Juara 2 YAAW 2024, kategori cinta manis.
Datang ke rumah sahabatnya malah membuat Jeni merasakan kekesalan yang luar biasa, karena ayah dari sahabatnya itu malah mengejar-ngejar dirinya dan meminta dirinya untuk menjadi istrinya.
"Menikahlah denganku, Jeni. Aku jamin kamu pasti akan bahagia."
"Idih! Nggak mau, Om. Jauh-jauh sana, aku masih suka yang muda!"
Akan seperti apa jadinya hubungan Jeni dan juga Josua?
Skuy pantengin kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cucu@suliani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Come on, Mommy!
Juliette menatap wajah ayahnya dan juga sahabatnya dengan tatapan sengit, sungguh dia merasa kesal kepada keduanya. Karena selama satu bulan ini keduanya selalu saja pergi tanpa dirinya.
Setiap kali Juliette pulang kuliah dan ingin menemui Jeni, selalu saja wanita itu sedang pergi bersama dengan ayahnya. Bagaimana bisa dia tidak marah kepada kedua orang yang dia sayangi itu.
Awalnya Juliette hanya diam saja, dia tidak pernah melayangkan protesnya kepada ayah dan juga sahabatnya itu. Namun, lama kelamaan Juliette merasa kesal juga.
"Bagus, ya! Setelah Jeni menerima cinta Daddy, kalian jadi melupakan aku. Kalian jahat! Setiap kali hanya pergi berdua saja, aku ngga pernah diajak!"
Josua dan juga Jeni tersentak kaget mendengar apa yang dikatakan oleh Juliette, karena keduanya memang hanya sering pergi berduaan saja.
Jeni dan juga Josua yang sedang dimabuk cinta seolah tidak ingat akan orang lain, keduanya sibuk mempersiapkan diri untuk melaksanakan acara pernikahan mereka.
"Juli, aku minta maaf. Aku ngga niat ngelupain kamu kok, tapi emang kita lagi sibuk nyiapin acara pernikahan kita," ujar Jeni dengan penuh rasa penyesalan.
Juliette yang mendengar penjelasan dari Jeni langsung memalingkan wajahnya, gadis itu bahkan langsung melipatkan kedua tangannya di dadanya.
"Tuh, kan! Bahkan kalian sudah mempersiapkan acara pernikahan tapi tidak melibatkan aku di dalamnya," ujar Juliette dengan kecewa.
Jeni tahu jika sahabatnya itu sedang marah kepada dirinya, dengan cepat dia menghampiri sahabatnya itu dan memeluknya dengan begitu erat.
"Maaf, Juli. Gue, ehm! Aku minta maaf, lagian untuk urusan persiapan pernikahan sudah selesai. Aku pastinya akan lebih banyak menghabiskan waktu untuk bisa bersama dengan kamu," ujar Jeni.
Juliette nampak menghela napas panjang, lalu dia menolehkan wajahnya ke arah Jeni. Wanita itu nampak luluh, bahkan Juliette langsung membalas pelukan dari sahabatnya.
"Jangan cuma bokap doang yang disayang dan diperhatikan, Juli juga mau."
Jeni tersenyum melihat sikap sahabatnya yang tiba-tiba saja berubah manja, entah kenapa dia merasa sangat suka. Juliette nampak seperti anak kecil yang begitu menggemaskan.
"Uluh-uluh, maaf. Sekarang kamu mau apa, Jeni pasti turutin," ujar Jeni seraya mengusap-usap punggung sahabatnya itu.
"Mau nyalon bareng," jawab Juliette. Gadis itu lalu menolehkan wajahnya ke arah Josua. "Boleh aku pinjem calon mommy-ku, Dad?"
Josua langsung tersenyum seraya menganggukan kepalanya. "Boleh, pergilah!"
Juliette nampak senang, dia dengan cepat mengurai pelukannya dengan sahabatnya. Lalu, gadis itu melompat ke dalam pelukan ayahnya. Beruntung Josua sangat sigap, jika tidak pasti Josua dan juga Juliette akan jatuh berdua.
"Pergilah, hati-hati. Oiya, Sayang. Untuk pernikahan Dad dan Jeni akan dilaksanakan bulan depan, biar pas sama liburan semester."
"Oke, Dad. Juli setuju, di mana nikahannya?"
"Di Villa keluarga kita, cepat pergi sana. Takutnya nanti malah keburu sore," ujar Josua.
Juliette tersenyum penuh kebahagiaan mendengar apa yang dikatakan oleh Josua, karena sebentar lagi dia resmi akan memiliki seorang ibu. Walaupun hanya ibu sambung, tetapi Juliette yakin jika Jeni pasti bisa menyayangi dirinya.
"Yes, Daddy. Come on, Mommy!" teriak Juliette yang langsung menghampiri Jeni.
Jeni sampai tersedak ludahnya sendiri ketika Juliette memanggil dirinya dengan sebutan mommy, sedangkan Josua langsung tertawa.
"Tunggu sebentar, Sayang."
Josua mengambil dompetnya dari saku celananya, lalu pria itu mengambil kartu hitam miliknya dan memberikannya kepada Jeni.
"Pakailah ini untuk bersenang-senang," ujar Josua.
"Tapi, Om. Kita belum nikah, aku belum wajib untuk dinafkahi," ujar Jeni tidak enak hati.
"Tapi sebentar lagi kamu akan menjadi istriku, jadi... pakailah!" ujar Josua.
"Udah nggak usah malu-malu, ambil, Mom. Kita keruk uang Daddy untuk bersenang-senang," ucap Juliette dengan penuh semangat.
"Baiklah, ayo kita pergi." Jeni mengambil kartu hitam itu dari tangan Josua.
Setelah itu, keduanya langsung pergi menuju salon kecantikan diantar oleh sopir dan juga pengawal. Karena Josua tidak ingin terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan terhadap kedua bidadari cantiknya.
"Sepertinya aku tidak salah memilih Jeni untuk dijadikan istri, karena mereka sangat akur."