, memintanya untuk tetap diam, walau sudah berluruman darah. para Selir tertawa menikmati menyiksa dan membunuh Xún Yan, saat itulah muncul Balas Dendam Terbesar di hati Xin Yan untuk kematian kakaknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sayida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 33
Hari-hari berlalu, istana kekaisaran telah kembali damai seperti sediakala. Hal ini disebabkan oleh Permaisuri dan Xin Yan belum bertindak satu sama lain.
Namun, entah mengapa, Pangeran Li Wei dan Putri Mei Ling semakin akrab dengan Xin Yan. Seperti hari ini, semua orang sibuk merayakan tahun baru. Dan Mereka berdua berencana keluar dari istana untuk membeli hadiah tahun baru bagi ibu mereka dan juga Xin Yan.
Putri Mei Ling mengajak Xin Yan keluar dari istana bersama dirinya dan kakaknya, Pangeran Mahkota Li Wei. Tanpa diketahui Xin Yan, semua itu sebenarnya adalah saran Pangeran Li Wei.
Xin Yan, yang tidak pernah keluar dari istana dalam setahun itu, tentu saja merasa senang, apalagi mereka akan pergi ke pasar kota.
"kepasar kota? Yaa.. Aku mau, apa Kaisar akan mengizinkan kita untuk pergi?"tanya Xin Yan sekedar memastikan.
"tentu saja Ileana, selagi kita pergi bersama kakak pertama, ayahanda tidak akan menolaknya"seru Putri Mei Ling.
"hm.. Baiklah, aku akan berganti dulu, kamu bisa menungguku"seru Xin Yan tersenyum bahagia.
"baiklah Ileana"jawab Putri Mei Ling, kembali menunggunya di gajebo kediaman Xin Yan.*wah! Baru kali ini aku melihat Ileana tersenyum lebar seperti itu, yaah mungkin ia merasa sesak berada disini, aku bingung, kenapa ibunda sangat tidak menyukainya dan selalu melarangku mendekati Ileana, wanita secantik dan sebaik dia, bagaimana bisa di benci oleh ibu?*batin Putri Mei Ling, ia yang sedang melamunan itu, malah di kejutkan dengan kedatangan Pangeran Li Wei.
"apa yang sedang kamu pikirkan?"tanya Pangeran Li Wei tiba-tiba. Membuat tubuh Putri Mei Ling berjingkrak kaget.
"ah!? Kakak! Bisakah kamu datang dengan membunyikan suara sepatumu. Kamu seperti hantu di siang hari!"ketus Putri Mei Ling dengan wajahnya di tekuk.
"hahaha, mana ada hantu, kamu terlalu banyak membaca hal-hal yang tidak penting. Oh ya, dimana ibu selir Ileana?"tanya Pangeran Li Wei sambil membuang pandangannya ke kiri dan ke kanan.
"ah dia, sedang bersiap-siap, dan memintaku menunggunya"
"maaf... Apakah aku membuat kalian lama menunggu?"ucap Xin Yan yang berjalan menghampiri mereka berdua di gajebo.
Mendengar seruan Xin Yan, Putri Mei Ling dan Pangeran Li Wei, dengan kompak melihat ke arah sumber suara tersebut secara bersamaan.
Dengan menggunakan hanfu berwarna perak, dan di hiasi berlian berwarna biru Langit, membuat Xin Yan terlihat sangat bersinar.
Putri Mei Ling maupun Pangeran Li Wei, terpesona dengan kecantikan Xin Yan lagi dan lagi.
"wow! Ileana! Kamu tampak sangat cantik! Ah! Aku ingin menggunakan pakaian seperti mu! Kak, Ileana! Tunggu aku sebentar, aku akan cepat kembali!"ucap Putri Mei Ling buru-buru meninggalkan mereka berdua, hanya untuk mengganti gaun miliknya sama seperti Xin Yan. Karena dia sangat mengidolakan Xin Yan, apapun yang menurutnya menarik dari Xin Yan, dia akan mengikutinya.
"eh... Anak ini! Berhenti disana, jangan pergi, Mei Ling..."teriak Pangeran Li Wei merasa kesal karena Putri Mei Ling meninggalkan dia bersama dengan Xin Yan di gajebo. Ia benar-benar merasa tidak nyaman jika hanya dia dengan Xin Yan saja.
Namun terlambat, Putri Mei Ling sudah pergi jauh, ia hanya bisa menunggu adiknya bersama dengan Xin Yan di gajebo.
"haha, dia memang selalu mengikuti gayaku jika dia tertarik sesuatu, mari duduk lah sebentar Pangeran, aku rasa Putri Mei Ling akan lama, akan ku minta Tan menyiapkan minuman untukmu"ucap Xin Yan, sambil duduk di bangku gajebo tersebut.
Pangeran Li Wei yang merasa malu, ia hanya bisa dan menuruti perintahnya Xin Yan.
Beberapa menit, Tan membawa minuman dan manisan kecil untuk Xin Yan menjamu Pangeran Li Wei. Setelah Tan menghidangkan minuman, ia pun memberi hormat, dan pergi dari sama.
"silahkan dinikmati Pangeran Li Wei, sebagai rasa hormat saya menjamu Pangeran Mahkota dan ucapan terima kasih yang terlambat ku sampaikan"ucap Xin Yan sambil tersenyum hangat.
"hm, terimakasih"ucap Pangeran Li Wei dengan nada dingin tapi aslinya ia sangat malu.
"aku tidak menyangka, kita akan memiliki waktu untuk berbincang-bincang seperti ini, Pangeran ada yang ingin aku tanyakan kepadamu, apa boleh?"
"a_apa itu?" tanya Pangeran Li Wei dengan gugup, hampir membuatnya memuntahkan minumannya.
"haah"Xin Yan memulainya dengan nafas berat. "begini Pangeran, aku memiliki beberapa pertanyaan kepadamu, pertanyaan pertama, waktu kamu membelaku di hadapan Kaisa Jinxing, bahkan membuat nyawamu sendiri menjadi taruhan, apa kamu memiliki niat lain terhadapku?"
Mendengar itu, Pangeran Li Wei menatap wajah Xin Yan dengan cepat. "em? Masalah itu, saya sebenarnya hanya memiliki sedikit kepercayaan bahwa kamu bisa mengatasinya. Saya nekat melakukan hal seperti itu bukan untukmu, tapi untuk kepentingan Kekaisaran. Saya melihat tidak ada orang lain yang sepercaya diri seperti kamu, jadi saya bertaruhkan nyawa saya untuk itu."ucap Pangeran Li Wei dengan wajah datar.
Mendengar jawaban dari Pangeran Li Wei, Xin Yan, hanya tersenyum tipis dan mengangguk pelan.
"baiklah, pertanyaan kedua. Kenapa kamu belum menikah? Apakah kamu tidak kasihan dengan Putri Mei Ling, kamu membuat dirinya lama menemukan pasangan, karena harus menunggu mu, apa kamu memiliki wanita yang kamu sukai, jika kamu kesusahan aku bisa membantumu pangeran?"
"Uhuk! Uhuk!"batuk Pangeran Li Wei saat mendengar pertanyaan kedua itu.
Wajahnya seketika memerah, dan terlihat marah.
"ah pangeran? Maaf, jangan marah, saya hanya ingin membantu"ucap Xin Yan cepat.
"sa_saya..._"
"_Ileana, kakak!? aku kembali"seru Putri Mei Ling, dengan girangnya berlari menghampiri Pangeran dan Xin Yan. Membuat pembicaraan Pangeran Li Wei terhanti.
"bagaimana penampilanku sekarang?"tanya Putri Mei Ling kepada mereka berdua, saat dia sudah sampai di gajebo.
"cantik sekali..., jadi? Apa kita sudah bisa berangkat sekarang?"seru Xin Yan.
"tentu saja, ayo Ileana!"jawab Putri Mei Ling, sambil merangkul tangan Xin Yan, dan berjalan terlebih dahulu, sementara Pangeran Li Wei, berjalan di belakang mereka berdua, dengan wajah yang masih memerah.
Bersambung...
6 cangkir kopi buat author biar tambah semangat
semoga balas dendam nya lebih sadis lagi ya karena gue suka tuh Ama yg sadis sadis