Menikah di usia muda apalagi masih duduk di bangku sekolah, apakah pernikahan tersebut akan berhasil? Terlebih pasangan itu berbeda sifat, yang satu Cool dan yang satu panas suka meledak-ledak.
Tapi inilah yang terjadi pada pasangan muda Flora dan Rain. Flora terpaksa menikah dengan Rain, pria yang begitu posesif dan begitu tergila-gila padanya sejak kecil karena keluarganya jatuh miskin.
Sementara Rain, memanfaatkan hal tersebut untuk membalas perbuatan Flo yang selama ini selalu meremehkan cintanya.
Jadi bagaimana kisah rumah tangga selanjutnya Rain dan Flora? Akankah berakhir bahagia atau justru sebaliknya?
Follow aku mommy ya.
Ig : mom_tree_17
Tik Tok: Mommytree17
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 23
Setelah pengusiran yang dilakukan Rain pada Flora siang tadi, kini mereka berdua tengah duduk diruang tengah dengan saling menatap.
"Kenapa tidak jadi pergi?" Sindir Rain. Karena setelah Flo masuk ke dalam kamar, gadis itu tidak lagi keluar hingga jam makan malam tiba.
"Jangan mulai Rain!" Ketus Flo tanpa berminat meladeni sindiran pria yang berstatus sebagai suaminya itu, karena ia takut di usir kembali oleh Rain. "Ck, aku lapar sekali."
"Kau pikir aku tidak? Cepat siapkan makan malam!"
"Aku..." Flo menunjuk dirinya sendiri.
"Tentu saja, kau lupa dengan peraturannya?" Rain yang semula datar tanpa ekspresi kini menatap tajam pada gadisnya.
Flo menepuk keningnya sendiri saat teringat note panjang yang kemarin diberikan Rain, note yang berisikan apa saja yang harus dikerjakan Flora sebagai seorang istri.
"Rain kita pesan makanan saja ya, aku lelah." Bujuk Flo dengan senyuman manis, semanis madu yang penuh dengan lebah yang mematikan. Bisa membuat orang tergila-gila karena rasa manisnya, tapi juga bisa membuat orang perih dan panas jika lebah itu menyengat.
"Lelah? Memangnya apa saja yang kau kerjakan hari ini?" Rain kembali menyindir. Karena jelas-jelas Flo tidak melakukan apa pun sejak pagi, padahal seharusnya gadis itu membersihkan apartemen, menyiapkan makan pagi, siang, dan semua pekerjaan rumah tangga lainnya.
"Ish, banyak yang aku kerjakan. Em.., sekolah, push up karena dihukum olehmu, dan tadi tidur." Sahut Flo dengan tertawa tanpa dosa. Namun tawa itu terhenti saat bibirnya dikecup dengan sangat cepat. "Rain Moses!" pekiknya dengan kesal. Karena lagi-lagi Rain mencium bibirnya, padahal ia merasa tidak melakukan kesalahan.
"Cepat buatkan makan malam atau aku cium lagi! Ancam Rain.
"Sial!"
Tanpa banyak kata Flo pun bergegas lari ke dapur dari pada di cium lagi oleh Rain, sebuah ciuman yang entah mengapa akhir-akhir ini selalu membuat dadanya berdebar. Berbeda dengan dulu, Flo merasa biasa saja bahkan kesal jika Rain menciumnya. Bagaimana tidak biasa dan kesal, karena sejak berumur empat tahun Rain menciumnya meskipun hanya di pipi. Baru setelah masuk sekolah menengah pertama, pria itu mencium bibirnya dengan paksa. Ya, ciuman pertamanya di ambil paksa oleh Rain Moses.
"Andai saja ada toko jual beli suami? Aku ingin menjual Rain dan menggantinya dengan Saka." Gerutunya sembari menatap isi di dalam lemari pendingin dengan bingung. "Aku harus masak apa?"
Tak kehilangan akal Flo pun membuka ponselnya untuk melihat apa yang bisa dimasak dengan mudah, dan tentunya tutorial memasaknya.
Sementara itu Rain yang menunggu di ruang tengah, kini mulai cemas saat mendengar suara berisik dari dalam dapur serta suara Flo yang kadang berteriak, kadang memaki tidak jelas. Ditambah dengan bau gosong yang mulai tercium di ruangan.
"Sebenarnya apa yang sedang dilakukannya? Bukankah tadi aku menyuruhnya memasak?" Rain yang penasaran berjalan menuju dapur untuk melihat apa yang tengah dilakukan Flora. Betapa terkejutnya Rain saat melihat dapur bersihnya kini berantakan dan kotor. Belum lagi dengan asap yang mengepul dari wajan penggorengan yang kini terlihat hitam karena api yang begitu besar.
"Flora Arbeto!" teriak Rain setelah melihat semua kekacauan yang dilakukan Flora, sementara gadis itu sendiri sekarang entah dimana. Belum selesai rasa terkejut dan emosinya, Rain kini melihat Flora yang berlari sambil membawa gayung yang berisikan air, dan langsung menyiramkan air tersebut pada kompor yang menyala. "Flora Arbeto!" teriak Rain kembali dengan tatapan tak percaya dengan apa yang dilakukan putri seorang Boy Arbeto.
Smoga kedepannya bisa lebih berkualitas dari segi penulisan tidak hanya kuantitas saja
good job Thor 👍