Nadia merupakan cewek cupu yang sering menjadi korban bullying. Hingga akhirnya ia harus meregang nyawa di toilet sekolah.
Namun tiba-tiba matanya kembali terbuka dengan jiwa yang berbeda.
Aurora merupakan seorang ketua mafia yang terkenal sadis dan kejam. Namun dia harus meregang nyawa ditangan anak buahnya sendiri.
Betapa kagetnya Aurora saat menyadari jika jiwanya telah berpindah pada sosok gadis lemah dan cupu.
Sebuah ingatan masuk kedalam memorinya. Tangannya terkepal begitu melihat penderitaan tubuh yang ia tempati.
Dia berjanji akan membalas semua penderitaan yang dialami oleh pemilik tubuh.
Siapakah sebenarnya Nadia?
Bagaimana Aurora membalas semua perbuatan orang-orang yang sudah membuat Nadia menderita?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurul Senggrong, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
....
Nadia menghampiri Shaka yang sedang menatap puing-puing rumah yang sudah hancur. Dia merasa bersalah karena melibatkan lelaki tersebut.
"Mas..." panggil Nadia membuat lelaki itu menoleh kearahnya.
"Kenapa kamu ada disini?"
Shaka memang menceritakan kondisi bangunannya. Namun dia tidak berharap jika gadis akan langsung menyusulnya. Dia pikir gadis itu masih berada di sekolah.
"Tentu saja. Bagaimana aku bisa tenang mendengar kekacauan seperti ini?"
"Maaf sepertinya wanita itu sudah ada yang menyelamatkan."
"Seharusnya aku lah yang harus minta maaf. Kalau bukan karena meminta wanita itu diamankan, mungkin tidak akan ada kejadian seperti ini."
"Apakah kamu tahu siapa mereka?"
"The Lion King," jawab Nadia jujur. Dia tidak mungkin merahasianya. Apalagi dia yakin jika Shaka akan menjadi target mereka selain dirinya.
Deg!
Shaka menatap Nadia yang juga sedang menatap kearahnya. Dia ingin melihat kebohongan dari ucapannya. Namun hanya ada kebenaran yang dapat ia lihat.
"Kamu harus menceritakan semuanya padaku!"
"Tentu."
Shaka harus memenuhi panggilan dari pihak kepolisian terkait hal tersebut. Selain itu Shaka juga harus berurusan dengan anggota keluarga dari anak buahnya yang menjadi korban.
Sedangkan Laura dan kedua anak buahnya telah berhasil diselamatkan. Saat ini mereka sudah berada dalam rumah mewah Laura.
"Thanks Dad," ucap Laura.
"Jangan berterima kasih sayang. Melihat kamu selamat saja, Daddy sudah senang. Tidak bisa Daddy bayangkan jika sampai terjadi sesuatu padamu."
"Daddy harus berjanji untuk membalas mereka."
"Tentu saja Sayang. Siapapun tidak akan selamat karena telah berani berurusan dengan putri kesayangan Daddy."
"Memangnya Daddy tahu siapa mereka?"
"Apa sih yang tidak bisa Daddy lakukan. Bukankah orang yang mengurung kamu itu Arshaka. Entah apa yang sudah kamu lakukan pada pemuda itu. Jangan bilang kalau lelaki itu salah satu brondongmu?" tebak Marchel dengan senyum menggoda.
"Diw hanya lelaki pendukung Dad. Namun yang membuat Laura begini saudara kembar Rara."
"Kok bisa?"
Akhirnya Laura menceritakan semuanya. Tidak ada yang ia tutupi. Hal itu membuat Marchel tercengang. Marchel tidak menyangka jika semuanya berawal dari tindakan sang putri sendiri.
Marchel tak habis pikir dengan jalan pikir Laura. Kenapa gadis itu masih saja mengejar lelaki yang bahkan tidak meliriknya.
Dia bahkan sudah melakukan hal yang sangat kejam demi menyenangkan hati putrinya. Namun saat ini putrinya kembali berulah.
"Apa tidak ada lelaki lain yang kamu suka?"
"Apa maksud Daddy?"
"Ingat Laura. Ini sudah hampir dua puluh tahun kamu memisahkan lelaki itu dengan istrinya. Bahkan lelaki itu tidak mengetahui jika dia memiliki anak lain. Hingga nafas terakhirnya Rara tidak mengetahui jika dia bukan putri kandung kakakmu. Apa lagi yang kamu inginkan? "
Mendengar ucapan Daddynya bukannya merasa bersalah, namun gadis itu malah memarahi Daddynya.
"Apa Daddy sudah tidak menyayangiku lagi?"
"Apa semua yang sudah Daddy lakukan, belum cukup untuk menunjukan kasih sayang daddy untukmu?" tanya Marchel dengan getir. Dia merasa kecewa karena putrinya meragukan kasih sayangnya.
"Maaf Dad. Tapi Laura tidak mau mundur lagi. Laura akan melakukan apapun agar Wahyu menikahiku. Bahkan jika harus membunuh kedua anaknya."
Deg!
"Jangan menatap Laura seperti itu Dad. Jangan lupa jika Daddy mantan ketua mafia. Entah sudah berapa nyawa yang sudah Daddy bunuh,"sindir Laura dengan telak.
Marchel tidak mengelak sindiran sang putri. Entah berapa nyawa yang sudah ia bunuh. Bahkan untuk menyelamatkan nyawa putrinya, dia harus membunuh banyak orang.
"Terserah apapun yang kamu inginkan. Daddy hanya berharap yang terbaik untukmu."
Setelah itu Marchel keluar dari kamar Laura. Entah kenapa saat ini Ia mengingat putra satu-satunya. Dia tidak bisa bayangkan apa yang akan dilakukan putra jika mengetahui apa yang sudah dilakukan oleh adik tirinya.
Yang tidak diketahui oleh Marchel, kini Lionel susah berada di Indonesia. Dia bertindak dengan cepat. Tidak ingin kecolongan untuk kesekian kalinya.
Bella pun ikut bersamanya. Keadaannya sudah pulih total. Dia juga mahir menggunakan senjata.
Bella belum mengungkap secara langsung identitasnya. Saat ini Ia menggunakan topeng untuk menutupi wajahnya.
Kini Nadia tidak lagi bersikap santai seperti sebelumnya. Dia pikir saat hidup di tubuh Nadia, dia sudah lepas dari dunia mafia. Namun dugaannya salah.
Kini Nadia berada di ruang kerja Arshaka. Bukan hanya Nadia saja yang ada diruangan itu. Ada juga Arman dan Abimanyu.
Nadia menceritakan tentang the Lion pada ketiga orang itu.
"Sekarang ceritakan!"
"Sebenarnya Laura merupakan putri dari mantan ketua The Lion king," ucap Nadia dengan serius.
Deg!
"Kamu jangan main-main!" ucap Shaka memberi peringatan. Abimanyu sendiri menatap Nadia dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Bos tahukah keahlian ku?" tanya Nadia dengan serius. Bahkan panggilan untuk Shaka sampai berganti.
"Kenapa dia sampai ingin menculikmu?"
"Cinta."
"Jangan bilang tante-tante itu menculikmu karena ingin menikahimu?" ucap Shaka shock.
"Ya nggak gitu juga dong bos."
"Apa karena Laura mencintai ayahmu?" tanya tuan Abimanyu yang sedari tadi hanya diam memperhatikan.
"Ternyata Om Abi lebih pintar dari anda Bos," sindir Nadia yang membuat Shaka mendelik tak terima.
"Siapa suruh kamu tidak menjelaskannya,"bantah Shaka tak terima.
"Terserah deh bos. Tapi yang jelas Laura memang mencintai ayahku, bahkan sejak aku belum dilahirkan."
"Kalau memang Laura mencintai ayah kamu, bukankah seharusnya melakukan pendekatan. Kenapa malah menculikmu?" tanya tuan Abimanyu penasaran. Merasa jika tindakan Laura tidak masuk akal.
"Mungkin karena sudah tidak punya cara lain untuk menaklukkan hati ayahku."
"Aku masih nggak percaya kalau Laura menyukai tuan Wahyu."
"Apa anda tahu apa yang ia katakan saat aku diculik?"
Ketiga lelaki yang berada di ruangan itu semua menggelengkan kepalanya. Bagaimana mungkin mereka tahu jika tidak ada disana.
"Sebenarnya Laura sudah membunuh saudara kembar ku."
Deg!
"Aurora?" tanya Shaka tiba-tiba.
"Bagaimana Bos tahu?"
"Jadi benar kalau Aurora itu saudara kembar kamu?"
"Katanya sih begitu. Aku kan belum pernah bertemu dengannya,"jawab Nadia.
"Sebentar... Kok bos tahu nama saudara kembar aku? Bukankah aku belum menyebutkan namanya?" tanya Nadia heran.
"Karena aku pernah bertemu dengannya. Bahkan saat pertemuan pertama kita waktu itu, aku sempat berfikir jika kamu Aurora."
Mereka terus berbincang hingga malam hari. Mereka mencari jalan keluar.
Nadia menghapus semua jejaknya selama seminggu belakangan. Dia tidak ingin rumahnya diketahui oleh pihak musuh.