Kisah dua orang sahabat Mikhail dan Ashenda yang 'laksana bayangan' antara satu dan lainnya tak bisa terpisahkan. Namun orang bijak pernah berkata, tidak akan menjadi sahabat antara laki-laki dan perempuan melainkan akan tumbuh rasa yang lain, karena telah terlanjur merasa nyaman.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yunita Karim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29. Dipanggil oleh Guru BK
Bab 29.
.
" Mister, tolong jangan paksa Ashen. Kondisi kesehatannya gak memungkinkan. Kalo bisa tolong diganti sama tugas kek atau apa gitu. Asal jangan aktivitas fisik."
Mikhail memohon kepada Mister Darren selaku guru olahraga, karena hari itu adalah ujian praktek renang.
" Mikhail ... Mikhail ... Kamu ini kok lucu. Ashen aja no komen kok malah kamu yang sibuk." Mister Darren geleng-geleng kepala, lalu memandangi wajah Mikhail dan Ashen bergantian.
" Mister apa gak liat mukanya Ashen pucet gitu. Kalo terjadi apa-apa gimana. Siapa yang mau tanggungjawab." Mikhail tak mau menyerah demi melindungi istri dan calon bayinya.
Sejenak Mister Darren memperhatikan Ashen, memastikan ucapan Mikhail barusan.
" Gak pucet kok, tetep cantik kayak biasanya." Ucap pria itu cuek. lalu mengalihkan pandangannya dari Ashen.
" Masa sih mister gak perhatiin." Mikhail berkata penuh keheranan yang diperkuat oleh Ashen dengan anggukan.
" Ini adalah ujian praktek, terakhir, gak boleh dilewatkan lagi. Ashen, kamu sanggup kan?." Mister Darren agak memaksa.
Ashen yang mulai merasakan gemetar di sekujur tubuhnya tak bereaksi ataupun menjawab pertanyaan Mister Darren. Hanya keringat dingin yang menyembul di pori-pori wajahnya.
" Shen ... Ashen ...!!! Mikhail berseru dalam kepanikan saat tubuh mungil Ashen terkulai dan nyaris tergelepok di lantai andai ia terlambat menyangga tubuh si cantik itu.
Beberapa teman nampak panik dan mendekat. Ingin membantu mengangkat tubuh Ashen yang kini tak sadarkan diri.
" Gak usah, biar gue aja.*. Mikhail menolak tawaran mereka lalu segera menggendong tubuh lemah Ashen menuju ke ruang kesehatan yang letaknya cukup jauh dari tempat di adakannya ujian praktek renang.
Mister Darren tak bisa lagi berkata-kata, ia tak menyangka. mikhail tidak sedang bercanda apalagi membual.
" Maafin saya ya, saya gak tau kalo Ashen beneran sakit." Ucap Mister Darren di kesempatan berikutnya.
" Ashen kenapa ya kayak yang sakit mulu bawaannya." Seseorang berkomentar di luar ruangan kesehatan
" Pucetnya gak kayak orang sakit kebanyakan. Udah gitu asetnya kayaknya makin gede aja." Timpal yang lain.
" Husy! Jelas dong, orang pacaran nya bebas banget gitu. Di depan publik aja mereka gak canggung, apalagi di belakang. Menang banyak tuh si bule Rusia." Ada lagi yang menyela pembicaraan lalu disambut dengan tawa gelak sebagian lainnya.
" Udah ah, gosip mulu. Yang penting mereka berdua tuh otaknya encer. Gak kayak lo. Masuk kelas Dandelion aja udah syukur banget." Seseorang justru membela pasangan muda itu.
" Tolong ya, jangan berisik. Ashen lagi istirahat." Ucap Mikhail karena siswa lain di luar sangat antusias membahas tentang mereka.
Kondisi Ashen sudah mendingan. Namun Mikhail tak bisa meninggalkannya begitu saja. Ia sengaja meminta izin kepada Mister Darren agar menunda waktu sebentar khusus bagi dirinya.
" Mikh ... Kepala gue pusing banget ..." Keluh Ashen sambil memegangi kepalanya, ia berbaring di salah satu ranjang rawat di ruang kesehatan. Sementara petugas yang berjaga sengaja membiarkan keduanya karena merasa canggung atau juga iri.
" Iya sayang. Istirahat aja ya. Semoga Mister Darren mengambil kebijakan lain tentang lo setelah ini." Bujuk Mikhail seraya menggenggam tangan Ashen yang terasa dingin.
" Tium ..." Rengek Ashen dengan manja sambil berekspresi jenaka.
Dan Mikhail tanpa mengecek kondisi sekitar langsung saja menghujani istrinya dengan ciuman-ciuman nakal. Maklum saja anak muda sedang di mabuk cinta, tanpa gunakan logika mereka suka bertindak sesuka hati tanpa hiraukan berjuta pasang mata yang melihatnya.
" Mikh, gue disuruh sama Bu Vanya manggil lo sama Ashen ke ruang konseling." Tiba-tiba saja seseorang hadir mengusik kesenangan dua sejoli itu.
" Emang ada apa ya? Perasaan gue gak ngelakuin pelanggaran apapun ..." Ucap Mikhail sembari mengingat-ingat.
" Tau deh, gue cuma nyampein pesan Bu Vanya doang. Udah ya. Gue balik."