NovelToon NovelToon
NERD Bertahan Hidup Di Dunia Yang Hancur Dengan Sistem Player Store

NERD Bertahan Hidup Di Dunia Yang Hancur Dengan Sistem Player Store

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Sistem / Kebangkitan pecundang / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Hari Kiamat / Evolusi dan Mutasi
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: orpmy

Gadis kutu buku tiba-tiba mendapatkan sistem play store yang menyatakan jika update bumi akan segera terjadi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon orpmy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Cacing Parasite

Eliot berteriak keras, tubuhnya kejang-kejang di atas kursi, seolah menahan rasa sakit yang luar biasa. Urat-urat di kulitnya menghitam, sesuatu tampak bergerak liar di bawah permukaannya.

Cengkeramannya pada lengan kursi begitu kuat hingga kayunya patah. Selama satu menit penuh, ia terjebak dalam penderitaan itu sebelum akhirnya tubuhnya lemas, kepalanya tertunduk tanpa daya.

Roshana menelan ludah, ragu-ragu sebelum bertanya, "A... Apa dia sudah mati?"

Tiba-tiba...

"Graur!" Eliot bangkit dengan mata sepenuhnya hitam, urat wajahnya menonjol, dan gigi-giginya berubah tajam seperti piranha.

Dengan gerakan liar, ia melompat ke arah Roshana yang duduk di seberang meja.

Refleks, Roshana menendang meja di depannya, membuat kursinya jatuh ke belakang. Berlindung di baliknya, ia meraih pisau yang disembunyikannya sejak awal.

Mata Roshana membelalak saat melihat wajah Eliot mirip zombie. Makhluk di hadapannya bukan lagi manusia yang dikenalnya.

Eliot bersiap menerkam, tetapi sebuah suara dingin menghentikannya.

"Dasar anak nakal, kembali ke tempatmu!" perintah Crow.

Nada suaranya begitu tegas hingga tubuh Eliot langsung menegang.

Tanpa perlawanan, makhluk itu kembali ke tempat duduknya seperti anak kecil yang baru saja dimarahi ibunya.

Roshana terpaku. Bagaimana bisa monster buas seperti itu patuh pada satu perintah saja?

Beberapa saat kemudian, tubuh Eliot perlahan kembali seperti semula. Warna matanya kembali normal, urat-urat hitam di wajahnya menghilang, dan kesadarannya pun pulih.

Ia menatap sekeliling dengan kebingungan. "Di mana ini?"

Namun, begitu melihat Crow, ekspresinya langsung berubah tajam.

"Kau buronan. Aku ingat ditugaskan untuk menangkapmu!" Eliot berusaha bergerak, tetapi tubuhnya seakan terikat.

"Apa yang terjadi?" Ia berusaha meronta, namun sia-sia. Selain kepalanya, ia tidak bisa menggerakkan sedikit pun anggota tubuhnya.

Crow dengan santai menyesap tehnya. "Aku memerintahkanmu untuk duduk. Itulah yang terjadi."

Eliot menatapnya tak percaya. "Bagaimana mungkin?!"

Crow meletakkan cangkirnya dengan tenang. "Aku tidak punya waktu menjelaskan. Jadi, bisakah kau diam dan simpan semua pertanyaanmu untuk nanti?"

Sekejap, Eliot kehilangan kendali atas mulutnya, dia bisa menggerakkan bibir, tidak ada suara yang keluar. Matanya menunjukkan kepanikan, tetapi tidak ada yang bisa ia lakukan selain menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya.

***

Sambil terus makan, Eliot mendengarkan pembicaraan Crow dengan Roshana.

Meskipun topik mengenai parasit cacing terdengar penting, karena tidak dapat berbicara, Eliot hanya bisa mendengarkan sambil terus menikmati makanannya.

Sementara itu, Roshana yang kelaparan terus terganggu oleh suara Eliot yang sedang makan.

"...Jadi seperti itulah, aku menghapus ingatannya tentang penyerangan sebelumnya," kata Crow.

Namun, orang yang dia ajak bicara tidak benar-benar memperhatikan.

"Eh... Apa? Oh, begitu rupanya," balas Roshana panik.

Crow tampak kesal karena penjelasannya sama sekali tidak didengarkan.

Scarlett tertawa melihat itu. "Well, ini akan menjadi sangat mudah jika kau juga mencobanya."

Scarlett mengambil sejumput cacing dari bola daging busuk. Wajah Roshana seketika berubah biru karena mual, sementara Eliot justru merasa heran pada dirinya sendiri karena tidak merasa jijik melihat hal itu.

"Ah, tidak! Aku mohon! Aku tidak memerlukan semua kekuatan itu! Aku hanya ingin menjadi manusia normal!" Roshana mencoba menolak.

Crow tertawa pelan. "Siapa yang kau coba bohongi, Nona Mery?"

Raut wajah Roshana menegang sesaat, namun dia kembali tersenyum canggung seperti sebelumnya.

"A... Apa yang kau bicarakan?"

"Tidak ada gunanya berbohong, Nona Mery Rose. Aku tahu semuanya tentangmu. Pekerjaanmu sebagai assassin dan kekecewaan yang kau rasakan karena hotel ini tidak menjadi cabang The Continental."

Mendengar perkataan Crow, senyuman canggung itu menghilang seketika. Wajah Roshana berubah dingin, penuh intimidasi. Eliot terkejut melihat manajer hotel bisa membuat ekspresi seperti itu.

Roshana hendak berbicara, namun Crow menyela. "Aku harap kau tidak bertanya bagaimana aku mendapatkan informasi itu."

Scarlett mendekatinya dengan cacing parasit di jarinya. Tidak ingin bernasib sama seperti Eliot yang dijadikan boneka, Roshana segera berniat kabur dengan melompat dari jendela.

Namun, Eliot yang mendapat perintah untuk menangkapnya segera bergerak cepat.

Roshana terkejut dengan kecepatan reaksi Eliot yang dengan mudah bisa menangkapnya.

"What the heck!?" Eliot sendiri terkejut dengan kekuatannya. Dia mengunci pergerakan Roshana di lantai.

"Sekarang tenanglah. Semakin kau memberontak, semakin lama proses penyerapannya, dan itu akan membuatmu semakin kesakitan."

Scarlett berniat memasukkan cacing ke dalam mulut Roshana. Namun, Roshana menolak membuka mulutnya, hingga akhirnya cacing-cacing itu masuk melalui hidung.

Seperti yang terjadi pada Eliot, tubuh Roshana kejang-kejang akibat efek penyesuaian parasit terhadap tubuh inangnya.

***

Dua menit berikutnya, Roshana dan Eliot duduk dengan tenang di kursi masing-masing. Mereka makan bersama dengan patuh atas perintah Crow.

"Entah karena aku kelaparan atau memang karena makanannya enak. Aku tidak bisa berhenti makan," batin Roshana.

Setelah keduanya selesai makan, Crow dan Scarlett mulai menjelaskan rencana mereka untuk menjadikan semua penghuni hotel sebagai inang cacing parasit.

"Kalian merasakannya, bukan? Kekuatan yang mengalir dalam diri kalian setelah menjadi inang parasit?" ucap Scarlett.

Keduanya tidak membantah hal itu. Kenyataan bahwa Eliot merasa lebih kuat dari yang dia ingat dan Roshana merasakan cederanya sembuh menjadi bukti nyata atas klaim Scarlett.

Tidak bisa dipungkiri bahwa parasit cacing memberikan manfaat besar.

"Namun, karena ini adalah parasit, tentu ada konsekuensinya, bukan?" tanya Roshana.

"Ya, tentu saja. Selain kebebasan kalian yang kini bisa kuatur sesukaku, kalian juga akan mudah merasa lapar," ungkap Scarlett.

"Hanya itu saja? Aku pikir tidak terlalu buruk," Eliot merasa tidak keberatan memiliki parasit di dalam tubuhnya.

Namun, Roshana berpikir sebaliknya. Dia tidak suka ketika kebebasannya diambil, apalagi dalam kondisi dunia yang kacau, di mana makanan menjadi langka.

"Tempat ini akan mengalami masalah kelangkaan makanan yang serius jika semua orang memiliki parasit yang membuat mereka mudah lapar," tegas Roshana.

Eliot menganggap alasan Roshana cukup masuk akal, lalu menyarankan agar hanya orang terpilih saja yang diberikan parasit.

Namun, Crow menolak gagasan tersebut.

"Jangan khawatir, karena kami telah merencanakannya dengan matang," ucap Scarlett.

Roshana dan Eliot saling bertatapan. Mereka hanya bisa mengikuti rencana dua gadis yang tampak mirip, namun memiliki gaya penampilan dan sifat yang sangat berbeda.

Eliot menerima perintah untuk memanggil pasukannya, yang akan bertugas membagikan makanan kepada semua penghuni hotel.

Sementara itu, Roshana diberikan senapan yang sebelumnya dibawa oleh Scarlett.

"Gunakan senjata itu untuk membasmi monster dan menjadi seorang Awakener," ujar Scarlett dengan nada tegas.

Tanpa banyak bicara, Roshana hanya menundukkan kepala sedikit, lalu berbalik dan pergi begitu saja. Dia langsung menuju ke atap untuk mulai berburu monster menggunakan sniper yang diberikan oleh Scarlett.

Setelah kedua budak pergi, Scarlett dan Crow mulai mempersiapkan makanan dan minuman yang akan diberikan pada penghuni hotel.

Scarlett kembali ke dunia Minecraft untuk membuat roti dalam jumlah besar menggunakan persediaan gandum, lalu membuat botol kaca menggunakan pasir untuk menampung air.

Sementara itu Crow berniat menambahkan jumlah clone, "Saatnya aku menjadi kakak." Crow terlihat begitu bersemangat saat hendak membuat clone baru. Harga dirinya yang tinggi tidak suka menjadi yang termuda. Dia ingin menciptakan clone lain agar posisinya dalam keluarga terangkat.

1
Nur Abidatul Lailiyah
nie mandeg lg kah ceritanya.. kayak novel2 othor sebelumnya
Sean71: kek nya iya ka😓
total 1 replies
Anna🌻
wahhh, baca bab satunya puas banget😀🥰🥰
Sean71
tumben blum up thor
Sean71
thorrr.... nanggung banget loh ini/Frown//Frown/
Sean71
hehe
Sean71
lanjut thor 😁😁😁
Excellent_098™
tumben up 3 ch sehari, semangat thor
Sean71
lanjut thor🙏🏻💪🏻💪🏻
Sean71
thanks thor dah double up hehe😅😅
Dadang Eliz
luka parah kok hanya.. nunggu modhar dl kali ya
Sean71
dah ganti cover nih,,,,, semoga bisa lebih semangat lagi up nya thor🙏🏻🙏🏻
Sean71
thor tumben up 1 bab nih
Dadang Eliz
wiiiiiih... kena kau... wkwkwkw
Sean71
tumben nih blum up, knapa ya thor🤔🤔
Sean71
thor lanjut, kepo ni mo tau bagian pas bencananya gimana tuh🤔🤔
Sean71
ceritanya bagus, pen tau nanti pas lawan zombie asli Sekar dapet kekuatan elemen kaga ya atau cuma sistem play store doang
Sean71
thor lanjut hehe
Excellent_098™
saran aja thor, lanjut aja cerita dmyth, udah banyak ch nya juga
Orpmy: nggak sabar nunggu Wira tebar benih lagi kah 🤭
total 1 replies
Excellent_098™
baru awal udah ngeri gini
Thaib X IPS 2
tolong ya jang berhenti di tengah jalan ceritanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!