Terlahir dari Keluarga Miskin, Aku terpaksa harus putus sekolah dan mencari nafkah untuk Adik adik adik ku dan agar bisa menyekolahkan mereka.
Nama ku Anisa, seorang Wanita Yang Cacat sejak kelahiran ku. Sebagai Anak yang paling besar, Aku harus bertanggung jawab terhadap ke Tiga Adik ku, karna memang Kami Anak Yatim Piatu.
Berkat ketekunan dan Kegigihan ku, Adik adik ku dapat ku sekolahkan dan menjadi orang yang berhasil. Tapi bagi mereka, Aku ibarat Aib! apalagi setelah mereka sudah berkeluarga. Aku sama sekali bagaikan orang asing yang hina bagi Adik adik ku yang ku perjuangkan dengan penuh pengorbanan.
Tapi Semua itu akan berlalu, Sebab Anak Tiri ku kelak akan mengangkat Drazat ku, Membahagiakan Ku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hitado S, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ujian Hidup Part 5
Hari pun berganti, Aku sendiri pagi ini cukup lama bangunnya, tak seperti biasanya, mungkin karna memang badan ku sangat kelelahan kemarin. Aku bangun sekitar jam enam pagi, bangun bersama dengan Adik Adik ku.
Hari ini Aku memang tidak berjualan karna bahan bahan Kue yang ada di rumah sudah habis, nanti baru belanja ke pasar.
Adik Adik ku juga langsung mandi, sementara Aku langsung memasak untuk makanan mereka sebelum berangkat ke sekolahnya. Beruntung masih ada sisa semalam dua Mie instan dan juga telor, jadi itu cukup lah buat pagi ini teman nasi buat makan kami ber empat.
Jarum Jam pun terus berputar, sekarang Adik Adik ku sudah berangkat ke sekolahnya, Aku juga sebentar lagi akan langsung pergi ke Pasar berbelanja bahan bahan Kue, termasuk membeli beras Lima kilo karna stok di rumah kami juga sudah habis, beruntung semalam ada Bapak yang baik hati itu yang membeli semua Kue ku dan juga malah melebihkan uangnya, kalau tidak! Mungkin kami gak bakalan bisa makan nasi dan harus makan Singkong seperti waktu dulu yang pernah kami alami saat alm Ibu ku masih ada.
Aku pun berjalan kaki ke persimpangan untuk menunggu angkot ke pasar. Akhirnya angkot pun datang dan gak sampai satu jam sampai juga du pasar. Aku langsung membeli beras dulu dan juga Ikan asin setengah kilo, ini tentu sudah cukup buat kami selama saru minggu ke depan. Sehabis itu Aku pun langsung ke Toko langganan kami untuk membeli bahan bahan kue.
"Eh Dek Nisa, mau belanja bahan kue ya?
"Hehe... Iya Bu, tapi di kurangi ya Bu jangan seperti biasa, setengah setengahnya saja"
"Loh kenapa Dek?
"Uangnya kurang soalnya Bu"
"Oh gitu, iya iya, apa gak nanti jadi bolak balik ke pasar Dek kalau belinya setengah?
"Ya mau gimana lagi Bu, uang Nisa gak cukup solanya kalau beli seperti biasa"
"Ya udah ambil saja dulu seperti biasa, nanti Ibu catat di sini kurangnya"
"Emang boleh gitu Bu?
"Buat Dek Nisa boleh lah sesekali, hehe"
"Hehe... Makasih banyak Bu, Nisa janji akan langsung bayar pas belanja lagi ke sini"
"Iya iya"
Bahan bahan Kue seperti tepung, gula pasir dan gula merah dan yang lainnya langsung di siapkan oleh karyawan Bu Hajjah, setelah itu Aku pun langsung membayarnya dan Bu Hajjah mengasih catatan sisa uang yang nanti akan kubayarkan, kemudian Aku pun langsung pulang ke rumah.
Seperti biasa keseharian ku, Aku pun langsung menyiapkan Adonan Kue, agar besok subuh tinggal mengukus saja, Adik ku Bagas juga sudah pulang dari sekolahnya dan dia iku membantu ku memotong motong daun pisang sebelum akhirnya pergi bermain bersama dengan teman temannya.
Jam pun terus berputar, Adik ku Dita dan Farhan juga sudah pulang dari sekolahnya, dan Dita pun langsung ikut membantu ku, sementara Farhan seperti biasa melakukan pekerjaannya mengisi air di Drum penampungan.
Aku pun bercerita ke mereka soal belanjaan bahan bahan Kue, di mana tadi Aku bisa mebawa bahan bahan kue sebanyak biasanya walau uang ku kurang, dan jadinya di catat oleh Bu Hajjah pemilik Toko langganan kami itu akan kekurangan uang ku.
Tak terasa sekarang sudah malam, Kami pun langsung tidur setelah Adik Adik ku selesai mengerjakan tugas sekolahnya.