Aluna adalah seorang gadis cantik dan seorang Hacker yang sangat hebat, namun ia menutupi kehebatannya itu untuk membalas dendam kepada seseorang dimasa lalunya, sampai ia bertemu dengan CEO menyebalkan yang membuat harinya berwarna, mampukah Aluna membalaskan dendam masa lalu yang telah menghancurkan hidupnya, dan juga mampukah Aluna menerima cinta pria menyebalkan yang terus mengusik harinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sabia X, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Marahnya Bu Sekar
Dengan tergesa bu Sekar menghampiri Aluna yang masih terlihat pucat, didepannya duduk Bara yang juga terkejut melihat kedatangan nyonya besarnya.
“Sayang, kenapa tidak bilang kalau kamu sakit,” ucap bu Sekar sembari memukul kepala Bara membuat pria itu langsung meringis memegangi kepalanya dan langsung berdiri sedikit menjauh memberi ruang untuk sang nyonya besar.
“Kau, tunggu pembalasanku, bilang sama Juna jangan temui lagi Luna, tak sudi aku mempunyai anak laknat seperti dia, pergi sana!” bentak bu Sekar yang emosi, Luna menyentuh punggung tangan wanita itu dengan lembut.
“Sayang apa kamu baik-baik saja, jangan maafkan anak mama, kalau perlu bunuh saja dia tidak papa mama rela, toh mama sudah punya anak perempuan yang cantik, penurut dan baik hati.” ucap bu Sekar sembari mengelus pucuk kepala Luna dengan lembut.
“Luna baik saja Ma, Mama jangan khawatir, hanya penyakit biasa saja.” Luna memamerkan giginya yang putih rapi, Bara hanya bisa mendengus pelan mendengar ucapan nyonya besarnya.
“Bara pamit nyonya.” pamit Bara yang langsung mendapat tatapan tajam dari bu Sekar.
“Ingat perkataanku tadi,”
“Baik nyonya akan saya sampaikan sesuai yang nyonya ucapkan, nuna saya permisi.” Luna hanya mengangguk ingin ketawa sebenarnya melihat wajah Bara yang pias, tak membayangkan bagaimana nanti wajah Juna yang kena amuk kedua orang tuanya.
“Maafkan anak Mama sayang, tenang saja, nanti akan Mama beri pelajaran biar kapok mulutnya itu, agar tidak menyakiti hati kamu lagi, umur saja yang banyak kelakuan seperti anak kecil, maafkan Mama yang tidak bisa mendidiknya.” Bu Ratna berkata dengan wajah sendu ia sangat kecewa dengan putranya merasa gagal membesarkan putra satu-satunya, air mata bu Ratna sudah mulai mengembang.
“Ma, jangan berkata begitu Luna baik-baik saja,” Luna memberikan senyum tipisnya bu Sekar hanya bisa menghela nafas sembari memandang calon mantu idamannya, karena ia yakin Luna sedang tidak baik-baik saja.
“Baiklah Mama percaya, tapi tolong jangan marah sama kami, kamu hanya boleh marah sama anak sialan itu, tapi tidak boleh marah sama Mama, Mama tidak bisa kalau kamu mau ninggalin Mama bahkan kalau sampai tidak mau bertemu kami lagi, kamu sudah Mama anggap sebagai putri Mama, Mama sudah terlanjur suka dan srek, gak boleh nolak,” pinta bu Sekar tak mau mendapat penolakan karna sudah terlanjur sayang dengan Luna, Luna tersenyum ia sendiri juga tak mau kehilangan sosok bu Sekar yang begitu ramah, perhatian dan dengan tulus menyainginya walau mereka baru saja mengenal, Luna mendapat sosok Ibu di diri bu Sekar.
“Luna sayang sama Mama, mana mungkin Luna melakukan itu Ma, selamanya Luna akan menjadi putri Mama,” mendengar itu senyum bu Sekar langsung terkembang hatinya langsung terasa adem mendengar jawaban dari Luna.
“Makasih sayang, Mama tadi bawa buah, Mama kupaskan dulu.” Bu Sekar langsung berdiri dari duduknya.
“Ma, tidak usah repot,” Luna mencegah tidak mau terlalu merepotkan wanita yang sudah ia panggil mama itu, namun bu Sekar dengan tegas menyuruh Luna diam saja dan nurut dengan telaten bu sekar merawat Luna hari itu bahkan ngeyel tidak mau pulang, mau merawat Luna sampai sembuh ucapnya dengan binar bahagia, membuat Luna hanya bisa pasrah.
Sementara di ruangan sebuah kantor diatas gedung mewah itu, pria dengan setelan jas rapi tersenyum senang karna yang ia tunggu sudah datang.
“Mari silahkan duduk” pria itu mempersilahkan dua orang pemuda yang masih terbilang muda untuk duduk.
“Terimakasih tuan Logan, anda sangat baik.” ucap seorang pria itu dengan senyum cueknya.
“Saya suka gaya anda, tapi jangan sampai gaya dan kemampuan anda tidak seimbang,” sindir Logan dengan angkuh, membuat pria itu hanya tersenyum dingin.
“Jangan khawatir tuan, bahkan saya bisa menyingkap skandal yang tuan sembunyikan kalau saya mau.” ucapan pria itu seketika langsung membungkam keangkuhan Logan, ia pun langsung tertawa.
“Saya sangat suka dengan orang yang percaya diri seperti anda tuan Leo, semoga anda tidak mengecewakan saya, akan saya kasih semua data musuh-musuh saya yang harus anda tuntaskan, kalau kinerja anda memuaskan akan saya tambah bonus anda, pria bernama Leo itu hanya mendecih.
“Tidak perlu repot tuan Logan, saya menerima permintaan anda karna saya ingin melihat kemampuan orang yang anda bilang sangat ahli itu, jangan-jangan ia juga musuh atau rival yang selama ini saya cari, untuk menuntaskan rasa penasaran saya untuk mengalahkannya, saya akan sangat senang bila ternyata yang saya hadapi benar-benar orang yang saya harapkan,” pria itu berkata dengan suara datar.
“Ya terserah kamu saja, yang penting perusahaan itu segara jatuh, dan cepatlah kalian bekerja, hahaha..” Logan tertawa dengan senang karena mendapat sekutu yang satu frekuensi, Leo hanya memasang wajah datar tak menanggapi, dan mengajak sahabatnya untuk pergi dari sana setelah apa yang ia butuhkan telah ada ditangannya.
Sementara Juna dengan ragu membuka pintu ruangan dimana Luna dirawat, ia sudah diberitahu perihal mamanya yang berada di rumah sakit dan merawat sang kekasih, ia tekadkan untuk datang walau Bara sudah memberitahu apa yang mama nya amanah kan, lebih baik digebuki sang mama dari pada tidak dapat maaf dari kedua wanita yang sangat ia sayangi.
“Ma..” belum selesai ucapan untuk memanggil sang mama tas branded itu sudah melayang kearahnya.
“Waduuh..,” Juna tak sanggup mengelak dan tas itu dengan empuk mendarat di kepalanya Juna meringis kesakitan memegang dahinya.
“Ngapain kamu kesini anak laknat tidak ada yang menerimamu, pergi, dasar tidak tahu malu.” bentak Bu Sekar.
“Ma, Juna tidak bermaksud begitu, semua demi kebaikan Luna, aku tidak mau ya pria sinting itu bikin masalah dengan kekasih aku,”
“Tapi tidak gitu juga caranya Arjuna, kapan sih kamu itu dewasanya, selalu saja bikin masalah, kamu mikir gak, jangankan Luna Mama yang denger saja kecewa bahkan sakit hati, dasar, kamu itu anak yang menyebalkan,” belum puas bu Sekar masih memukuli tubuh Juna dengan gemas, Juna hanya diam dan pasrah sembari melirik kearah pujaan hati yang hanya diam tak bersuara melihat ibu dan anak yang bertengkar, Juna lebih memilih Luna ngomel, menyentil dan melakukan apa aja kepadanya dari pada hanya didiamkan saja seperti saat ini.
“Ma..” panggil Luna seketika menghentikan bu Sekar memukuli putra satu-satunya tak tega juga Luna melihat Juna diperlakukan seperti itu hanya demi membelanya.
“Ya, sayang, ada apa,” bu Sekar langsung menghampiri Luna dengan senyum lembutnya.
“Jangan marah-marah, dia putra Mama, Luna jadi tidak enak, Luna baik saja,” bu Sekar tersenyum dan mengusap pucuk kepala Luna lembut.
“Walau dia putra mama kalau dia bersalah, tetap harus diomeli dan diberi pelajaran, biar tahu mana yang salah dan mana yang benar, kamu gak usah khawatir, kamu putri Mama tidak ada yang boleh menyakitimu, kamu dengar itu Juna!”
“Iya Ma, Juna tahu Juna salah maafkan Juna tidak akan terulang lagi Juna janji.” ucap Juna lantang dan penuh keyakinan.
“Bagus, Mama akan menemui papa sebentar, kamu jaga Luna, jangan sampai sedikit pun lecet,” perintah bu Sekar yang sebenarnya hanya membuat alasan saja supaya mereka bisa berdua dan menyelesaikan masalahnya agar tidak ada ke salah pahaman lagi.
“Siap Ma, dengan senang hati akan menjaga dan mencintai sepenuh hati,” ucap Juna.
“Ya sudah sayang Mama pergi dulu, bilang kalau putra mama nakal sama kamu,” Luna hanya mengangguk sebelum pergi bu Sekar mencium pucuk kepala Luna penuh sayang dan meninggalkan mereka, suasana menjadi canggung.
ceritanya..
ini masa ketembak lsg ambruk pdhal ga ngenai vital.